Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Byarpet" Listrik di Makassar

Kompas.com - 10/11/2023, 09:12 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Pemadaman listrik bergilir yang diterapkan Perusahaan Listrik Negara (PLN) UID wilayah Sulselrabar dikeluhkan masyarakat di Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel).

Pemadaman listrik bergilir terjadi sejak sebulan terakhir dan berdampak pada aktivitas masyarakat.

Seperti yang dialami pemilik konter pulsa di Maros, Yunus.

"Pemadaman itu hampir tiap hari dan ketika pemadaman, jaringan pun ikut terganggu," katanya, Kamis (2/11/2023).

Yunus mengatakan, ada beberapa provider yang cukup terganggu akibat pemadaman listrik ini.

"Memang tidak semua, tapi ada tiga hingga empat provider itu yang jaringan terganggu," terangnya.

Baca juga: Kesalnya Wali Kota Makassar, Pemadaman Listrik Bergilir Terus Rugikan Masyarakat

Saat pemadaman listrik, hanya transaksi pembelian voucher dan kartu saja yang bisa berjalan. Sementara untuk pembelian pulsa harus menunggu waktu lebih lama.

"Kalau misalnya mati lampu kadang pulsa yang dikirimkan ke pelanggan itu lama masuknya, sementara pelanggan biasanya butuh cepat," ujarnya.

Akibatnya, sejumlah pelanggan Yunus baru berdatangan kembali ketika pemadaman listrik sudah selesai.

"Jadinya ketika listrik menyala, baru ramai lagi pembelinya," terangnya.

Hal yang sama juga dikeluhkan oleh owner Rumah Teduh Coffe di Luwu Timur, Harianto Tahir, yang mengaku dirugikan dengan pemadaman bergilir oleh PLN.

"Kalau lampu mati, alat-alat (sajikan kopi) pasti mati juga, karena saya belum gunakan genset untuk jualan, sangat dirugikan lah," kata Anto, Senin (6/11/2023).

Baca juga: Curhat Warga Makassar, Alami Pemadaman Listrik Bergilir 4 Jam Sehari tapi Tagihannya Malah Naik

Anto terpaksa berhenti berjualan bila listrik padam.

"Kalau mau mati lampunya, tengah malam, orang tidak ada beraktifitas, bangun pagi lampunya sudah menyala, itu lebih bagus lagi," ujarnya.

"Masa sudah merdeka sekian puluh tahun, listrik masih padam, jangan lah," harapnya.

Hal sama juga dikeluhkan oleh Kahlil (29), pemilik kafe MIX3D di Makassar. Ia mengatakan saat pemadaman listrik, mesin es krim tak bisa dioperasikan.

"Saya kan pengusaha FnB kecil-kecilan, apalagi FnB sekarang rata-rata menggunakan mesin. Kalau mati lampu gimana (mengoperasikannya)," ucap Kahlil saat ditemui, Senin (6/11/203) siang.

"Bukan rugi sebenarnya, tapi kan tidak dapat untung. Padahal itu keuntungan yang dicari," ujarnya.

Baca juga: Polemik Pemadaman Listrik Bergilir di Makassar, Ombudsman Sulsel Terima Dua Laporan Warga

Selain itu, dirinya juga khawatir mesin es krim yang digunakan cepat rusak akibat pemadaman listrik. Terlebih, garansi mesin es krimnya hanya setahun.

"Ini (mesin ice cream) kalau mati lampu bisa error, bisa bahaya, bisa alami kerusakan. Terus garansi cuman setahun," sebutnya

Sementara itu, tukang cukur di Lawu, Agung, bercerita, pemadaman listrik memengaruhi pekerjaannya hingga pendapatannya berkurang.

Ia mengatakan, durasi pemadaman listrik di wilayahnya antara 3 hingga 4 jam.

"Lumayan, kalau 4 jam mungkin kira-kira 7 kepalalah. Kalau satu orang Rp 15.000, berarti Rp 105.000 aku dapat," kata Agung, Kamis (9/11/2023).

Agung pun mengantisipasinya dengan membeli alat cukur baterai.

"Jadi alat cukur yang bisa dicas saya beli. Jadi kalau mati lampu, tidak terganggu lagi," jelasnya.

Baca juga: Oknum Polisi Diduga Keroyok Mantan Pacar di Makassar, Ibu Korban: Dia Temperamen

Tini (43), pemilik Laundry One di Jl Gagak No1, Kelurahan Mariso, Kecamatan Mariso, Kota Makassar. 
Tribun Timur/ Nur Fadillah Tini (43), pemilik Laundry One di Jl Gagak No1, Kelurahan Mariso, Kecamatan Mariso, Kota Makassar.
Sementara Tini (43), pemilik laundry di Kota Makassar, merasakan dampak besar dari pemadaman listrik.

“Amat sangat merugikan, tadinya bisa selesai satu hari, jadinya bisa tiga hari,” kata Tini saat ditemui di tempat usahanya, Rabu (8/11/2023).

Dikatakan Tini, omzetnya turun hingga 30 persen akibat pemadaman listrik setiap hari.

“Omzet saya turun sekitar 30 persen, dan sekarang rugi dua kali lipat, apalagi kalau express, yang ngambilnya 3 jam. Tapi kalau listrik padam yah mau gimana lagi,” kata Tini.

Sebagai pemilik jasa cuci pakaian, Ia merasa kesulitan dengan kondisi saat ini.

“Kesulitan sekali karena sekarang kerjanya harus cepat, kalau tidak seperti itu, listrik padam cucian makin numpuk,” katanya.

Kekhawatirannya bertambah dengan efek lain akibat pemadaman listrik.

“Takut kebakaran kalau kondisi begini, jadi kalau mati lampu itu cek semua barang-barang, mana lagi banyak barang-barang rusak, seperti CCTV saya,” katanya.

Baca juga: Meriahkan HUT Ke-416 Kota Daeng, Siswa SD di Makassar Pakai Baju Adat Empat Etnis

Tini pun mengaku pasrah dengan kondisi ini.

“Yah mau gimana, karena katanya PLN, ini dilakukan akibat debit air kurang, pasrah dan jalanin aja sekarang, bukan maunya kita,” katanya.

“Giliran bayar listrik lambat dimarahi, giliran bayar air lambat didenda, dicabut. Yah sabar mami,” ungkapnya.

Sementara itu Amri (35), warga di Kecamatan Manggala, Kota Makassar mengeluhkan kenaikan tarif listrik.

"Ini naik tagihan listrik sekitar 10 sampai 15 persen. Karena biasa itu tiap bulan saya bayar Rp 220.000, tapi bulan ini saya bayar Rp 260.000 lebih. Padahal satu bulan terakhir hampir setiap hari mati lampu sekitar tiga jam sampai empat jam," jelas Amri saat berbincang dengan Kompas.com, Rabu (8/11/2023).

Amri juga menyebut selama pemadaman listrik bergilir diterapkan, dirinya belum pernah menerima kompensasi.

Baca juga: Anggota Polisi di Makassar Diduga Aniaya Mantan Pacar Bersama Kekasih Barunya

"Tidak ada kompensasi langsung, maksudnya pemotongan langsung dari PLN. Malahan naik tagihan. Kalau kita pikir tiga sampai empat jam tiap hari mati lampu itu lumayan hemat tapi ini malah naik tagihannya," keluh Amri.

"Kompensasi yang bagaimana? Kalau kompensasi langsung minimal ada pemotongan berapa persen. Kita ini kan warga yang terdampak. Kita yang terdampak bukan berarti harus rusak kulkas, rusak televisi di rumah baru dapat kompensasi," sambungnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kunjungi Luwu, Mensos Risma Akui Medan Lokasi Bencana Longsor Sulit

Kunjungi Luwu, Mensos Risma Akui Medan Lokasi Bencana Longsor Sulit

Makassar
Calon Jemaah Haji Polewali Mandar Diberi 3 Tanda Pengenal Dilengkapi Barcode, Ini Tujuannya

Calon Jemaah Haji Polewali Mandar Diberi 3 Tanda Pengenal Dilengkapi Barcode, Ini Tujuannya

Makassar
Hendak Tangkap Pelaku Tawuran, Polisi di Makassar Malah Diserang Parang

Hendak Tangkap Pelaku Tawuran, Polisi di Makassar Malah Diserang Parang

Makassar
Prakiraan Cuaca Makassar Hari Ini Jumat 10 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Makassar Hari Ini Jumat 10 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Makassar
Persiapan PPIH Embarkasi Makassar Layani Jemaah Haji 99 Persen

Persiapan PPIH Embarkasi Makassar Layani Jemaah Haji 99 Persen

Makassar
Dilanda Banjir dan Longsor, BPBD Pinrang Tetapkan Status Siaga Bencana

Dilanda Banjir dan Longsor, BPBD Pinrang Tetapkan Status Siaga Bencana

Makassar
Banjir Bandang di Pinrang Diduga karena Pembukaan Lahan Besar-besaran

Banjir Bandang di Pinrang Diduga karena Pembukaan Lahan Besar-besaran

Makassar
Dilaporkan Kaki Terkilir, Seorang Pendaki di Gunung Lompobattang Dievakuasi

Dilaporkan Kaki Terkilir, Seorang Pendaki di Gunung Lompobattang Dievakuasi

Makassar
Diduga Kelelahan Saat Ikuti Bimtek, Kades di Sulsel Ditemukan Tewas

Diduga Kelelahan Saat Ikuti Bimtek, Kades di Sulsel Ditemukan Tewas

Makassar
Prakiraan Cuaca Makassar Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Makassar Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Makassar
Sederet Fakta Oknum TNI AL Tembak 2 Remaja di Makassar, 1 Korban Tewas

Sederet Fakta Oknum TNI AL Tembak 2 Remaja di Makassar, 1 Korban Tewas

Makassar
Buaya Muara Sepanjang 3,6 Meter Dievakuasi di Bolaang Mongondow

Buaya Muara Sepanjang 3,6 Meter Dievakuasi di Bolaang Mongondow

Makassar
Korban Longsor Desa Buntu Sarek Latimojong Luwu Pilih Jalan Kaki untuk Mengungsi

Korban Longsor Desa Buntu Sarek Latimojong Luwu Pilih Jalan Kaki untuk Mengungsi

Makassar
Dinyatakan Sembuh, 40 Balita yang Keracunan Bubur di Majene Dipulangkan

Dinyatakan Sembuh, 40 Balita yang Keracunan Bubur di Majene Dipulangkan

Makassar
Cerita Warga, Detik-detik Remaja di Makassar Tewas Ditembak Oknum TNI AL

Cerita Warga, Detik-detik Remaja di Makassar Tewas Ditembak Oknum TNI AL

Makassar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com