Editor
Setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaan pada 17 Agustus 1945, Indonesia mengklaim bahwa seluruh wilayah Hindia Belanda termasuk Papua Barat.
Baca juga: Lapangan Banteng dari Masa ke Masa, Sebelum Monumen Pembebasan Irian Barat Berdiri Tegak
Namun, Belanda menganggap wilayah itu masih berada di bawah kedaulatan Belanda dan ingin menjadikan sebagai negara boneka.
Sehingga, pemerintah harus menggunakan cara lain.
Pada tahun 1961, Soekarno, Presiden RI saat itu menggagas sebuah pergerakan yang disebut Trikora atau Tiga Komando Rakyat.
Kemudian terbentuk komando Mandala yang pada saat itu dipimpim panglima Mayor Jenderal Seoharto.
Komando ini bertugas melakukan operasi militer untuk merebut kembali Irian Barat.
Untuk merebut Irian Barat, Indonesia harus menyediakan peralatan militer mulai persenjataan, pesawat, hingga kapal untuk mengusir Belanda.
Operasi ini juga banyak mengorbankan materi dan jiwa raga para pejuang.
Pada tahun 1962, Irian Barat dapat kembali ke NKRI dan Monumen Mandala menjadi bukti serta saksi perjuangan Indonesia merebut Irian Barat.
Monumen Mandala memiliki desain menarik, yaitu berbentuk segitiga sama sisi yang menyimbolkan Tiga Komando Rakyat (Trikora).
Tinggi Monumen Mandala kurang lebih 75 meter dengan empat lantai. Untuk menaranya memiliki ketinggian 62 meter.
Ketinggian menara monumen ini sebagai manifestasi tahun kembalinya Irian Barat ke Indonesia pada tahun 1962.
Baca juga: Monumen Yogya Kembali: Sejarah, Koleksi, Harga Tiket, dan Jam Buka
Pada bagian bawah monumen terdapat relief yang melambangkan semangat Trikora dan relief lidah api di bagian atas yang melambangkan semangat tidak pernah padam.
Tak hanya itu, ada juga patung bambu runcing sebanyak 27 patung yang melambangkan instrumen fisik perjuangan pada masa itu.
Pada sekeliling menara terdapat kolam yang melambangkan kejernikahan berpikir mutlak diperlukan dalam setiap perjuangan.