Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perjalanan Kasus Suarnati, Berawal dari Pamer Emas 180 Gram Sepulang Haji yang Ternyata Cuma Imitasi

Kompas.com - 12/07/2023, 06:31 WIB
Darsil Yahya M.,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

MAKASSAR, KOMPAS.com - Jemaah haji asal Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel) bernama Suarnati Daeng Kanang (46) tampil glamor dengan sejumlah perhiasan emas yang menghiasi tubuhnya usai pulang dari Tanah Suci.

Aksi glamor dan pamer ratusan gram emas itu dilakukan Suarnati Daeng Kanang saat turun dari pesawat yang membawanya dari Arab Saudi hingga tiba di Asrama Haji Sudiang Makassar, pada Rabu (5/7/2023).

Perempuan yang berprofesi sebagai pengusaha burger di Makassar ini merupakan jemaah haji kloter pertama derbarkasi Makassar yang tiba bersama 392 rombongan jemaah haji lainnya.

Baca juga: Cerita Jemaah Haji Asal Makassar Tampil Glamor dengan Pakaian dan Emas 180 Gram, Terungkap Perhiasan Imitasi Seharga Rp 900.000

Berikut Fakta Suarnati Daeng Kanang yang pamer emas hingga diciduk pihak Bea Cukai Makassar

1. Suarnati Memakai 180 Gram Emas saat Pulang dari Tanah Suci

Suarnati mengaku ada sekitar 180 gram emas yang ia kenakan saat tiba di Asrama Haji Sudiang Makassar. Mulai dari kalung, gelang hingga cicin. Namun dari 180 gram emas yang dipakai tak semua ia beli dari Tanah Suci.

"Dari Makassar separuh (emas) saya bawa. Sekitar 80 gram, kalau yang saya beli dari Tanah Suci mungkin 100 gram," kata Suarnati kepada awak media di Aula Arafah Asrama Haji Sudiang Makassar.

Dia mengungkapkan, per gram emas yang dibeli dari Tanah Suci harganya berkisar Rp 1.200.000. "Saya belinya pakai uang riyal, pokoknya per gram sekitar Rp 1.200.000," ujarnya.

Dia mengatakan membeli emas dari Tanah Suci untuk memenuhi nazarnya.

"Saya sudah bernazar dari awal, belum mendaftar saya sudah nazar seandainya saya ke tanah suci bisa tidak ya saya begini (pakai emas) seperti orang-orang (jemaah haji yang glamor saat pulang dari Tanah Suci," bebernya.

Baca juga: Dibeli di Arab Saudi, Emas Imitasi yang Dipakai Jemaah Haji Asal Makassar Harganya Rp 900.000

2. Suarnati Sedih Dihujat Netizen karena Dianggap Pamer

Suarnati mengaku malu dan sedih dihujat warga net atau netizen di sosial media (sosmed) karena dianggap pamer emas 180 gram usai pulang dari Tanah Suci.

"Ya Allah, malu-maluku apa kata orang nanti, pasti na bilang pamerka kodong (saya merasa malu, karena orang pasti menganggap saya pamer emas) padahal saya juga tidak nyangka akan seperti ini (viral)," kata Suarnati kepada KOMPAS.com saat dikonfirmasi via WhatsApp (WA), Rabu (5/7/2023) malam.

Padahal, ia mengaku berpenampilan seperti itu, tak lain hanya untuk memenuhi nazarnya ketika pulang dari Tanah Suci.

Suarnati Dg Kanang (Pakai Kacamata) didampingi kerabatnya saat diperiksa Bea Cukai, Senin (10/7/2023)Ist Suarnati Dg Kanang (Pakai Kacamata) didampingi kerabatnya saat diperiksa Bea Cukai, Senin (10/7/2023)

"Iye kodong (Iya kasian) sebelum daftar (haji) memang sudah bernazar. Pakaian saya akan seperti ini (glamor dan memakai emas), tapi entah kenapa banyak yang hujat, pamer," ujarnya.

3. Bea Cukai Makassar Panggil Suarnati untuk Klarifikasi

Pihak Bea Cukai Makassar, panggil sekaligus memeriksa emas 180 Gram milik Suarnati yang ia bawa dari Tanah Suci.

Plh Kepala Bea Cukai Makassar Zaeni Rahman mengatakan, pemanggilan Suarnati Daeng Kanang untuk dimintai klarifikasi apakah emas 180 gram itu semuanya dibeli dari Arab Saudi atau ada yang dibawa dari Tanah Air.

Baca juga: Bea Cukai Makassar Sebut Perhiasan Suarnati Bukan Emas Melainkan Imitasi, Batal Kena Pajak

Halaman:


Terkini Lainnya

Buaya Muara Sepanjang 3,6 Meter Dievakuasi di Bolaang Mongondow

Buaya Muara Sepanjang 3,6 Meter Dievakuasi di Bolaang Mongondow

Makassar
Korban Longsor Desa Buntu Sarek Latimojong Luwu Pilih Jalan Kaki untuk Mengungsi

Korban Longsor Desa Buntu Sarek Latimojong Luwu Pilih Jalan Kaki untuk Mengungsi

Makassar
Dinyatakan Sembuh, 40 Balita yang Keracunan Bubur di Majene Dipulangkan

Dinyatakan Sembuh, 40 Balita yang Keracunan Bubur di Majene Dipulangkan

Makassar
Cerita Warga, Detik-detik Remaja di Makassar Tewas Ditembak Oknum TNI AL

Cerita Warga, Detik-detik Remaja di Makassar Tewas Ditembak Oknum TNI AL

Makassar
Begini Sosok Anggota TNI AL yang Tembak 2 Remaja di Mata Tetangga

Begini Sosok Anggota TNI AL yang Tembak 2 Remaja di Mata Tetangga

Makassar
Gempa M 4,5 Guncang Gorontalo, Akibat Deformasi Batuan Lempeng Laut Sulawesi

Gempa M 4,5 Guncang Gorontalo, Akibat Deformasi Batuan Lempeng Laut Sulawesi

Makassar
Eks Kepala Desa di Mamuju Ditangkap Usai Korupsi Dana Desa

Eks Kepala Desa di Mamuju Ditangkap Usai Korupsi Dana Desa

Makassar
Update Kasus Keracunan Massal Balita di Majene, Ini Hasil Lab BPOM

Update Kasus Keracunan Massal Balita di Majene, Ini Hasil Lab BPOM

Makassar
Prakiraan Cuaca Makassar Hari Ini Rabu 8 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Makassar Hari Ini Rabu 8 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Makassar
Olly Dondokambey Beri Sinyal Wagub Steven Kandouw Jadi Cagub Sulut 2024

Olly Dondokambey Beri Sinyal Wagub Steven Kandouw Jadi Cagub Sulut 2024

Makassar
Tangis Haru Para Pengungsi di Luwu Saat Dievakuasi ke Posko Induk

Tangis Haru Para Pengungsi di Luwu Saat Dievakuasi ke Posko Induk

Makassar
Cerita Kakak Korban Penembakan Oknum TNI AL di Makassar, Adiknya Sudah Dibidik

Cerita Kakak Korban Penembakan Oknum TNI AL di Makassar, Adiknya Sudah Dibidik

Makassar
Korban Penembakan Oknum TNI AL di Makassar Telah Jalani Operasi Pengangkatan Proyektil Peluru

Korban Penembakan Oknum TNI AL di Makassar Telah Jalani Operasi Pengangkatan Proyektil Peluru

Makassar
Polisi di Mamuju Ditangkap Usai Diduga Mengedarkan Narkoba

Polisi di Mamuju Ditangkap Usai Diduga Mengedarkan Narkoba

Makassar
Warga Terdampak Longsor Latimojong Luwu Akan Direlokasi

Warga Terdampak Longsor Latimojong Luwu Akan Direlokasi

Makassar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com