Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Mappatoppo, Tradisi Wisuda Haji yang Dilakukan Masyarakat Bugis-Makassar

Kompas.com - 17/07/2023, 18:01 WIB
Puspasari Setyaningrum

Editor

KOMPAS.com - Ada banyak tradisi yang dilakukan masyarakat dalam menyambut jamaah haji yang baru pulang beribadah di Tanah Suci, salah satunya Mappatoppo.

Mappatoppo yang juga dikenal sebagai wisuda haji ini adalah tradisi masyarakat Bugis-Makassar dalam menyambut keluarga yang baru pulang setelah menunaikan ibadah haji.

Dalam pelaksanaan tradisi Mappatoppo, jamaah haji laki-laki akan diberi peci atau surban untuk dikenakan, sementara jamaah haji perempuan akan mengenakan cipo-cipo atau kerudung.

Baca juga: Cerita Suparman Habiskan Rp 628 Juta untuk Naik Haji, Dapat Pengalaman Kurang Menyenangkan

Tradisi ini biasanya diselenggarakan di kediaman jemaah haji, masjid, atau aula dengan mengundang keluarga dan masyarakat setempat.

Rangkaian tradisi ini diwarnai dengan kegiatan seperti pengajian, pembacaan doa, ceramah agama, ucapan selamat, hiburan, dan makan bersama.

Baca juga: Penyebab Kericuhan di Bandara Makassar, Petugas Avsec Ditendang Penjemput Jemaah Haji

Dilansir dari laman nu.or.id, makna tradisi Mappatoppo menjadi simbol transformasi seseorang dari sebelum haji menjadi haji dengan telah menyempurnakan rukun Islam.

Hal ini mengandung harapan supaya seseorang yang telah menjalankan rukun Islam yang kelima ini bisa lebih baik lagi di masa-masa yang akan datang.

Baca juga: MUI Sulsel Sesalkan Jemaah Haji Pamer Emas Usai dari Pulang Tanah Suci

Sementara dilansir dari laman malut.kemenag.go.id, Mappatoppo adalah bentuk rasa syukur atas suksesnya seluruh rangkaian ibadah haji. Rasa syukur dipanjatkan karena ibadah haji adalah bagian dari kehendak Allah SWT.

Selain itu, Mappatoppo menjadi bagian dari upaya menguatkan dan melestarikan haji mabrur yang dikukuhkan dan disaksikan seluruh masyarakat yang hadir.

Tak pelak tradisi Mappatoppo ini memberi makna tersendiri bagi seseorang yang telah sukses beribadah haji.

Terkait tradisi ini Kakanwil Kementrian Agama Propinsi Maluku Utara, H. Sarbin Sehe melalui pesan WhatsAppnya pada 14 Juli 2022 mengatakan bahwa tradisi yang diselenggarakan ini mungkin tidak ditemukan jika diteliti dalam ilmu manasik.

H. Sarbin juga menjelaskan bahwa Mappatoppo merupakan kearifan lokal yang memiliki nilai religius sekaligus menguatkan nilai agama.

"Inilah budaya, sepanjang tidak bertentangan dengan ajaran agama, maka tidak perlu dipertentangkan, sebaliknya harus saling menguatkan," jelasnya.

Sumber:
nu.or.id   
malut.kemenag.go.id  

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Diduga Cekcok dengan Istri, Pria di Makassar Bakar Rumah Mertuanya

Diduga Cekcok dengan Istri, Pria di Makassar Bakar Rumah Mertuanya

Makassar
Seluruh Korban Longsor di Buntao Toraja Utara Ditemukan, Basarnas Tutup Pencarian

Seluruh Korban Longsor di Buntao Toraja Utara Ditemukan, Basarnas Tutup Pencarian

Makassar
Satu Korban Longsor di Toraja Utara Ditemukan Tewas

Satu Korban Longsor di Toraja Utara Ditemukan Tewas

Makassar
Longsor Terjang Toraja Utara, 8 Orang Tertimbun Saat Hendak ke Acara Rambu Solo’

Longsor Terjang Toraja Utara, 8 Orang Tertimbun Saat Hendak ke Acara Rambu Solo’

Makassar
Prakiraan Cuaca Makassar Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Makassar Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Makassar
Viral, Video 2 Bocah di Makassar Berbuat Asusila di Area Perkuburan

Viral, Video 2 Bocah di Makassar Berbuat Asusila di Area Perkuburan

Makassar
Video Viral Perempuan Ngamuk Ludahi Petugas Dishub Saat Mobilnya Digembok

Video Viral Perempuan Ngamuk Ludahi Petugas Dishub Saat Mobilnya Digembok

Makassar
Kejari Palopo Tetapkan 2 Tersangka Pengadaan Mobil Bodong Dinas Lingkungan Hidup

Kejari Palopo Tetapkan 2 Tersangka Pengadaan Mobil Bodong Dinas Lingkungan Hidup

Makassar
Bukan Habitatnya, BKSDA Evakuasi Penyu dari Kolam Kotamara Baubau

Bukan Habitatnya, BKSDA Evakuasi Penyu dari Kolam Kotamara Baubau

Makassar
3 Hari Dilanda Banjir, 129 Rumah Terendam di Kecamatan Baebunta Luwu Utara

3 Hari Dilanda Banjir, 129 Rumah Terendam di Kecamatan Baebunta Luwu Utara

Makassar
Sopir Truk Ditemukan Tak Bernyawa di Pelabuhan Ferry Baubau, Polisi: Ada Riwayat Stroke

Sopir Truk Ditemukan Tak Bernyawa di Pelabuhan Ferry Baubau, Polisi: Ada Riwayat Stroke

Makassar
Prakiraan Cuaca Makassar Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Makassar Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Makassar
Warga Makassar Temukan Kardus Berisi Bayi Perempuan di Depan Warung

Warga Makassar Temukan Kardus Berisi Bayi Perempuan di Depan Warung

Makassar
Buron 2 Bulan, Pria yang Melempar Bom Molotov ke Ayah dan Adik Ditangkap

Buron 2 Bulan, Pria yang Melempar Bom Molotov ke Ayah dan Adik Ditangkap

Makassar
Pengiriman Emas Batangan 10 Kg Diduga Hasil PETI Digagalkan di Bandara Sam Ratulangi Manado

Pengiriman Emas Batangan 10 Kg Diduga Hasil PETI Digagalkan di Bandara Sam Ratulangi Manado

Makassar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com