Dalam kondisi antrean masyarakat yang tak terkendali, biasanya pihak managemen toko menutup sebagian pintu.
Tujuannya agar petugas keamanan bisa mengatur pembeli masuk secara bergiliran. Apalagi saat ini masih dalam kondisi pandemi Covid-19.
“Karyawan juga butuh sedikit istirahat, makan dan shalat. Jadi karyawan digilir untuk melayani pembelian minyak goreng. Tapi masyarakat tetap saja ngotot cepat dilayani, sehingga biasa kita bertengkar juga. Apalagi kalau sudah dibatasi pembeliannya, mereka ngomel dan bahkan memaki karyawan,” katanya.
Baca juga: Solar Langka di Makassar, Sopir Truk Antre 2 Hari, Pertamina Akui Ada Pembatasan Kuota
Farida, salah satu karyawan minimarket lainnya di Jalan Kaka Tua mengungkapkan, banyak orang yang mengantre berulang-ulang kali.
Akibatnya, pengelola toko mewajibkan calon pembeli minyak goreng harus membawa KK dan KTP.
“Sudah banyak yang kita dapat orang yang berulang-ulang kali mengantre. Jadi kita wajibkan hendak membeli minyak goreng yang dijatah 2 liter harus disertakan dengan KK dan KTP. Tapi banyak yang marah-marah juga kalau kita dapatkan orang seperti itu,” bebernya.
Baca juga: Jokowi Bagikan 650 Paket Sembako di IKN, Berisi Minyak Goreng, Beras, Gula dan Biskuit
Masyarakat dan karyawan minimarket berharap, pemerintah segera bisa mengatasi kelangkaan minyak goreng yang sekarang ini terjadi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.