MAKASSAR, KOMPAS.com - Banyaknya pak ogah yang dijumpai di sejumlah titik U-turn ruas jalan protokol tengah Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), tak sedikit membuat masyarakat resah hingga disebut jadi biang kemacetan.
Dari penelusuran Kompas.com di beberapa titik, pak ogah beraksi berkelompok.
Mereka seringkali nongkrong dan berkeliaran di seputar u-turn ruas jalan protokol dengan hanya menggunakan celana pendek dan sweter.
Seperti yang terlihat di ruas Jalan A P Pettarani hingga Jalan Sultan Alauddin, Kota Makassar.
Di lokasi ini terlihat ada kurang lebih 10 orang pak ogah tengah mengatur beberapa kendaraan roda empat yang ingin berbelok.
Baca juga: Wali Kota Makassar Sebut Satu Gunung di Sulawesi Dapat Melunasi Utang Negara
Khusus di Jalan AP Pettarani Makassar sendiri, mereka terlihat aktif menunggu dan memandu mobil yang hendak memutar.
Selanjutnya mereka menyodorkan tangan meminta uang sebagai imbalan jasanya telah membantu kendaraan tersebut untuk memutar arah.
Mereka biasanya beroperasi mulai pagi hari bahkan hingga malam tiba.
Biasanya, mereka meminta imbalan senilai Rp 2.000 hingga Rp 5.000 sekali membantu kendaraan memutar arah.
Kadang jika tidak diberikan uang, mereka kerap melakukan aksi anarkis dengan menggores mobil pengendara.
Mereka juga disebut jadi biang macet lantaran lebih fokus mengatur kendaraan yang ingin berbelok.
Salah seorang pengendara mobil bernama Abdul mengaku kehadiran pak ogah sejatinya tak membantu pengedara sama sekali, mereka justru meresahkan dan juga membahayakan pengendara yang sedang ingin memutar.
"Ini tidak membantu menurut saya. Seperti saya, kalau mau putar balik mobil kan bisa diatur sendiri, dan bisa diukur sendiri. Pak ogah ini justru membuat kebingungan karena harus lagi buka kaca kasi uang," kata pria berusia 25 tahun itu saat ditemui Kompas.com di bilangan Jalan Sultan Alauddin.
Dirinya mengaku was-was jika tidak memberikan imbalan kepada para pak ogah tersebut. Takutnya, mereka melakukan aksi anarkis.
"Kami juga kalau tidak di kasi uang merasa tidak enak. Belum lagi banyak informasi kalau tidak dikasi uang kadang gores mobil, jadi terpaksa dikasih," beber dia.
Abdul pun berharap pihak kepolisian atau pemerintah daerah turun menertibkan pak ogah tersebut.
Baca juga: Polisi Identifikasi Maling Tutup Drainase di Jalan Hertasning Makassar
"Pasti, kami berharap pemerintah turun tangan menertibkan ini. Apalagi inikan sudah tugasnya (pemerintah) menertibkan lalu lintas, bukan diambil alih sama pak ogah," ucapnya.
Menanggapi hal itu, Kabid Humas Polda Sulsel Kombes Pol Komang Suartana mengatakan, pihaknya sudah mendapatkan beberapa aduan masyarakat ihwal fenomena pak ogah.