Salin Artikel

Penjelasan PDAM Makassar soal Warga Buat Ritual Sesajen di Depan Meteran gegara Air Tak Mengalir

Peristiwa itu terjadi di Kecamatan Tallo, Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel).

Kepala Bagian Humas PDAM Makassar Muh Idris Tahir mengatakan, telah menerima laporan terkait hal tersebut.

Idris juga mengungkapkan, ritual bakar lilin dan sesajen yang dilakukan warga hanya goyonan akibat air di wilayahnya tidak mengalir.

"Berkurang karena pengaruh musim kemarau. Informasi yang kami terima dari petugas bahwa pelanggan tersebut memang sengaja melakukan aksi tindakan yang berbeda seakan ritual padahal cuma main atau iseng dan direkam supaya mendapat perhatian," tandas dia.

Meski demikan, PDAM langsung mengirim petugas untuk mengecek kondisi pipa di wilayah itu.

"Saat ini petugas kami masih melakukan pemantauan dan mengecek jalur-jalur pipa induk yang masuk ke lokasi itu, untuk mengetahui penyebabnya karena sebagian daerah di sekitarnya sudah ada yang mendapatkan suplai air melalui pipa induk," kata Idris kepada Kompas.com, Sabtu (17/6/2023).

Dia mengatakan, untuk memenuhi kebutuhan di wilayah yang terdampak, pihaknya sudah menyuplai air bersih.

"Di daerah itu beberapa waktu terakhir kita suplai mobil tangki dan melakukan inject air ke dalam pipa induk, karena di lokasi itu memang agak susah suplai air secara normal, terlebih pada saat kemarau," ujarnya.

Akan tetapi, lanjut Idris, hal tersebut tetap menjadi atensi dan perhatian dari petugas PDAM Makassar.

Pihak PDAM telah mencari solusi agar tekanan air bisa mengalir secara normal seperti semula.

Sebelumnya diberitakan, beredar video seorang wanita di Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel) terlihat menggelar ritual bakar lilin di depan meteran air milik PDAM Makassar.

Terlihat dalam video berdurasi 27 detik yang diterima Kompas.com, wanita tersebut mengenakan pakai warna biru, sambil memegang beberapa lilin merah lalu memutar-mutarkannya di atas meteran air.

Tak hanya membakar lilin, wanita itu juga terdengar membacakan jampi-jampi dan sesekali juga mengarahkan lilin yang ia bakar itu di atas makanan yang menyerupai sesajen.

"Taunna PDAM ki pajappanga je'neku. Matangku kamma mami kariu a'begadang, membengkaki pembayaran listrikku, ki pajappayangaya taunna PDAM. (Buat pegawai PDAM minta tolong air saya dikasi mengalir. Mata saya sudah seperti burung hantu akibat begadang jaga air)," kata wanita yang ada dalam video itu.

"Pak Yusuf, cini ki kodong kudupa-dupaimi kilometerku eh, injoe songkolo apa kodonge, ku paumba-umbagi kodonge, Pajappanga Jenekku kodonge Pak Yusuf di' Pammoporanga kodong kaciciku matangku begadang. (Pak Yusuf, minta tolong lihat, saya berikan dupa lilin ke metaran PDAM, itu ada juga sesajen berupa songkolo dan onde-onde. Saya mohon agar air di rumah saya bisa segera mengalir Pak Yusuf, saya mohon, akibat begadang mata saya juga jadi sayup)," sambungnya.

Peristiwa dalam video itu terjadi di Jalan Galangan Kapal, Lorong Permandian 2, Kelurahan Kaluku Bodoa RT 011 RW 005, Kecamatan Tallo.

Eko salah satu warga sekitar mengaku, video yang beredar itu hanyalah sebuah keisengan saja yang dilakukan oleh warga karena mengeluhkan air PDAM yang sudah bertahun-tahun tidak mengalir di wilayahnya.

"Itu cuman keisengan warga akibat dampak air PDAM yang tidak mengalir di wilayah utara Kota RT 011 RW 005 Kecamatan Tallo, Kelurahan Kaluku Bodoa, hampir tiap tahunnya bahkan sudah berapa warga melapor tak kunjung ada solusinya," kata Eko, Jumat (16/6/2023).

Dia juga mengatakan wanita yang ada dalam video itu bernama Ibu Mida, warga yang kekurangan pasokan air bersih dari PDAM dan peristiwa itu direkam sejak tiga hari yang lalu.

"Video itu direkam tiga hari yang lalu tapi belum keluar (tersebar) di media sosial baru di status WA (WhatsApp)," tuturnya.

https://makassar.kompas.com/read/2023/06/17/205545478/penjelasan-pdam-makassar-soal-warga-buat-ritual-sesajen-di-depan-meteran

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke