KOMPAS.com - Anies Baswedan, bakal calon presiden (bacapres), hadir di acara Rapat Kerja Nasional (Rakernas) XVI Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (Apeksi) di Gedung Upperhills Convention Hall, Kota Makassar, Sulawesi Selatan, Kamis (13/7/2023).
Anies tiba di lokasi rakernas pada Kamis pukul 13.00 Wita dan disambut oleh Wali Kota Makassar Moh Ramadhan (Danny) Pomanto.
Seperti Prabowo dan Ganjar, Anis juga mendapatkan pertanyaan dari Ketua Apeksi 2023, Wali Kota Bima Arya.
"Kami tadi tanya pertanyaan yang satu kata ke Pak Ganjar sekarang giliran Pak Anies," tutur Bima.
"Satu kata untuk Pak Prabowo?" tanya Bima. "Patriot," jawab Anies. "Satu kata untuk Pak Ganjar?" tanya Bima lagi. "Sahabat," Jawab Anies lagi.
Baca juga: Hadir di Makassar, Anies Baswedan Bingung Sering Ditanya soal IKN dan Belum Sebutkan Sosok Cawapres
Selain hal tersebut, berikut lima fakta kedatangan Anies di Rakernas Apeksi Makassar:
Saat datang ke Rakernas Apeksi, Anies mengajak para kepala daerah untuk melihat foto cahaya listrik Indonesia pada malam hari dan membandingkannya dengan India serta Korea Selatan.
Ia mengatakan hanya Kota Jakarta yang terlihat terang pada malam hari. Sementara daerah lain seperti Sumatera dan Kalimantan hanya terlihat titik cahaya kecil.
"Ini adalah potret kota-kota Indonesia, nah ketika lihat kota di Indonesia, inilah wajah ketimpangan yang ada," kata Anies, Kamis.
Di Pulau Kalimantan, Anies mengatakan, hanya daerah Serawak, Malaysia yang cahaya listriknya terlihat lebih terang.
Dari situ ia kemudian menunjukkan wilayah timur Indonesia yang gelap di malam hari. "Dari situ terlihat ketimpangan yang luar biasa," ujar dia.
Karena itu, Anies memiliki visi agar distribusi pasokan listrik untuk Indonesia ke depan dapat merata seluruhnya.
"Kita ingin di malam hari seluruh kota di Republik Indonesia, seluruh kota di Indonesia menyala terang dari udara. Jadi jangan sampai kota-kota ini gelap, kalau gelap itu perekonomiannya rendah, kontribusinya rendah, dan tentu saja PLN-nya harus menyiapkan suplainya," ujar dia.
Saat menyampaikan gagasan, Anies menyinggung masalah urbanisasi. Ia mengatakan, lebih banyak masyarakat memilih untuk merantau ke kota besar seperti Jakarta, dibandingkan tinggal desa.
"Indonesia adalah sebuah negara yang dikenal agraris dan maritim, tapi sejak 2009 lebih banyak penduduk tinggal di kota daripada di desa. Jadi kalau sampai dengan sekarang 14 tahun kemudian, proporsi penduduk tinggal di kota lebih banyak dari pada di desa," kata Anies, Kamis.