MAKASSAR,KOMPAS.com - Beredar video seorang wanita di Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel) terlihat menggelar ritual bakar lilin di depan meteran air milik PDAM Makassar.
Terlihat dalam video berdurasi 27 detik yang diterima KOMPAS.com, wanita tersebut mengenakan pakaian warna biru, sambil memegang beberapa lilin merah lalu memutar-mutarkannya di atas meteran air.
Tak hanya membakar lilin, wanita itu juga terdengar membacakan jampi-jampi dan sesekali juga mengarahkan lilin yang ia bakar itu di atas makanan yang menyerupai sesajen.
Baca juga: Tuntut Gaji dan Pesangon yang Belum Dibayar, 57 Eks Karyawan Kapling Area PDAM Bima
"Taunna PDAM ki pajappanga je'neku. Matangku kamma mami kariu a'begadang, membengkaki pembayaran listrikku, ki pajappayangaya taunna PDAM. (Buat pegawai PDAM minta tolong air saya dikasih mengalir. Mata saya sudah seperti burung hantu akibat begadang jaga air)," kata wanita yang ada dalam video itu.
"Pak Yusuf, cini ki kodong kudupa-dupaimi kilometerku eh, injoe songkolo apa kodonge, ku paumba-umbagi kodonge, Pajappanga Jenekku kodonge Pak Yusuf di' Pammoporanga kodong kaciciku matangku begadang. (Pak Yusuf, minta tolong lihat, saya berikan dupa lilin ke meteran PDAM, itu ada juga sesajen berupa songkolo dan onde-onde. Saya mohon agar air di rumah saya bisa segera mengalir Pak Yusuf, saya mohon, akibat begadang mata saya juga jadi sayup)," sambungnya.
Informasi yang diterima, peristiwa dalam video itu terjadi di Jalan Galangan Kapal, Lorong Permandian 2, Kelurahan Kaluku Bodoa RT 011 RW 005, Kecamatan Tallo
Eko salah satu warga sekitar mengaku, video yang beredar itu hanyalah sebuah keisengan saja yang dilakukan oleh warga karena mengeluhkan air PDAM yang sudah bertahun-tahun tidak mengalir di wilayahnya.
"Itu cuman keisengan warga yang dalam akibat dampak air PDAM yang tidak mengalir di wilayah utara Kota RT 011 RW 005 Kecamatan Tallo, Kelurahan Kaluku Bodoa, hampir tiap tahunnya bahkan sudah berapa warga melapor tak kunjung ada solusinya," kata Eko kepada KOMPAS.com Jumat (16/6/2023).
Dia juga mengatakan wanita yang ada dalam video itu bernama Ibu Mida, warga yang memang terdampak, kekurangan pasokan air bersih dari PDAM, dan peristiwa itu direkam sejak tiga hari yang lalu.
Baca juga: Kejati Sulsel Kembali Tetapkan 3 Mantan Direktur PDAM Makassar sebagai Tersangka Korupsi
"Video itu direkam tiga hari yang lalu tapi belum keluar (tersebar) di sosmed baru di status WA (WhatsApp)," tuturnya.
Sementara, Nurbaya (31) warga yang juga ikut terdampak mengatakan, pasokan air dari PDAM sudah terjadi di wilayahnya sejak 6 bulan lalu.
"Kondisi air di daerah sini susah sekali, sudah 6 bulan yang lalu tidak ada air bersih masuk, memang ada bantuan tapi kita setengah mati juga kalau kehabisan, harus menunggu lama, baru datang. Aktivitas kita juga terganggu, karena mau keluar kita tunggu lagi, air tangki PDAM masuk (datang)," ucapnya.
Nurbaya mengaku, sebenarnya warga ingin membuat sumur bor untuk memenuhi kebutuhan airnya sehari-hari. Tapi air di wilayahnya asin dan bau.
"Kita juga (warga) mau masing-masing gali sumur bor di setiap rumah, tapi tidak bisa juga karena kalau sudah sampai ke dalam 7 meter airnya sudah asin, kalau di atas 7 meter airnya keruh dan bau," ungkapnya.
Selama ini, kata Nurbaya, terpaksa membeli air dengan harga Rp 1.000 per jeriken 5 liter. Itupun harus diangkat menggunakan gerobak sejauh 300 meter dari rumahnya.