Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Rakernas Apeksi, Ganjar Pranowo Janji Berantas Korupsi dan Melanjutkan Pembangunan IKN jika Terpilih Jadi Presiden

Kompas.com, 14 Juli 2023, 05:53 WIB
Hendra Cipto,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

MAKASSAR, KOMPAS.com - Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo yang merupakan bakal calon presiden (bacapres) usungan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) hadir di acara Rapat Kerja Nasional (Rakernas) XVI Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (Apeksi) di gedung Upperhills Convention Hall, Jl Tanjung Bunga, Kota Makassar, Sulawesi Selatan, Kamis (13/7/2023).

Ganjar Pranowo didampingi Wali Kota Makassar Mohammad Ramdhan Pomanto memasuki ruangan Rakernas XVI Apeksi pukul 11.00 Wita. Ganjar pun langsung menyalami seluruh peserta Rakernas yang telah ada dalam ruangan.

Sebelum memasuki sesi diskusi panel dan tanya jawab, Ganjar duduk di kursi depan panggung bersama Ketua Umum Apeksi Bima Arya yang juga merupakan Wali Kota Bogor.

Baca juga: Lindungi Siswa yang Ungkap Pungli Berkedok Infak, Ganjar: Jangan Sampai Gurunya Ngamuk sama Muridnya

Wali Kota Makassar yang akrab disapa Danny Pomanto selaku tuan rumah pertama kali membawakan sambutannya. Namun, dia pertama kali membacakan profil Ganjar Pranowo.

Usai membacakan profil singkat, Bima Arya mempersilakan Ganjar naik ke atas panggung. Danny Pomanto memasangkan topi khas Sultan Hasanuddin, Pasappu.

Prabowo senior dan Anies teman

Bima Arya Pun langsung menanyakan ke Ganjar, satu kata untuk Prabowo?

"Senior," jawab Ganjar.

Bima Arya lalu menanyakan satu kata untuk Anies Baswedan, bakal capres dari Partai Nasional Demokrat? "Teman," jawab Ganjar.

Ganjar Pranowo janji akan bereskan korupsi jika terpilih jadi presiden

Di depan wali kota se-Indonesia, bakal calon presiden (bacapres), Ganjar Pranowo berjanji akan bereskan masalah korupsi jika terpilih Jadi Presiden.

Baca juga: Hasil Rekomendasi Rakernas APEKSI Diserahkan ke Prabowo, Ganjar dan Anies Baswedan

Menurut Ganjar, pemberantasan korupsi adalah hal utama yang dia bereskan saat terpilih menjadi Presiden 2024.

"Semua masyarakat setuju adalah hal yang utama yang harus diselesaikan di Indonesia adalah masalah korupsi. Kita serius soal itu," tegasnya.

Karena korupsi itu, lanjut Ganjar, sudah menjadi prioritas utama yang akan diselesaikan. Selain itu, dia berjanji akan melanjutkan pembangunan infrastruktur yang sudah dikerjakan Presiden Jokowi.

Gubernur Jawa Tengah, Ganjar PranowoKOMPAS.COM/HENDRA CIPTO Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo

"Infrastruktur yang sudah dibangun oleh pak Presiden Jokowi akan kita bereskan dan tuntaskan tuntaskan," tegasnya.

Selain itu, Ganjar Pranowo infrastruktur yang sudah dibangun harus memiliki nilai tambah.

"Karena PR terbesar kita saat ini adalah problem ekonomi. Jika kita sudah perbaiki ekonomi, maka masyarakat akan hidup lebih baik," ujarnya.

Baca juga: Sandiaga Uno Mengaku Siap jika Terpilih Jadi Bakal Cawapres Ganjar

Halaman:


Terkini Lainnya
Modus Penyelundupan Obat-obatan Daftar G Asal Surabaya ke Makassar
Modus Penyelundupan Obat-obatan Daftar G Asal Surabaya ke Makassar
Makassar
2.486 Pekerja Menganggur, PHK di Sulsel Nomor 6 Se-Indonesia: Industri Nikel Lesu?
2.486 Pekerja Menganggur, PHK di Sulsel Nomor 6 Se-Indonesia: Industri Nikel Lesu?
Makassar
Kejati Sulsel Selamatkan Kerugian Negara Rp 36,6 Miliar dari Kasus Korupsi Sepanjang 2025
Kejati Sulsel Selamatkan Kerugian Negara Rp 36,6 Miliar dari Kasus Korupsi Sepanjang 2025
Makassar
Menhan Sjafrie Ungkap 80 Persen Timah Indonesia Dibawa ke Luar Negeri Tanpa Pajak
Menhan Sjafrie Ungkap 80 Persen Timah Indonesia Dibawa ke Luar Negeri Tanpa Pajak
Makassar
Culik Dan Cabuli Bocah 10 Tahun, Residivis Di Gowa Ditembak Polisi
Culik Dan Cabuli Bocah 10 Tahun, Residivis Di Gowa Ditembak Polisi
Makassar
Menhan Sjafrie Soroti Bencana Sumatera-Aceh: Hutan Lindung Tak Dijaga, Perlu Militer Kuat
Menhan Sjafrie Soroti Bencana Sumatera-Aceh: Hutan Lindung Tak Dijaga, Perlu Militer Kuat
Makassar
Skandal Perselingkuhan Pejabat DPRD di Sulsel Mencuat dari Video Mantan Suami, PKB dan BK Bergerak
Skandal Perselingkuhan Pejabat DPRD di Sulsel Mencuat dari Video Mantan Suami, PKB dan BK Bergerak
Makassar
Realisasi Investasi Makassar Triwulan III 2025 Capai Rp 4 Triliun
Realisasi Investasi Makassar Triwulan III 2025 Capai Rp 4 Triliun
Makassar
Inggris Bantu Makassar Rancang Stadion hingga Integrasi Transportasi
Inggris Bantu Makassar Rancang Stadion hingga Integrasi Transportasi
Makassar
Sengketa Lahan 16 Hektar di Makassar Memanas, PT Hadji Kalla Siapkan Laporan Pemalsuan Dokumen
Sengketa Lahan 16 Hektar di Makassar Memanas, PT Hadji Kalla Siapkan Laporan Pemalsuan Dokumen
Makassar
GMTD Gugat PT Hadji Kalla Imbas Konflik Lahan, Sidang Perdana Dijadwalkan 9 Desember
GMTD Gugat PT Hadji Kalla Imbas Konflik Lahan, Sidang Perdana Dijadwalkan 9 Desember
Makassar
Viral Pria di Gowa Diseret Rombongan Pemotor, Diduga Pelaku Pemerkosaan
Viral Pria di Gowa Diseret Rombongan Pemotor, Diduga Pelaku Pemerkosaan
Makassar
Sekda Sulsel Ingatkan Kepala Sekolah: Jika Tak Mampu Jadi Manajer Talenta Global, Kembali Jadi Guru
Sekda Sulsel Ingatkan Kepala Sekolah: Jika Tak Mampu Jadi Manajer Talenta Global, Kembali Jadi Guru
Makassar
2 Nelayan Tersambar Petir di Perairan Makassar, Satu Tewas, Satu Kritis
2 Nelayan Tersambar Petir di Perairan Makassar, Satu Tewas, Satu Kritis
Makassar
Polemik PBNU, Cak Imin: Kelakuan PBNU Kecewakan Masyarakat NU
Polemik PBNU, Cak Imin: Kelakuan PBNU Kecewakan Masyarakat NU
Makassar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau