Salin Artikel

Di Rakernas Apeksi, Ganjar Pranowo Janji Berantas Korupsi dan Melanjutkan Pembangunan IKN jika Terpilih Jadi Presiden

Ganjar Pranowo didampingi Wali Kota Makassar Mohammad Ramdhan Pomanto memasuki ruangan Rakernas XVI Apeksi pukul 11.00 Wita. Ganjar pun langsung menyalami seluruh peserta Rakernas yang telah ada dalam ruangan.

Sebelum memasuki sesi diskusi panel dan tanya jawab, Ganjar duduk di kursi depan panggung bersama Ketua Umum Apeksi Bima Arya yang juga merupakan Wali Kota Bogor.

Wali Kota Makassar yang akrab disapa Danny Pomanto selaku tuan rumah pertama kali membawakan sambutannya. Namun, dia pertama kali membacakan profil Ganjar Pranowo.

Usai membacakan profil singkat, Bima Arya mempersilakan Ganjar naik ke atas panggung. Danny Pomanto memasangkan topi khas Sultan Hasanuddin, Pasappu.

Prabowo senior dan Anies teman

Bima Arya Pun langsung menanyakan ke Ganjar, satu kata untuk Prabowo?

"Senior," jawab Ganjar.

Bima Arya lalu menanyakan satu kata untuk Anies Baswedan, bakal capres dari Partai Nasional Demokrat? "Teman," jawab Ganjar.

Ganjar Pranowo janji akan bereskan korupsi jika terpilih jadi presiden

Di depan wali kota se-Indonesia, bakal calon presiden (bacapres), Ganjar Pranowo berjanji akan bereskan masalah korupsi jika terpilih Jadi Presiden.

Menurut Ganjar, pemberantasan korupsi adalah hal utama yang dia bereskan saat terpilih menjadi Presiden 2024.

"Semua masyarakat setuju adalah hal yang utama yang harus diselesaikan di Indonesia adalah masalah korupsi. Kita serius soal itu," tegasnya.

Karena korupsi itu, lanjut Ganjar, sudah menjadi prioritas utama yang akan diselesaikan. Selain itu, dia berjanji akan melanjutkan pembangunan infrastruktur yang sudah dikerjakan Presiden Jokowi.

"Infrastruktur yang sudah dibangun oleh pak Presiden Jokowi akan kita bereskan dan tuntaskan tuntaskan," tegasnya.

Selain itu, Ganjar Pranowo infrastruktur yang sudah dibangun harus memiliki nilai tambah.

"Karena PR terbesar kita saat ini adalah problem ekonomi. Jika kita sudah perbaiki ekonomi, maka masyarakat akan hidup lebih baik," ujarnya.

Bangun IKN bukan soal bangun gedung, tapi soal masa depan

Ganjar Pranowo menyatakan membangun Ibu Kota Nusantara (IKN) bukan soal bangun gedung, melainkan soal masa depan. Termasuk di dalamnya soal energi hijau, ekonomi biru, dan semuanya.

"Jadi jika orang bicara IKN itu, bicara masa depan Indonesia," katanya.

Ganjar akan melanjutkan pembangunan IKN yang sudah mulai dibangun Presiden Jokowi. Di IKN itu nantinya akan diberlakukan transportasi dengan nol karbon, dalam arti tidak ada polusi serta pengolahan sampah yang modern.

"Di sana kita berbicara soal energi yang tidak mencemari lingkungan. Dengan infrastruktur teknologi informasi yang baik maka seluruh imajinasi akan berkembang di sana. Maka itu perlu dilanjutkan," tegas Ganjar.

Ganjar Pranowo menambahkan, dengan dibangunnya IKN tanpa polusi akan banyak kreatif anak-anak muda yang berkembang di sana.

Ditanya soal cawapres, Ganjar ungkap sebentar lagi

Ganjar Pranowo enggan berkomentar soal pendampingnya di Pemilu 2024.

"Sebentar lagi," singkat Gubernur Jawa Tengah (Jateng) ini sambil berlalu pergi usai hadiri Rakernas XVI Apeksi di Upperhills Convention Hall Jl Metro Tanjung Bunga, Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), Kamis (13/7/2023).

Ganjar sebut pemilu kontestasi lima tahun, siapa pun bisa jadi kawan dan lawan

Ganjar Pranowo menyebut pemilu sebagai loyalitas lima tahunan. Pasalnya, saat kontestasi lima tahunan itu, siapa pun bisa menjadi kawan dan lawan lagi, atau sebaliknya.

"Karena kontestasi lima tahunan itu adalah loyalitas lima tahunan. Besok kita akan berjumpa lagi atau kita akan lawan lagi," katanya.

Dia mencontohkan Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno yang sebelumnya menjadi lawan Presiden Joko Widodo (Jokowi), kini masuk kabinet.

"Pak Prabowo dan Mas Sandi ikut pemerintahan Pak Jokowi. Dan kita harusnya berpikir itulah damai, itulah peace, itulah kita membangun yang ada," tuturnya.

Dia setuju bahwa saat ini bukan untuk saling membentur-benturkan antarkontestan pemilu. Dia mengatakan jangan sampai pemilu malah membuat pembelahan sosial.

"Kita sudah punya pengalaman. Jangan sampai terjdi pembelahan sosial. Jangan sampai hoaksnya bertebaran dan kita berkelahi habis-habisan dengan saudara kita sendiri. Sudah deh," katanya.

Ganjar mengungkapkan kedekatannya dengan bacapres lain yakni Prabowo Subianto dan Anies Baswedan.

Dia mengaku pernah menjadi juru kampanye (jurkam) Prabowo saat pilpres tahun 2014. Kemudian menjadi jurkam Presiden Jokowi saat melawan Prabowo. Meski begitu, dia menyebut hubungannya dengan Prabowo tetap baik.

"Dengan segala hormat saya kepada Pak Prabowo, saya pernah menjadi jurkamnya beliau ketika Mega-Prabowo. Kami kalah. Pada saat harus bertanding Pak Jokowi dan Pak Prabowo, dua kali saya jadi jurkamnya Pak jokowi dan menang. Dan kami berkomunikasi sampai hari ini baik-baik saja," tuturnya.

Sementara dengan Anies Baswedan, Ganjar mengaku sudah kenal lama. Dia mengatakan sering bercanda dengan Anies. Bahkan, saat ibadah haji, dirinya dan Anies menginap di hotel yang sama.

"Dengan Mas Anies, teman saya saat kuliah. Kami berteman lama sekali. Kalau ledek-ledekan, kita ledek-ledekan pakai gaya mahasiswa waktu di UGM. Asyik-asyik saja kan. Dan waktu naik haji kemarin, kami bareng-bareng satu hotel. Setiap hari makan sarapan bareng. Kita bercanda selalu," katanya.

Menurutnya, jika pemilu membuat terbelah maka yang tersakiti adalah masyarakatnya. Padahal, di saat yang sama banyak tantangan yang harus dihadapi.

"Padahal, tantangannya demokrasi. Transformasi digital yang belum tuntas. Kecepatan infrastruktur teknologi informasi masih sangat lambat dan di remote area belum bisa mengakses. Sementara anak-anak muda yang tadi Kang Bima kumpulkan butuh itu untuk bisa mengembangkan seluruh potensinya. Apakah tidak itu yang lebih baik kita pikirkan?" pungkasnya.

Diketahui, Ganjar Pranowo memenuhi undangan Rakernas XVI Apeksi 2023 di Kota Makassar. Dalam Rakernas tersebut, Ganjar memaparkan gagasannya untuk Indonesia ke depan yang lebih baik di depan 98 wali kota se-Indonesia.

Selain memaparkan gagasannya, sejumlah Wali Kota melontarkan pertanya dan dijawab langsung oleh Ganjar. Sesi pemaparan gagasan dan tanya jawab terhadap Ganjar dalam Rakernas Apeksi tersebut berlangsung sekitar 1 jam.

https://makassar.kompas.com/read/2023/07/14/055309978/di-rakernas-apeksi-ganjar-pranowo-janji-berantas-korupsi-dan-melanjutkan

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com