Salin Artikel

5 Fakta Kedatangan Anies di Rakernas Apeksi, Singgung soal Ketimpangan dan Sempat Cari Prabowo

Anies tiba di lokasi rakernas pada Kamis pukul 13.00 Wita dan disambut oleh Wali Kota Makassar Moh Ramadhan (Danny) Pomanto.

Seperti Prabowo dan Ganjar, Anis juga mendapatkan pertanyaan dari Ketua Apeksi 2023, Wali Kota Bima Arya.

"Kami tadi tanya pertanyaan yang satu kata ke Pak Ganjar sekarang giliran Pak Anies," tutur Bima.

"Satu kata untuk Pak Prabowo?" tanya Bima. "Patriot," jawab Anies. "Satu kata untuk Pak Ganjar?" tanya Bima lagi. "Sahabat," Jawab Anies lagi.

Selain hal tersebut, berikut lima fakta kedatangan Anies di Rakernas Apeksi Makassar:

1. Singgung soal ketimpangan

Saat datang ke Rakernas Apeksi, Anies mengajak para kepala daerah untuk melihat foto cahaya listrik Indonesia pada malam hari dan membandingkannya dengan India serta Korea Selatan.

Ia mengatakan hanya Kota Jakarta yang terlihat terang pada malam hari. Sementara daerah lain seperti Sumatera dan Kalimantan hanya terlihat titik cahaya kecil.

"Ini adalah potret kota-kota Indonesia, nah ketika lihat kota di Indonesia, inilah wajah ketimpangan yang ada," kata Anies, Kamis.

Di Pulau Kalimantan, Anies mengatakan, hanya daerah Serawak, Malaysia yang cahaya listriknya terlihat lebih terang.

Dari situ ia kemudian menunjukkan wilayah timur Indonesia yang gelap di malam hari. "Dari situ terlihat ketimpangan yang luar biasa," ujar dia.

Karena itu, Anies memiliki visi agar distribusi pasokan listrik untuk Indonesia ke depan dapat merata seluruhnya.

"Kita ingin di malam hari seluruh kota di Republik Indonesia, seluruh kota di Indonesia menyala terang dari udara. Jadi jangan sampai kota-kota ini gelap, kalau gelap itu perekonomiannya rendah, kontribusinya rendah, dan tentu saja PLN-nya harus menyiapkan suplainya," ujar dia.

2. Anies sebut penduduk banyak tinggal di kota

Saat menyampaikan gagasan, Anies menyinggung masalah urbanisasi. Ia mengatakan, lebih banyak masyarakat memilih untuk merantau ke kota besar seperti Jakarta, dibandingkan tinggal desa.

"Indonesia adalah sebuah negara yang dikenal agraris dan maritim, tapi sejak 2009 lebih banyak penduduk tinggal di kota daripada di desa. Jadi kalau sampai dengan sekarang 14 tahun kemudian, proporsi penduduk tinggal di kota lebih banyak dari pada di desa," kata Anies, Kamis.

Anies menilai, untuk meratakan penyebaran penduduk, urbanisasi adalah suatu hal yang tidak bisa dihindari.

"Urbanisasi itu oke, baik-baik saja, yang tidak baik itu Jakartanisasi, ke Jakarta semua, thats not good. Tapi, kalau urbanisasi oke, itu normal dan terjadi di seluruh dunia," ujar dia.

"Sekarang 57 (persen penduduk tinggal di kota), bila kita biarkan tanpa perencanaan yang serius secara kolektif, nanti kita mengulangi masalah yang ada di Jakarta," ujar dia.

Menurutnya, kota-kota yang ada belum produktif secara ekonomi.

"Di perkotaan ini, kontribusi dari penambahan penududuk perkotaan itu setiap 1 persen penambahan PDB perkapita nasional meningkatnya 1,4 persen. Sementara di negara-negara asia lainnya, tambah 1 persen penduduk urban, itu meningkat PDB sampai 3 persen. Artinya kota-kota kita belum jadi yang produktif secara ekonomi," ujar dia.

Anies pun menjawab pertanyaan Bima Arya dengan singkat dan lugas di atas panggung.

"Kenapa saya ditanyain terus. Kenapa saya tidak ditanyain bagaimana dengan pangan murah, bagaimana dengan subsidi BBM, itu tidak pernah ditanyakan," jawab Anies.

"Tapi, kalau IKN, itu yang selalu ditanyakan. Sebenarnya dalam bawah sadar kita, pertanyaan sesungguhnya, cukup sampai di situ jawaban saya," kata dia.

Wali Kota Makassar, Mohammad Ramdhan Pomanto kemudian melontarkan pertanyaan soal Undang-Undang Kota.

"Setuju atau tidak," tanya Wali Kota Makassar yang akrab disapa Danny Pomanto ini.

"Jangankan soal UU, badannya saja kita tidak punya sekarang. Kami melihat, kita Indonesia sudah bergerak. Dari negara agraris, maritim yang kawasan terbesarnya adalah prural menjadi sebuah negara dengan kawasan urban yang lebih banyak. Sementara kita tidak punya ke khususan, baik regulasi maupun badan perkotaan. Kita membutuhkan itu, tapi hati-hati dengan membuat undang-undang," jawab Anies.

4. Sempat cari Prabowo

Usai memaparkan gagasan di Rakernas Apeksi, Anies Baswedan sempat mencari Prabowo Subianto.

Anies mencari Menteri Pertahanan itu saat berjalan meninggalkan lokasi gedung Upper Hills Convention Center, Kota Makassar, Sulsel, sekitar pukul 14:50 Wita.

"Pak Prabowo sudah datang?," tanya Anies ke salah satu panitia Rakernas Apeksi.

"Belum pak, belum," ucap panitia tersebut. Anies pun merespons dengan mengungkapkan permintaan salam terhadap Prabowo.

"Nanti ajalah salam aja dulu. Nanti sampaikan beliau yah," ucapnya.

Ia pun langsung meninggalkan lokasi dengan menggunakan kendaraan roda empat bersama beberapa ajudannya.

5. Enggan ungkap nama cawapres

Saat di Makassar, Anies enggan mengungkapkan siapa calon wakil presiden (cawapres) yang akan mendampinginya pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 mendatang.

Anies juga hanya menjawab secara singkat pertanyaan sejumlah awak media saat ditanya sosok cawapres yang bakal mendapinginya.

"Nanti pada waktunya diumumkan. Pada waktunya," kata Anies, usai menghadiri bimbingan teknis (bimtek) bakal caleg Partai Keadilan Sejahtera (PKS) di Hotel Claro Makassar, Sulawesi Selatan, pada Kamis (13/7/2023).

Saat sejumlah awak media menyebut dan menanyakan nama Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang bakal dipilih sebagai cawapresnya, mantan Gubernur DKI Jakarta ini hanya tersenyum kemudian pergi meninggalkan hotel.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Reza Rifaldi, Hendra Cipto, Darsil Yahya M. | Editor : Robertus Belarminus, Ardi Priyatno Utomo)

https://makassar.kompas.com/read/2023/07/14/140100478/5-fakta-kedatangan-anies-di-rakernas-apeksi-singgung-soal-ketimpangan-dan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke