"Perombakan itu mulai dari dinding yang dibuat dari ranting, dan ada salah satu perusahaan dari Cina yang berusaha, tahun 1930-an dipermanenkan. Ini masih asli dari tahun 1930-an," ucap Ridwan.
Pembangunan masjid bersejarah ini melibatkan pekerja dari berbagai latar belakang, termasuk tenaga ahli dari Tiongkok yang turut serta dalam konstruksinya.
Salah satu ciri khas Masjid Jami’ Nurul Mu’minin adalah terdapat lima pintu, yang memiliki makna filosofis mendalam.
"Pintu ada lima yang menandakan lima waktu shalat, kalau orang dulu filosofinya," tutur Ridwan.
Baca juga: Update Kerusakan Gempa Luwu Timur, Masjid dan Rumah Warga Rusak
Desain masjid tetap mempertahankan unsur tradisional dengan perpaduan arsitektur khas Makassar dan elemen klasik yang mencerminkan nilai-nilai keislaman.
Pilar-pilar yang kokoh dan bentuk bangunan yang mempertahankan gaya aslinya menjadi bukti ketahanan sejarahnya.
Sejak awal berdirinya hingga kini, Masjid Jami’ Nurul Mu’minin tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah, tetapi juga sebagai pusat kegiatan keagamaan dan sosial masyarakat.
Masjid ini menjadi tempat belajar Al Quran, pengajian, serta berbagai kegiatan keislaman lainnya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang