Dewan Pembina Masjid Ismail menuturkan, bahwa akses jalan ke rumah Santi bakal dibuka namun dengan jangka waktu 1 tahun.
"Jalan tersebut dibuka kembali sampai jangka waktu satu tahun atau hingga Sabir dan keluarga bisa mengumpulkan uang sebanyak Rp 12 juta," ucap Ismail, saat ditemui di lokasi.
Ismail menyebut, uang Rp 12 Juta itu merupakan dana untuk mencarikan Santi dan keluarganya tempat tinggal sementara agar tidak lagi menempati rumah kecilnya itu.
Baca juga: Mengeluh Sakit Lambung, Ricky Ham Pagawak Minta Izin Berobat ke Majelis Hakim PN Makassar
"Dari kesepakatan tadi, yang bertugas mencari kontrakan untuk Sabir dan keluarga adalah RT dan RW. Mereka akan dipindahkan dan tidak boleh lagi tinggal di dalam," ujar dia.
Merespons dibukanya kembali akses jalan itu, Santi merasa sangat bersyukur sekaligus sedih lantaran harus meninggalkan lokasi yang sudah lama dia tinggali bersama keluarganya.
"Saya juga merasa syukur dan saya juga merasa sedih dengan berat hati meninggalkan ini. Sudah 20 tahun, karena yang punya tanah suruh tinggal, jadi saya merasa berat tinggalkan dan merasa sedih," ucap Santi.
Sementara, pihak pengurus Masjid Nurul Azis menampik informasi yang beredar bahwa pihaknyalah yang sengaja menutup akses jalan untuk Santi.
Dewan Pembina Masjid Ismail mengatakan, yang menutup akses jalan itu merupakan keluarga Santi sendiri.
Mereka menutup karena telah dilaporkan ke polisi usai membongkar paksa tembok masjid.
"Yang viral itu beritanya seakan-akan pengurus masjid yang tutup, padahal bukan. Yang tutup itu adalah orang yang tinggal di dalam," kata Ismail.
"Jadi, dia dulu empat bulan yang lalu, dia (keluarga Santi) yang buka tanpa perjanjian kemudian dua hari lalu tanggal 27 Agustus dia sendiri yang tutup. Dia tutup karena sudah dalam proses di Kepolisian. Dia terlapor, jadi dia tutup sendiri. Karena ada permintaannya di kantor polisi, damai. Polisi arahkan damai," sambung dia.
Ismail mengatakan, sebelum kawasan perumahan dibangun, kondisi akses jalan tidak melalui masjid. Namun, setelah dibangunnya perumahan, akses jalan mulai terganggu.
"Dari dulu ini memang ini tembok, sebelum dibangun ini perumahan. Dulu dia tidak pernah lewat sini karena tembok. Ini efek dari pembangunan perumahan, padahal yang bermasalah antara developer perumahan dengan ini di dalam. Itu yang menutup akses," ungkap dia.