Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengelola Geopark Maros Pangkep Sebut 2 Pabrik Semen yang Menambang di Sana Bisa Tetap Beroperasi, Ini Alasannya...

Kompas.com - 07/06/2023, 21:31 WIB
Hendra Cipto,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

NBIM adalah penanam modal terbesar ketiga untuk Semen Indonesia. Teguran kepada Semen Indonesia dan Semen Tonasa ini dikeluarkan sejak Desember 2022. Akan tetapi, diketahui oleh publik sejak Kamis (25/5/2023) dan ditanggapi oleh Semen Indonesia pada Senin (29/5/2023).

Lokasi yang dipermasalahkan adalah Maros-Pangkep di Sulawesi Selatan. Di wilayah ini terdapat 40 situs arkeologi yang dinyatakan sebagai Taman Bumi Global oleh Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO).

Di dalam goa-goa ini ditemukan berbagai peninggalan prasejarah, mulai dari lukisan tangan manusia purba, beliung, tembikar, hingga cangkang kerang.

Lukisan cap tangan ini oleh para arkeolog Indonesia dan Australia diperkirakan berumur setidaknya 44.000 tahun.

Ini lukisan cadas tertua di Bumi. Selain cap tangan, juga ada penggambaran suasana perburuan dan ada pula makhluk setengah manusia setengah hewan. Para peneliti menduga ini semacam ekspresi spiritual manusia purba.

Wilayah Maros-Pangkep terdiri dari bebatuan karst yang oleh UNESCO dikategorikan sebagai karst kelas dunia. Ahli alam asal Inggris, Alfred Russell Wallace, mendatangi wilayah ini pada 19-22 September 1857.

Baca juga: Lokasi Syuting Game of Thrones Ditetapkan sebagai UNESCO Global Geopark

Ia menuangkan penelitiannya ke dalam buku The Malay Archipelago. Dikatakan, Wallace menemukan kupu-kupu endemik dan langka, Pappilio androcles. Hewan itu adalah satu dari ribuan satwa endemik di Maros-Pangkep.

”Kami menemukan risiko kerusakan yang tidak akan bisa diterima karena menghancurkan peninggalan prasejarah dan juga warisan yang tidak tergantikan bagi dunia,” kata NBIM dalam keterangan resmi.

Berdasarkan evaluasi, NBIM menemukan bahwa Semen Tonasa tidak menerapkan standar yang layak di dalam proses penambangannya.

Tidak ada penjaminan yang sistematis agar proses pengambilan bahan baku, transportasi ke dalam dan luar area tambang, ataupun debu tambang tidak merusak situs Maros-Pangkep.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Korban Penembakan Oknum TNI AL di Makassar Telah Jalani Operasi Pengangkatan Proyektil Peluru

Korban Penembakan Oknum TNI AL di Makassar Telah Jalani Operasi Pengangkatan Proyektil Peluru

Makassar
Polisi di Mamuju Ditangkap Usai Diduga Mengedarkan Narkoba

Polisi di Mamuju Ditangkap Usai Diduga Mengedarkan Narkoba

Makassar
Warga Terdampak Longsor Latimojong Luwu Akan Direlokasi

Warga Terdampak Longsor Latimojong Luwu Akan Direlokasi

Makassar
Banjir dan Longsor Luwu, BNPB Fokus Penanganan Jembatan Putus agar Akses Warga Normal

Banjir dan Longsor Luwu, BNPB Fokus Penanganan Jembatan Putus agar Akses Warga Normal

Makassar
Fakta Kasus 42 Balita di Majene Diduga Keracunan Bubur, Kronologi dan Kondisi Pasien

Fakta Kasus 42 Balita di Majene Diduga Keracunan Bubur, Kronologi dan Kondisi Pasien

Makassar
1.245 Calon Jemaah Haji Asal Makassar Berangkat ke Tanah Suci, Kloter Pertama Terbang Minggu

1.245 Calon Jemaah Haji Asal Makassar Berangkat ke Tanah Suci, Kloter Pertama Terbang Minggu

Makassar
Banjir dan Longsor di Luwu Dipicu Pembukaan Lahan untuk Tambang Emas dan Pasir

Banjir dan Longsor di Luwu Dipicu Pembukaan Lahan untuk Tambang Emas dan Pasir

Makassar
Polisi Selidiki Kasus Keracunan Massal Balita dan Baduta di Majene Sulbar, Kadin DPPKB Diperiksa

Polisi Selidiki Kasus Keracunan Massal Balita dan Baduta di Majene Sulbar, Kadin DPPKB Diperiksa

Makassar
Prakiraan Cuaca Makassar Hari Ini Selasa 7 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Makassar Hari Ini Selasa 7 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Makassar
Penjelasan Dinkes Sulbar soal Keracunan Massal di Majene, 42 Balita Dilarikan ke Puskesmas

Penjelasan Dinkes Sulbar soal Keracunan Massal di Majene, 42 Balita Dilarikan ke Puskesmas

Makassar
Tergiur Uang Cepat, Nelayan di Baubau Nekat Jadi Pengedar Sabu

Tergiur Uang Cepat, Nelayan di Baubau Nekat Jadi Pengedar Sabu

Makassar
42 Balita hingga Orang Dewasa Dirawat di Puskesmas Pamboang Majene, Diduga Keracunan Bubur

42 Balita hingga Orang Dewasa Dirawat di Puskesmas Pamboang Majene, Diduga Keracunan Bubur

Makassar
Anggota TNI AL Tembak Warga di Makassar, Keluarga Korban Minta Pelaku Dihukum Berat

Anggota TNI AL Tembak Warga di Makassar, Keluarga Korban Minta Pelaku Dihukum Berat

Makassar
Demo Hardiknas di Makassar Ricuh, Dua Mahasiswa Masih Ditahan karena Narkoba dan Senjata Tajam

Demo Hardiknas di Makassar Ricuh, Dua Mahasiswa Masih Ditahan karena Narkoba dan Senjata Tajam

Makassar
Desa Terisolasi, Lansia Korban Longsor Luwu Ditandu dan Diterbangkan dengan Helikopter ke Belopa

Desa Terisolasi, Lansia Korban Longsor Luwu Ditandu dan Diterbangkan dengan Helikopter ke Belopa

Makassar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com