MAKASSAR, KOMPAS.com – Beberapa hari terakhir, para sopir truk dan kendaraan bermesin diesel kesulitan mendapatkan bahan bakar solar.
Antrean panjang pun terjadi di sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Kota Makassar.
Kelangkaan solar bukan hanya terjadi di Kota Makassar, tapi sejumlah daerah di Sulawesi Selatan.
Meski harganya masih normal Rp 5.150 per liter, namun sulit mendapatkan solar yang memberikan dampak besar bagi warga terlebih bagi para sopir truk dan sopir bus angkutan daerah.
Baca juga: 1 Jam Antre Solar di SPBU Padang, Sopir Truk Meninggal di Belakang Kemudi
Tingginya permintaan solar yang tidak dibarengi dengan penambahan stok di tiap SPBU menjadi salah satu penyebab sulitnya mendapatkan solar saat ini .
Salah seorang sopir yang mengantre untuk mendapatkan solar di SPBU, Syamsul mengaku telah mengantre 2 hari. Namun mobil yang ia gunakan belum mendapatkan jatah solar.
“Saya sopir daerah, sudah seminggu tiba di Makassar. Saya sudah mengantre di sini sejak Rabu (9/3/2022) kemarin, ternyata di Makassar juga langka solar. Saat mau kembali ke daerah, saya harus isi BBM. Tapi ternyata sulit mendapatkan solar,” kata Syamsul ketika ditemui saat mengantre di SPBU depan pintu 1 Universitas Hasanuddin (Unhas) Jl Perintis Kemerdekaan, Sabtu (12/3/2022).
Syamsul juga mengungkapkan, jika selama perjalanannya ke Makassar, solar juga sulit ditemua di beberapa daerah di Provinsi Sulawesi Selatan.
“Di daerah juga susah solar, panjang antrean. Masyarakat berharap, Pertamina sebagai BUMN yang bertugas mengelola penambangan minyak dan gas bumi, termasuk solar dapat segera mengatasi kelangkaan ini. Supaya kita driver daerah bisa jalan dengan baik, tidak lagi menunggu. Karena kalau menunggu begini, uang makan kita kasian terkuras menanti solar yang tak kunjung datang,” harapnya.
“Kita harus menyampaikan kepada konsumen bahwa, isilah BBM sesuai aturan yang diberlakukan. Di mana untuk BBM solar ada ketentuannya yang boleh mengisi di SPBU, umumnya hanya kendaraan roda empat sebanyak 60 liter per hari. Kemudian angkutan umum roda empat maksimal 80 liter per hari dan angkutan roda enam maksimum 200 liter per hari,” kata Senior Supervisor Communication dan Relation Pertamina MOR VII Sulawesi, Taufiq Kurniawan.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.