Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita di Balik Kebakaran yang Hanguskan 33 Rumah di Makassar, Ada Suami yang Cemburu

Kompas.com, 30 Oktober 2024, 07:17 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Sebanyak 33 rumah semipermanen di kawasan padat penduduk Jalan Laiya, Kelurahan Gaddong, Kecamatan Bontoala, Kota Makassar, Sulawesi Selatan, hangus terbakar dalam kebakaran hebat yang terjadi pada Senin (28/10/2024) pagi.

Kebakaran tersebut berdampak pada 57 kepala keluarga sehingga ada 211 jiwa yang harus mengungsi.

Berdasarkan keterangan Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (Damkarmat) Makassar, api berhasil dikuasai sekitar pukul 06.28 Wita setelah tujuh regu pemadam kebakaran berjibaku dengan api sekitar satu jam lebih.

Berdasarkan assesment dan validasi RT/RW, tercatat sebanyak 24 rumah, 40 KK, 150 jiwa yang menjadi korban kebakaran di RT 03.

Sementara di RW 04, ada 9 rumah, 17 KK, dan 61 jiwa ehingga total 33 rumah yang hangus terbakar.

Baca juga: Motif Pembakaran Puluhan Rumah di Makassar, Dipicu Cemburu

Pelaku adalah suami yang cemburu

Berdasarkan hasil penyelidikan polisi, kebakaran terjadi lantaran ada unsur kesengajaan. Polisi pun menangkap pelaku pembakaran, Muh Rijal (39).

Rijal ditangkap di rumahnya yang ada di Jalan Muh Yamin, Kecamatan Makassar, Kota Makassar, Sulsel, pada Senin (28/10/2024) malam.

Dirreskrimum Polda Sulsel Kombes Pol Jamaluddin Farti mengatakan, berdasarkan hasil pemeriksaan sementara, pelaku mengaku nekat melakukan aksi pembakaran lantaran cemburu.

Ia mengatakan malam itu, Rijal datang ke rumah mertuanya untuk menemui anaknya yang sakit. Namun ia tak berhasil bertemu dengan sang buah hati.

"Berawal dari perselingkuhan istrinya (pelaku) oleh seorang laki-laki lain, dia (pelaku) berusaha datang ke rumah mertuanya dan dia akan menemui anaknya, katanya sedang sakit," ucap Jamaluddin saat diwawancarai awak media, Selasa (29/10/2024) malam.

Baca juga: Kebakaran 33 Rumah di Makassar Diduga Ada Unsur Kesengajaan, Polisi Tangkap Pelaku

Rijal yang emosi kemudian pergi ke rumah pria yang ia sebut sebagai selingkuhan istrinya. Lalu ia membakar sampah di luar rumahnya dengan harapan pemilik rumah keluar.

"Setelah itu dia berusaha memancing si laki-laki ini keluar, kemudian membakar sampah di luar, kebetulan itu ada sampah di dekat tangga kayu. Menurut dia, (selingkuhan istrinya) ada di dalam rumah," ungkap Jamaluddin.

Rijal baru sadar, sampah yang dibakar memicu kebakaran hebat, kata Jamal, keesokan harinya.

"Ketika dia bakar kemudian berasap dia tinggal pergi di sekitar lokasi yang ada puluhan rumah warga itu," terang Jamal.

"Kemudian dia tidak tau lagi setelah dia pulang. Keesokan harinya, siang, dia dapat kabar kebakaran rumah warga," sambungnya.

Untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya, Rijal kini diserahkan ke Polsek Bontoala untuk proses hukum lebih lanjut.

Baca juga: 24 Rumah Semi Permanen di Makassar Terbakar, 211 Orang Mengungsi

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis; Reza Rifaldi | Editor: Gloria Setyvani Putri, Krisiandi), Tribun Timur

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Modus Penyelundupan Obat-obatan Daftar G Asal Surabaya ke Makassar
Modus Penyelundupan Obat-obatan Daftar G Asal Surabaya ke Makassar
Makassar
2.486 Pekerja Menganggur, PHK di Sulsel Nomor 6 Se-Indonesia: Industri Nikel Lesu?
2.486 Pekerja Menganggur, PHK di Sulsel Nomor 6 Se-Indonesia: Industri Nikel Lesu?
Makassar
Kejati Sulsel Selamatkan Kerugian Negara Rp 36,6 Miliar dari Kasus Korupsi Sepanjang 2025
Kejati Sulsel Selamatkan Kerugian Negara Rp 36,6 Miliar dari Kasus Korupsi Sepanjang 2025
Makassar
Menhan Sjafrie Ungkap 80 Persen Timah Indonesia Dibawa ke Luar Negeri Tanpa Pajak
Menhan Sjafrie Ungkap 80 Persen Timah Indonesia Dibawa ke Luar Negeri Tanpa Pajak
Makassar
Culik Dan Cabuli Bocah 10 Tahun, Residivis Di Gowa Ditembak Polisi
Culik Dan Cabuli Bocah 10 Tahun, Residivis Di Gowa Ditembak Polisi
Makassar
Menhan Sjafrie Soroti Bencana Sumatera-Aceh: Hutan Lindung Tak Dijaga, Perlu Militer Kuat
Menhan Sjafrie Soroti Bencana Sumatera-Aceh: Hutan Lindung Tak Dijaga, Perlu Militer Kuat
Makassar
Skandal Perselingkuhan Pejabat DPRD di Sulsel Mencuat dari Video Mantan Suami, PKB dan BK Bergerak
Skandal Perselingkuhan Pejabat DPRD di Sulsel Mencuat dari Video Mantan Suami, PKB dan BK Bergerak
Makassar
Realisasi Investasi Makassar Triwulan III 2025 Capai Rp 4 Triliun
Realisasi Investasi Makassar Triwulan III 2025 Capai Rp 4 Triliun
Makassar
Inggris Bantu Makassar Rancang Stadion hingga Integrasi Transportasi
Inggris Bantu Makassar Rancang Stadion hingga Integrasi Transportasi
Makassar
Sengketa Lahan 16 Hektar di Makassar Memanas, PT Hadji Kalla Siapkan Laporan Pemalsuan Dokumen
Sengketa Lahan 16 Hektar di Makassar Memanas, PT Hadji Kalla Siapkan Laporan Pemalsuan Dokumen
Makassar
GMTD Gugat PT Hadji Kalla Imbas Konflik Lahan, Sidang Perdana Dijadwalkan 9 Desember
GMTD Gugat PT Hadji Kalla Imbas Konflik Lahan, Sidang Perdana Dijadwalkan 9 Desember
Makassar
Viral Pria di Gowa Diseret Rombongan Pemotor, Diduga Pelaku Pemerkosaan
Viral Pria di Gowa Diseret Rombongan Pemotor, Diduga Pelaku Pemerkosaan
Makassar
Sekda Sulsel Ingatkan Kepala Sekolah: Jika Tak Mampu Jadi Manajer Talenta Global, Kembali Jadi Guru
Sekda Sulsel Ingatkan Kepala Sekolah: Jika Tak Mampu Jadi Manajer Talenta Global, Kembali Jadi Guru
Makassar
2 Nelayan Tersambar Petir di Perairan Makassar, Satu Tewas, Satu Kritis
2 Nelayan Tersambar Petir di Perairan Makassar, Satu Tewas, Satu Kritis
Makassar
Polemik PBNU, Cak Imin: Kelakuan PBNU Kecewakan Masyarakat NU
Polemik PBNU, Cak Imin: Kelakuan PBNU Kecewakan Masyarakat NU
Makassar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau