NBIM adalah penanam modal terbesar ketiga untuk Semen Indonesia. Teguran kepada Semen Indonesia dan Semen Tonasa ini dikeluarkan sejak Desember 2022. Akan tetapi, diketahui oleh publik sejak Kamis (25/5/2023) dan ditanggapi oleh Semen Indonesia pada Senin (29/5/2023).
Lokasi yang dipermasalahkan adalah Maros-Pangkep di Sulawesi Selatan. Di wilayah ini terdapat 40 situs arkeologi yang dinyatakan sebagai Taman Bumi Global oleh Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO).
Di dalam goa-goa ini ditemukan berbagai peninggalan prasejarah, mulai dari lukisan tangan manusia purba, beliung, tembikar, hingga cangkang kerang.
Lukisan cap tangan ini oleh para arkeolog Indonesia dan Australia diperkirakan berumur setidaknya 44.000 tahun.
Ini lukisan cadas tertua di Bumi. Selain cap tangan, juga ada penggambaran suasana perburuan dan ada pula makhluk setengah manusia setengah hewan. Para peneliti menduga ini semacam ekspresi spiritual manusia purba.
Wilayah Maros-Pangkep terdiri dari bebatuan karst yang oleh UNESCO dikategorikan sebagai karst kelas dunia. Ahli alam asal Inggris, Alfred Russell Wallace, mendatangi wilayah ini pada 19-22 September 1857.
Baca juga: Lokasi Syuting Game of Thrones Ditetapkan sebagai UNESCO Global Geopark
Ia menuangkan penelitiannya ke dalam buku The Malay Archipelago. Dikatakan, Wallace menemukan kupu-kupu endemik dan langka, Pappilio androcles. Hewan itu adalah satu dari ribuan satwa endemik di Maros-Pangkep.
”Kami menemukan risiko kerusakan yang tidak akan bisa diterima karena menghancurkan peninggalan prasejarah dan juga warisan yang tidak tergantikan bagi dunia,” kata NBIM dalam keterangan resmi.
Berdasarkan evaluasi, NBIM menemukan bahwa Semen Tonasa tidak menerapkan standar yang layak di dalam proses penambangannya.
Tidak ada penjaminan yang sistematis agar proses pengambilan bahan baku, transportasi ke dalam dan luar area tambang, ataupun debu tambang tidak merusak situs Maros-Pangkep.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.