Akhirnya mereka meminta pindah lokasi dan ditempatkan di daerah yang kini dikenal dengan nama Desa Yosonegoro.
Beberapa tahun setelah wilayah tersebut dihuni dan menjadi pemukiman, warga mulai membangun masjid pada 1914. Pembangunan selesai dilakukan pada 1915.
Awalnya, masjid Almuttaqin hanya memiliki satu pintu menghadap ke jalan, tanpa jendela. Tak heran, masjid ini dulu terasa gelap.
Menurut Rusdin Muhammad Rifai (81), Ketua Lembaga Adat Jawa Tondano, empat tiang utama masjid Almuttaqin dipasang oleh empat orang. Padahal, kayu sepanjang 12 meter ini sangat berat.
“Para mbah kami pada masanya adalah para pejuang yang memiliki ilmu tinggi, mereka telah teruji di Perang Jawa, mereka juga dikenal sebagai ahli agama. Dari merekalah ilmu-ilmu ini diturunkan kepada anak cucu sebagai bekal menyebarkan agama Islam,” ujar Rusdin Rifai.
Menurut cerita para leluhur, kata Rusdin, keempat orang ini tidak mengalami kesulitan saat memasang tiang utama yang dijadikan soko guru.
“Masing-masing berbagi tiang yang akan didirikan setelah melaksanakan zikir,” ujar Rusdin.
Cerita pembangunan masjid ini pun terus diwariskan ke generasi muda yang ada saat ini.
Hal ini seperti yang dialami Arifin Mayang sewaktu kecil. Dia mengaku mendapat cerita dari seseorang bernama nenek Sodah Zees.
Nenek Sodah berkata, sebelum tiang soko guru dipasang, para orang tua melakukan ritual menyiram air bunga melati ke tiang tersebut. Masing-masing tiang juga disucikan dengan diwudhukan sebagaimana orang akan melaksanakan shalat, setelah itu dilantunkan azan.
“Kami masih mengingat cerita nenek Sodah Zees, bagaimana leluhur kami membangun masjid ini dengan laku ritual penuh tawadu,” ujar Arifin Mayang.
Setelah tiang-tiang utama berdiri, mulailah dibangun struktur lainnya termasuk dinding dan perlengkapan lainnya yang juga terbuat dari kayu.
Laku ritual dalam pendirian masjid ini memberi makna yang dalam bagi warga Jawa Tondano.
Bagi mereka, masjid adalah pusat kehidupan dalam tata hubungan antara makhluk dan Sang Pencipta Allah SWT, serta tata hubungan sosial dalam membangun peradaban dengan sesama manusia.
Keberadaan desa Yosonegoro dan masjid Almuttaqin ini tidak lepas dari peran mbah Rahmat Tumenggung Zees.