Editor
KOMPAS.com - Longsor menerjang tambang emas tradisional di Desa Tulabolo Timur, Kecamatan Suwawa Timur, Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo, Minggu (7/7/2024).
Berdasarkan data terkini, longsor ini menewaskan 10 orang.
Komandan Regu (Danru) Tim Alpha Basarnas Gorontalo Salama mengatakan, peristiwa itu terjadi sekitar pukul 03.00 Wita. Longsor menghantam titik tambang dan kamp para penambang.
"Jadi proses pengerjaan tambang itu dia nonstop, jadi mereka tidurnya di lubang tambang itu, mereka tidak tahu di luar itu malam atau siang," ujarnya, Minggu, dikutip dari Tribun Gorontalo.
Baca juga: Update Korban Longsor Tambang Emas Tradisional Gorontalo, 10 Orang Tewas dan 22 Dievakuasi
Lukman Muli (35) merupakan salah satu penambang yang selamat dari longsor.
Pria asal Kota Kotamobagu, Sulawesi Utara, ini menceritakan, saat longsor menghantam, dirinya dan rekan-rekannya sedang tidur di kamp yang terbuat dari papan.
Kamp Lukman ditempati 20 orang.
"Tidur semua kita saat itu," ucapnya, Senin (8/7/2024), dilansir dari Tribun Gorontalo.
Baca juga: Longsor di Kawasan Tambang Tradisional Bone Bolango, 10 Orang Tewas, Belasan Lainnya Masih Pencarian
Dini hari itu, hujan deras mengguyur area tambang. Tiba-tiba, Lukman mendengar gemuruh dari luar.
Para penambang pun segera membuka paksa kamp. Dinding dari papan ditendang untuk akses menyelamatkan diri.
Menurut Lukman, dari 20 orang yang berada di kampnya, ada empat orang yang tidak berhasil menyelamatkan diri.
Setelah menyelamatkan diri, Lukman harus berjalan kaki sepanjang 23 kilometer untuk menuju jalan raya.
"Saya jalan kaki terus sampai di bawah," ungkapnya.
Baca juga: Mencekamnya Longsor Tambang Emas di Gorontalo, Penambang: Batu dan Tanah Runtuh