"Memberikan dan mengawasi tablet tambah darah dan itu wajib," bebernya.
Kemudian selama hamil, kata Sunarti, disarankan untuk mengkonsumsi minimal 90 tablet tambah darah. "Ibu-ibu hamil harus rajin memeriksakan kehamilan jika anaknya sudah lahir agar rajin dibawa ke posyandu supaya kita tau pertumbuhan dan perkembangan anaknya setiap bulan," tandasnya.
Begitupun remaja putri harus menjaga kesehatan reproduksinya dan rutin minum tablet tambah darah atau 1 tablet setiap pekan. Termasuk juga catin harus rutin minum tablet tambah darah. Diharapkan dengan mengkonsumsi tablet tambah darah remaja putri dan catin tidak mengalami anemia kekurangan darah atau sel darah merah
"Fungsi sel darah merah itu bagi ibu hamil untuk mengangkut makanan ke janin, kalau itu tidak ada atau kurang bagaimana caranya mengangkut makanan ke janin
kekurangan sel darah merah juga salah satu penyebab stunting makanya digalakkan ke remaja putri atau catin pemberian tablet tambah darah," ungkapnya.
Menurutnya, remaja putri rentan menderita anemia karena banyak kehilangan darah pada saat menstruasi, remaja putri yang memasuki masa pubertas mengalami pertumbuhan pesat sehingga kebutuhan zat besi juga meningkat serta diet yang kadang keliru di kalangan remaja putri.
Baca juga: Cegah Stunting, Puskesmas Tanah Abang Beri Tablet Penambah Darah ke Remaja Calon Ibu Kelak
Remaja putri yang menderita anemia berisiko mengalami anemia saat hamil. Hal ini akan berdampak negatif terhadap pertumbuhan dan perkembangan janin dalam kandungan serta berpotensi menimbulkan komplikasi kehamilan dan persalinan, bahkan menyebabkan kematian ibu dan anak.
"Setiap calon pengantin diharuskan akses ke pelayanan kesehatan atau puskesmas, nanti akan diedukasi kesehatan reproduksinya, informasi gizi dan kesehatannya dan tentang stunting dan pemberian tablet tambah darah," pungkasnya.
Dia juga mengaku tahun ini, Pemkot menganggarkan Rp 50 juta per kelurahan untuk percepatan penurunan stunting. Dana itu untuk sosialisasi, promosi di antaranya pembuatan banner, spanduk dan rapat koordinasi.
Baca juga: Angka Stunting di Kota Yogyakarta 13,8 Persen, Dinkes: Tidak Hanya dari Ekonomi yang Kurang
"Kami juga melibatkan CSR dari beberapa perusahan-perusahan untuk memberikan makanan tambahan serta semua SKPD ikut membantu. Jadi untuk percepatan penurunan stunting bukan hanya tugas Dinkes tapi juga mulai dari Wakil Wali Kota sampai SKPD Kota Makassar termasuk PKK ikut ambil peran," jelasnya.
Sunarti mengungkapkan sejak Kota Makassar masuk Lokasi Fokus (Lokus) Intervensi Penurunan Stunting, Dinkes Makassar juga lakukan aksi konvergensi percepatan penurunan stunting.
"Jadi ada beberapa aksi yang kita lakukan pertama pemetaan, perencanaan program dan rembuk stunting atau kebijakan yang dilakukan langsung dari pimpinan bersama OPD terkait ikut terlibat dalam penangan stunting," tutupnya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang