KOMPAS.com - Virendy Marjefy (19). mahasiswa tekhnik Universitas Hasanuddin, Makasaar, Sulawesi Selatan meninggal saat mengikuti kegiatan Pendidikan Dasar (Diksar) Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala).
Kegiatan Diksar ini berlangsung di Kecamatan Tompobulu, Kabupaten Maros pada Jumat (13/1/2023).
Sedangkan kegiatan tersebut dilakukan sejak Senin (9/1/2023).
Berdasarkan pengakuan ketua Mapala 09 Teknik, Ibrahim Fauzi, korban meninggal karena mengalami sesak nafas.
Baca juga: Mahasiswa Unhas Meninggal Saat Ikut Diksar Mapala, Universitas: Kegiatan Sementara Dibekukan
Sebelum meninggal, Viredny sempat mengeluh sakit sesak pas saat berada di daerah perbukitan.
Ia tinggal di Komplek Telkomas, Tamalanrea, Makassar, Sulawesi Selatan.
Virendy Marjefy merupakan anak ketiga dari empat bersaudara dari pasangan James dan Femmy Lotulung.
Ayah korban, James merupakan mantan wartawan senior harian Pedoman Rakyat, Makassar. Sementara kakek korban, Profesor Dr OJ Wehantouw, MS adalah guru besar ilmu sosial di Unhas.
Kakek korban menjadi pengajar di Unhas sejak 1965 dan meninggal pada Oktober 2015.
Baca juga: Mahasiswa Unhas Meninggal Saat Diksar Mapala, Mengeluh Sakit di Lintas Pegunungan Maros-Malino
Korban merupakan mahasiswa Teknik Arsitek Unhas angkatan 2021 atau semester 4. Semasa hidup, korban dikenal aktif mengikuti sekolah minggu di sebuah gereja di Makassar.
Kapolsek Tompobulu, AKP Asgar mengatakan kegiatan Diksar ini tidak mengajukan izin pemberitahuan kepada kepolisian atau pemerintah setempat.
"Iya memang benar ada mahasiswa Unhas Fakultas Teknik Sipil semester IV yang meninggal dunia saat mengikuti diksar di Dusun Bara-barayya," kata dia.
"Saat ini korban sudah berada di rumah duka, merupakan warga makassar, saat melaksanakan Diksar di Kecamatan Tompobulu mereka tidak ada yang melapor ke pemerintah setempat maupun ke polsek," ujar dia.
Kegiatan Diksar ini dilakukan dengan berjalan kaki dari satu desa ke desa lain.
Baca juga: Alasan Polisi Tetapkan Ketua Panitia Tarik Tambang IKA Unhas Sebagai Tersangka
Korban mulai merasakan sakit pada hari Jum'at (13/1/2023) ketika berjalan di Desa Bonto Manurung, sebuah desa di area perbukitan yang cukup tinggi.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.