"Di mana setiap mahasiswa diwajibkan memiliki surat rekomendasi dari Devisi Karir Lembaga Pengembangan Kemahasiswaan dan Alumni (LPKA) Unismuh. Tapi hingga saat ini, tidak ada satupun permintaan rekomendasi magang ke Jerman," tuturnya.
Dia juga menyatakan, Unismuh tidak pernah menjalin kerjasama dengan lembaga manapun terkait program ferienjob. Namun Lembaga Bahasa, Kerja Sama, dan Urusan Internasional (LPBKUI) Unismuh memang pernah menerima tawaran kerjasama untuk program tersebut.
"Namun setelah melalui kajian mendalam, tawaran tersebut ditolak," jelasnya.
Kendati demikian, Rakhim mengaku mendapatkan informasi bahwa ada dua mahasiswa Unismuh yang diduga mengikuti program magang tersebut.
Namun itu dilakukan secara mandiri, atas inisiatif pribadi, dan tanpa melapor ke pihak kampus.
"Mahasiswa yang bersangkutan mungkin mendapat informasi dari luar kampus, sebab Unismuh tidak pernah menyosialisasikan adanya program magang ke Jerman," bebernya.
Dia mengaku prihatin atas dugaan TPPO yang menimpa mahasiswanya dalam program ferienjob. Meskipun program tersebut diikuti secara mandiri dan tanpa sepengetahuan pihak kampus.
"Unismuh siap memberikan pendampingan hukum bagi mahasiswa yang menjadi korban jika dibutuhkan," tandasnya.
Dia menambahkan, Unismuh dalam beberapa tahun terakhir memang menggiatkan kolaborasi internasional. Namun proses kolaborasi internasional harus melalui beberapa tahapan dan verifikasi ketat.
"Setiap kerjasama internasional harus melalui LPBKUI, diawali dengan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) dan Memorandum of Agreement (MoA), serta diiringi dengan monitoring dan evaluasi berkala," paparnya.
Atas insiden ini, Pimpinan Unismuh mengimbau agar mahasiswa mengikuti program magang resmi dan memiliki izin dari Kemendikbudristek.
"Hubungi LPBKUI Unismuh untuk informasi program magang yang kredibel," pungkas dia.
Baca juga: Pakar Pendidikan Nilai Kampus Sebenarnya Bisa Antisipasi TPPO Modus Ferienjob
Sedangkan Deputi Rektor III Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Unifa Makassar Muhammad Bisyri mengaku ada satu mahasiswa yang ikut dalam program Ferienjob ke Jerman.
Namun ia membantah keberangkatan satu mahasiswa tersebut masuk dalam TPPO.
Satu mahasiswa yang berangkat ke Jerman, kata Muhammad Bisyri, dianggap memenuhi kualifikasi dan mahasiswa tersebut berangkat ke Jerman tahun 2022 lalu.