Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Suku Bugis, dari Asal Usul hingga Tradisi

Kompas.com, 6 Februari 2024, 22:46 WIB
Puspasari Setyaningrum

Editor

KOMPAS.com - Suku Bugis salah satu suku bangsa yang menghuni Pulau Sulawesi, sekaligus menjadi sebagai salah satu suku terbesar yang mendiami wilayah Sulawesi Selatan.

Suku ini tersebar di beberapa wilayah, antara lain Kabupaten Bone, Sinjai, Sidrap, Pinrang, Barru, Pare-Pare, Bulukumba, Sopeng, Wajo, dan Luwu.

Daerah peralihan antara Bugis dengan Makassar ada di wilayah Bulukumba, Sinjai, Maros, Pangkajene Kepulauan, sementara daerah peralihan Bugis dengan Mandar adalah Kabupaten Polmas dan Pinrang.

Baca juga: Mengenal 10 Suku di Sulawesi, dari Suku Bugis hingga Suku Talaud

Suku Bugis sendiri merupakan suku yang tergolong ke dalam suku-suku Deutero Melayu atau Melayu Muda, yaitu populasi yang bermigrasi pada gelombang kedua dari dataran Dongson di Vietnam Utara.

Sebagai suku yang dikenal sebagai pelaut andal, Suku Bugis dikenal piawai mengarungi samudera dengan sebuah perahu legendaris yang bernama perahu pinisi.

Baca juga: Uang Panai dalam Pernikahan Suku Bugis, dari Status Sosial hingga Kehormatan Mempelai Wanita

Asal-usul dan Sejarah Suku Bugis

Dilansir dari laman Gramedia, kedatangan Suku Bugis pertama kali ke Nusantara terjadi setelah gelombang migrasi pertama dari daratan Asia, tepatnya dari Yunan.

Terkait sejarahnya, nama Bugis berasal dari kata To Ugi yang dalam bahasa setempat berarti orang Bugis.

Baca juga: Mengetahui Asal Suku Bugis, Pelaut Handal dari Sulawesi Selatan

Hal ini kemudian terkait erat dengan asal-usul dan sejarah Suku Bugis itu sendiri.

Sesuai asal penamaaanya, kata “ugi” merujuk kepada raja pertama kerajaan Cina yang terdapat di Pammana atau Kabupaten Wajo saat ini, yaitu La Sattumpugi.

La Sattumpugi adalah ayah dari We Cudai dan bersaudara dengan Batara Lattu, ayah dari Sawerigading.

Sawerigading adalah suami dari We Cudai dan melahirkan beberapa anak, termasuk La Galigo yang membuat karya sastra terbesar di dunia dalam bahasa Bugis kuno.

Lontara tersebut kemudian menjadi simbol budaya Suku Bugis yang diwariskan dari masyarakat terdahulu ke masyarakat masa berikutnya.

Sementara itu, rakyat La Sattumpugi memberi nama mereka merujuk kepada sang raja dengan menjuluki dirinya sebagai “To Ugi” atau orang-orang pengikut dari La Sattumpugi.

Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kota Makassar menampikan parade baju bodo bugis modern saat Pawai Karnaval yang menjadi salah satu rangkaian Expo Dekranasda Sulawesi Selatan 2023, di Kawasan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Callaccu Sengkang, Kabupaten Wajo, Rabu (9/8/2023).DOK. Pemkot Makassar Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kota Makassar menampikan parade baju bodo bugis modern saat Pawai Karnaval yang menjadi salah satu rangkaian Expo Dekranasda Sulawesi Selatan 2023, di Kawasan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Callaccu Sengkang, Kabupaten Wajo, Rabu (9/8/2023).

Ciri Khas Suku Bugis

Sejak zaman nenek moyang, masyarakat Suku Bugis telah mengembangkan beberapa ciri yang membedakan mereka dengan suku lain.

Dari segi kepercayaan, Suku Bugis sudah memiliki sistem kepercayaan sendiri sebelum agama berkembang di nusantara.

Salah satunya dapat dilihat dari keberadaan Bissu yang merupakan tokoh spiritual yang dianggap sakral oleh masyarakat Bugis karena dipercaya sebagai orang suci yang menjadi penghubung antara manusia dan pencipta.

Setelah pengaruh agama masuk, sebagian besar masyarakat Suku Bugis kemudian menganut agama Islam hingga saat ini.

Dari segi bahasa, Bahasa Bugis menjadi salah satu bahasa daerah dengan jumlah penutur besar dan sampai saat ini masih digunakan sebagai alat komunikasi oleh masyarakat Bugis.

Sementara sistem kekerabatan Suku Bugis menganut sistem parental, atau mengikuti lingkungan dari garis keturunan kedua orang tuanya.

Halaman:


Terkini Lainnya
Modus Penyelundupan Obat-obatan Daftar G Asal Surabaya ke Makassar
Modus Penyelundupan Obat-obatan Daftar G Asal Surabaya ke Makassar
Makassar
2.486 Pekerja Menganggur, PHK di Sulsel Nomor 6 Se-Indonesia: Industri Nikel Lesu?
2.486 Pekerja Menganggur, PHK di Sulsel Nomor 6 Se-Indonesia: Industri Nikel Lesu?
Makassar
Kejati Sulsel Selamatkan Kerugian Negara Rp 36,6 Miliar dari Kasus Korupsi Sepanjang 2025
Kejati Sulsel Selamatkan Kerugian Negara Rp 36,6 Miliar dari Kasus Korupsi Sepanjang 2025
Makassar
Menhan Sjafrie Ungkap 80 Persen Timah Indonesia Dibawa ke Luar Negeri Tanpa Pajak
Menhan Sjafrie Ungkap 80 Persen Timah Indonesia Dibawa ke Luar Negeri Tanpa Pajak
Makassar
Culik Dan Cabuli Bocah 10 Tahun, Residivis Di Gowa Ditembak Polisi
Culik Dan Cabuli Bocah 10 Tahun, Residivis Di Gowa Ditembak Polisi
Makassar
Menhan Sjafrie Soroti Bencana Sumatera-Aceh: Hutan Lindung Tak Dijaga, Perlu Militer Kuat
Menhan Sjafrie Soroti Bencana Sumatera-Aceh: Hutan Lindung Tak Dijaga, Perlu Militer Kuat
Makassar
Skandal Perselingkuhan Pejabat DPRD di Sulsel Mencuat dari Video Mantan Suami, PKB dan BK Bergerak
Skandal Perselingkuhan Pejabat DPRD di Sulsel Mencuat dari Video Mantan Suami, PKB dan BK Bergerak
Makassar
Realisasi Investasi Makassar Triwulan III 2025 Capai Rp 4 Triliun
Realisasi Investasi Makassar Triwulan III 2025 Capai Rp 4 Triliun
Makassar
Inggris Bantu Makassar Rancang Stadion hingga Integrasi Transportasi
Inggris Bantu Makassar Rancang Stadion hingga Integrasi Transportasi
Makassar
Sengketa Lahan 16 Hektar di Makassar Memanas, PT Hadji Kalla Siapkan Laporan Pemalsuan Dokumen
Sengketa Lahan 16 Hektar di Makassar Memanas, PT Hadji Kalla Siapkan Laporan Pemalsuan Dokumen
Makassar
GMTD Gugat PT Hadji Kalla Imbas Konflik Lahan, Sidang Perdana Dijadwalkan 9 Desember
GMTD Gugat PT Hadji Kalla Imbas Konflik Lahan, Sidang Perdana Dijadwalkan 9 Desember
Makassar
Viral Pria di Gowa Diseret Rombongan Pemotor, Diduga Pelaku Pemerkosaan
Viral Pria di Gowa Diseret Rombongan Pemotor, Diduga Pelaku Pemerkosaan
Makassar
Sekda Sulsel Ingatkan Kepala Sekolah: Jika Tak Mampu Jadi Manajer Talenta Global, Kembali Jadi Guru
Sekda Sulsel Ingatkan Kepala Sekolah: Jika Tak Mampu Jadi Manajer Talenta Global, Kembali Jadi Guru
Makassar
2 Nelayan Tersambar Petir di Perairan Makassar, Satu Tewas, Satu Kritis
2 Nelayan Tersambar Petir di Perairan Makassar, Satu Tewas, Satu Kritis
Makassar
Polemik PBNU, Cak Imin: Kelakuan PBNU Kecewakan Masyarakat NU
Polemik PBNU, Cak Imin: Kelakuan PBNU Kecewakan Masyarakat NU
Makassar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau