Dalam tatanan linguistik Bugis, Mattojang berasal dari kata "tojang" yang berarti ayunan. Sementara secara kultural, istilah Mattojang diartikan sebagai permainan berayun atau berayun-ayun
Tradisi ini menjadi bagian dari ritual pemujaan atau persembahan kepada manusia pertama dalam kepercayaan mitologis Bugis terkait proses turunnya manusia pertama yaitu Batara Guru dari Botting Langi’ (Negeri Khayangan) ke Bumi.
Mattojang juga dilihat sebagai sebuah hiburan dan ajang uji nyali atau keberanian.
Mappacci adalah sebuah adat yang dilakukan sebelum akad nikah atau ijab kabul sebagaii bagian dari pernikahan Suku Bugis.
Mappacci atau Mappaccing berasal dari kata "Paccing" yang berarti bersih, yang dimaksudkan untuk membersihkan semua hal yang menghambat pernikahan.
Tradisi Mappacci dihadiri oleh segenap keluarga dengan berbagai makna dan nasehat yang baik bagi kedua mempelai.
Selain Mappacci, Uang Panai juga menjadi sebuah adat yang menjadi bagian dari pernikahan Suku Bugis.
Pemberian uang panai atau panaik diartikan sebagai wujud dari keseriusan seorang pria, ketika ia akan melamar seorang perempuan.
Tradisi uang panai dari pernikahan adat Bugis pun cukup terkenal karena cukup mahal atau memiliki nominal yang cukup besar.
Besaran uang panai sangat terkait dengan kondisi mempelai wanita, dari kecantikan, pendidikan, keturunan (bangsawan), pekerjaan, hingga statusnya apakah sudah berhaji atau belum.
Mahalnya uang panai dinilai dapat membuat calon mempelai pria akan berusaha keras untuk mempertahankan pernikahannya kelak.
Hal ini mengingat betapa sulitnya bagi sang pria dan besarnya pengorbanan ketika akan menikahi perempuan pujaannya.
Sigajang Laleng Lipa adalah tradisi duel yang dilakukan masyarakat bugis dalam menyelesaikan sebuah masalah dan terbilang mengerikan karena hampir dipastikan akan memakan korban jiwa.
Tradisi Sigajang Laleng Lipa disebut menggambarkan bagaimana orang Bugis sangat kuat dalam mempertahankan harga dirinya maupun keluarganya.
Dua orang yang saling berseteru dan melakukan Sigajang Laleng Lipa akan ditempatkan dalam satu sarung dengan masing-masing membawa sebilah badik.
Kedua orang tersebut akan saling menyerang dan mengadu kekuatan hingga ada yang kalah atau menyerah, baik karena terluka maupun meninggal dunia.
Sumber:
wajokab.go.id
gramedia.com
gramedia.com
gramedia.com
bobo.grid.id
makassar.kompas.com
kompas.com (Serafica Gischa)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.