"Alhamdulillah, cukuplah untuk kita hidup, kita kan tujuannya ibadah ikhlas toh, bukan kita disini cari gaji. Kalau gaji lebih baik kita cari kerja lain. Disini kita ibadah, kita sergahkan rezeki ke Allah saja," ucapnya tersenyum.
Eka juga menjelaskan selama dua tahun menjadi marbot, rezeki yang diberikan Allah juga tidak terduga. Kata dia, sebelum dirinya menjadi marbot dulunya dia bekerja sebagai supir.
Baca juga: Kisah Adib, Marbot Masjid yang Gapai Beasiswa Kuliah di Amerika
Saat menekuni pekerjaannya itu, ayah tiga anak ini sama sekali kesulitan untuk membeli kendaraan pribadi.
Namun, setelah menjadi marbot dirinya mendapatkan rezeki dan mempu membeli satu unit motor yang digunakannya untuk beraktivitas.
"Alhamdulillah rezeki, saya dapat motor, saya kumpul-kumpulkan dari sedakah jemaah. Sebelum saya jadi marbot saya itu kerja supir," tandasnya.
Sementara, salah satu warga Saparuddin mengungkapkan bahwa peran marbot bagi perawatan masjid sangatlah penting.
"Kalau saya pasti sangat penting, membantu merawat kondisi masjid juga setiap hari pastinya," ungkapnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.