"Pak Yusuf, cini ki kodong kudupa-dupaimi kilometerku eh, injoe songkolo apa kodonge, ku paumba-umbagi kodonge, Pajappanga Jenekku kodonge Pak Yusuf di' Pammoporanga kodong kaciciku matangku begadang. (Pak Yusuf, minta tolong lihat, saya berikan dupa lilin ke metaran PDAM, itu ada juga sesajen berupa songkolo dan onde-onde. Saya mohon agar air di rumah saya bisa segera mengalir Pak Yusuf, saya mohon, akibat begadang mata saya juga jadi sayup)," sambungnya.
Peristiwa dalam video itu terjadi di Jalan Galangan Kapal, Lorong Permandian 2, Kelurahan Kaluku Bodoa RT 011 RW 005, Kecamatan Tallo.
Baca juga: Peran Pejabat Migrasi Makassar di Kasus TPPO, Polisi: Menerbitkan Paspor yang Tidak Semestinya
Eko salah satu warga sekitar mengaku, video yang beredar itu hanyalah sebuah keisengan saja yang dilakukan oleh warga karena mengeluhkan air PDAM yang sudah bertahun-tahun tidak mengalir di wilayahnya.
"Itu cuman keisengan warga akibat dampak air PDAM yang tidak mengalir di wilayah utara Kota RT 011 RW 005 Kecamatan Tallo, Kelurahan Kaluku Bodoa, hampir tiap tahunnya bahkan sudah berapa warga melapor tak kunjung ada solusinya," kata Eko, Jumat (16/6/2023).
Dia juga mengatakan wanita yang ada dalam video itu bernama Ibu Mida, warga yang kekurangan pasokan air bersih dari PDAM dan peristiwa itu direkam sejak tiga hari yang lalu.
"Video itu direkam tiga hari yang lalu tapi belum keluar (tersebar) di media sosial baru di status WA (WhatsApp)," tuturnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.