Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Monumen Mandala di Makassar: Sejarah, Letak, Desain, dan Wisata

Kompas.com - 25/10/2022, 15:16 WIB
Dini Daniswari

Editor

KOMPAS.com - Monumen Mandala terletak di Jalan Jenderal Sudirman, Kecamatan Ujung Pandang, Makassar, Sulawesi Selatan.

Monumen Mandala yang berbentuk tugu didirikan untuk mengenang sejarah pembebasan Irian Barat pada tahun 1962.

Untuk itu, Monumen Mandala dikenal juga sebagai Monumen Pembebasan irian Barat.

Saat ini, Monumen Mandala juga sebagai destinasi wisata sejarah

Monumen Mandala

Sejarah Monumen Mandala

Awalnya, monumen Mandala merupakan sekolah guru (kweekschool) untuk melanjutkan menjadi guru pada zaman Belanda. Sekolah ini dibangun pada tahun 1876. 

Dalam perjalanan waktu, sekolah ini menjadi Hoofdkwartier van de Koninklijke atau Markas Angkatan Laut Kerajaan Belanda pada tahun 1946.

Semasa orde lama, tepatnya pada tanggal 2 Januari 1962, tempati ini beralihfungsi menjadi Markas Komando Mandala yang dibentuk oleh Soeharto.  Upaya untuk operasi Pembebasan Irian Barat.

Baca juga: Patung Pembebasan Irian Barat, Weltevreden Kekinian

Pada tahun 1993, bangunan lama dirobohan dan menjadi monumen.

Pembangunan monumen yang diprakarsai oleh HA Zainal Basri, Gubernur Sulawesi Selatan yang dilakukan pada tahun 1994.

Peletakkan batu pertama dilakukan oleh Soesilo Soedarman, Menteri Koordinator Politik dan Keamanan (Menkopolkam) saat itu, pada tanggal 11 Januari 1994.

Peresmian monumen dilakukan oleh Presiden Republik Indonesia Soeharto pada tanggal 19 Desember 1995.

Mengapa Monumena Mandala di Makassar?

Pemilihan Kota Makassar sebagai lokasi Monumen Mandala karena Makassar menjadi markas pasukan pembebasan Irian Barat.

Pergerakan dimulai dari Makassar yang menjadikan kota ini sebagai lokasi pembangunan Monumen Mandala.

Perjuangan panjang berhasil membawa Irian Barat kembali ke pangkuan ibu pertiwi pada tahun 1962.

Monumen Mandala ini merupakan bukti upaya pemerintah merebut Irian Barat kembali dari tangan Belanda. Perebutan irian Barat melalui sejumlah perjanjian tidak membuahkan hasil selama bertahun-tahun. 

Setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaan pada 17 Agustus 1945, Indonesia mengklaim bahwa seluruh wilayah Hindia Belanda termasuk Papua Barat.

Baca juga: Lapangan Banteng dari Masa ke Masa, Sebelum Monumen Pembebasan Irian Barat Berdiri Tegak

 

Namun, Belanda menganggap wilayah itu masih berada di bawah kedaulatan Belanda dan ingin menjadikan sebagai negara boneka.

Sehingga, pemerintah harus menggunakan cara lain.

Pada tahun 1961, Soekarno, Presiden RI saat itu menggagas sebuah pergerakan yang disebut Trikora atau Tiga Komando Rakyat.

Kemudian terbentuk komando Mandala yang pada saat itu dipimpim panglima Mayor Jenderal Seoharto.

Komando ini bertugas melakukan operasi militer untuk merebut kembali Irian Barat.

Untuk merebut Irian Barat, Indonesia harus menyediakan peralatan militer mulai persenjataan, pesawat, hingga kapal untuk mengusir Belanda.

Operasi ini juga banyak mengorbankan materi dan jiwa raga para pejuang.

Pada tahun 1962, Irian Barat dapat kembali ke NKRI dan Monumen Mandala menjadi bukti serta saksi perjuangan Indonesia merebut Irian Barat.

Desain Monumen Mandala

Monumen Mandala memiliki desain menarik, yaitu berbentuk segitiga sama sisi yang menyimbolkan Tiga Komando Rakyat (Trikora).

Tinggi Monumen Mandala kurang lebih 75 meter dengan empat lantai. Untuk menaranya memiliki ketinggian 62 meter.

Ketinggian menara monumen ini sebagai manifestasi tahun kembalinya Irian Barat ke Indonesia pada tahun 1962.

Baca juga: Monumen Yogya Kembali: Sejarah, Koleksi, Harga Tiket, dan Jam Buka

Pada bagian bawah monumen terdapat relief yang melambangkan semangat Trikora dan relief lidah api di bagian atas yang melambangkan semangat tidak pernah padam.

Tak hanya itu, ada juga patung bambu runcing sebanyak 27 patung yang melambangkan instrumen fisik perjuangan pada masa itu.

Pada sekeliling menara terdapat kolam yang melambangkan kejernikahan berpikir mutlak diperlukan dalam setiap perjuangan.

Pada bagian puncak terdapat harde untuk menangkal petir sekaligus simbol cita-cita yanghendak dicapai.

Museum Mandala

Museum Mandala terletak di bagian dalam Monumen Mandala.

Keberadaan Museum Mandala menggambarkan sejarah perjuangan masyarakat Sulawesi Selatan dalam menentang penjajah Belanda dan mempertahankan Republik Indonesia.

Pada lantai pertama museum ini terdapatt 12 diorama yang menggambarkan perjalanan perjuangan bangsa Indonesia di Pulau Sulawesi.

Selain itu di lantai ini, juga ada tiga relief dan sembilan replika pakaian pejuang abad XVII hingg XVIII.

Kemudian pada lantai dua terdapat 12 diorama dan tiga relief yang menceritakan tentang perjuangan bangsa dalam rangka membebaskan Irian Barat.

Pada lantai tiga berupa ruang kerja Panglima Mandala, dimana di dalamnya terdapat peta Irian Barat, tanda jabatan, foto-foto persiapan persiapan bertugas ke irian Barat, dan pakaian yang digunakan pada saat Operasi Mandala,

Lantai keempat atau lantai terakhir berupa ruang pandang yang berfungsi untuk melihat Kota Makassar dari ketinggian.

Jam Buka Monumen Mandala

Monumen Mandala buka mulai pukul 08.00 sampai 17.00 WIB

Harga Tiket Monumen Mandala

Bagi pengunjung yang manikmati wisata Monumen Mandala akan dikenakan biaya sebesar

Rp 10.000.

Sumber:

journal.uin-alauddin.ac.id

disbudpar.sulselprov.go.id

tribuntimurwiki.tribunnews.com

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Diduga Hilang Konsentrasi, Pemuda di Makassar Tewas Usai Tabrak Truk dari Belakang

Diduga Hilang Konsentrasi, Pemuda di Makassar Tewas Usai Tabrak Truk dari Belakang

Makassar
Banjir Bandang Landa 4 Kecamatan di Palopo, Pj Wali Kota : Diduga Terjadi Pembalakan di Daerah Hulu

Banjir Bandang Landa 4 Kecamatan di Palopo, Pj Wali Kota : Diduga Terjadi Pembalakan di Daerah Hulu

Makassar
Banjir dan Longsor Terjang 11 Desa di Luwu Sulsel

Banjir dan Longsor Terjang 11 Desa di Luwu Sulsel

Makassar
Banjir Bandang Terjang 4 Kecamatan di Palopo Sulsel

Banjir Bandang Terjang 4 Kecamatan di Palopo Sulsel

Makassar
7 Kampus di Makassar Diduga Ikut Program Ferienjob di Jerman

7 Kampus di Makassar Diduga Ikut Program Ferienjob di Jerman

Makassar
Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Sulawesi Selatan, 29 Maret 2024

Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Sulawesi Selatan, 29 Maret 2024

Makassar
Ini Ruas Jalan di Sleman yang Perlu Diwaspadai Pemudik

Ini Ruas Jalan di Sleman yang Perlu Diwaspadai Pemudik

Makassar
Mahasiswa di Baubau Ditangkap karena Edarkan Sabu, Dibayar Rp 25.000 per Bungkus

Mahasiswa di Baubau Ditangkap karena Edarkan Sabu, Dibayar Rp 25.000 per Bungkus

Makassar
Usut Dana Hibah, Kejari Kembali Periksa 4 Pengurus KONI Makassar

Usut Dana Hibah, Kejari Kembali Periksa 4 Pengurus KONI Makassar

Makassar
Saat PDAM Makassar Gratiskan Tagihan Air Seluruh Masjid Selama Ramadan...

Saat PDAM Makassar Gratiskan Tagihan Air Seluruh Masjid Selama Ramadan...

Makassar
Bagi-bagi Uang Saat Pemilu, Caleg Demokrat Dituntut 5 Bulan Penjara

Bagi-bagi Uang Saat Pemilu, Caleg Demokrat Dituntut 5 Bulan Penjara

Makassar
Pria Bercadar dan Berbaur dengan Jemaah Wanita di Makassar Dipulangkan

Pria Bercadar dan Berbaur dengan Jemaah Wanita di Makassar Dipulangkan

Makassar
Prakiraan Cuaca Makassar Hari Ini Kamis 28 Maret 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Makassar Hari Ini Kamis 28 Maret 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Makassar
Ari-ari Bayi Ditemukan Tercampur Pakaian Kotor di Tempat 'Laundry', Awalnya Dikira Janin

Ari-ari Bayi Ditemukan Tercampur Pakaian Kotor di Tempat "Laundry", Awalnya Dikira Janin

Makassar
Prakiraan Cuaca Makassar Hari Ini Rabu 27 Maret 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Makassar Hari Ini Rabu 27 Maret 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Makassar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com