Salin Artikel

Cerita Karyawan Minimarket, Jadi Sering Bertengkar dengan Warga karena Minyak Goreng

Apalagi, masyarakat dibatasi untuk mendapatkan minyak goreng yang hanya mendapatkan 1 atau 2 liter per orang.

Kelangkaan minyak goreng ini, membuat masyarakat di Makassar, Sulawesi Selatan, harus "berburu" untuk mendapatkannya.

Di mana ada minyak goreng dijual, masyarakat pun berbondong-bondong mendatanginya meski lokasinya jauh dan harus mengantre berjam-jam.

Dari pantauan di sejumlah minimarket Kota Makassar, warga berbondong-bondong datang untuk mendapatkan minyak goreng.

Bahkan, sering terjadi terjadi perselisihan antara karyawan toko dengan masyarakat.

Daeng Singara, salah seorang ibu-ibu yang hendak membeli minyak goreng terlihat menggerutu karena tidak kebagian.

Dia marah-marah di depan salah satu minimarket Jalan Veteran, usai bertengkar dengan karyawan toko.

“Masa sudah sudah berjam-jam antre, pas giliranku dibilang habis. Ini tidak begitu. Saya juga sudah capek jauh-jauh datang dan antre membawa KK dan KTP, malah tidak dapat minyak goreng,” ujarnya.  

Salah satu karyawan minimarket di Jalan Boulevard, Kota Makassar, Ardiansyah mengungkapkan, kerap berselisih dan bertengkar dengan masyarakat yang antri membeli minyak goreng.

Terkadang masyarakat memaksakan kehendaknya dan kerap kali memaki karyawan toko ketika dilakukan pembatasan pembelian.

“Paling sering bertengkar dengan masyarakat, apalagi kalau mereka sudah capek mengantre berjam-jam dan kemudian dibatasi pembeliannya. Sedangkan kita ini karyawan juga capek melayani antrian pembelian minyak goreng, apalagi ada yang biasa mau menerobos atau dorong-dorong,” katanya.


Dalam kondisi antrean masyarakat yang tak terkendali, biasanya pihak managemen toko menutup sebagian pintu.

Tujuannya agar petugas keamanan bisa mengatur pembeli masuk secara bergiliran. Apalagi saat ini masih dalam kondisi pandemi Covid-19.

“Karyawan juga butuh sedikit istirahat, makan dan shalat. Jadi karyawan digilir untuk melayani pembelian minyak goreng. Tapi masyarakat tetap saja ngotot cepat dilayani, sehingga biasa kita bertengkar juga. Apalagi kalau sudah dibatasi pembeliannya, mereka ngomel dan bahkan memaki karyawan,” katanya.

Farida, salah satu karyawan minimarket lainnya di Jalan Kaka Tua mengungkapkan, banyak orang yang mengantre berulang-ulang kali.

Akibatnya, pengelola toko mewajibkan calon pembeli minyak goreng harus membawa KK dan KTP.

“Sudah banyak yang kita dapat orang yang berulang-ulang kali mengantre. Jadi kita wajibkan hendak membeli minyak goreng yang dijatah 2 liter harus disertakan dengan KK dan KTP. Tapi banyak yang marah-marah juga kalau kita dapatkan orang seperti itu,” bebernya.

Masyarakat dan karyawan minimarket berharap, pemerintah segera bisa mengatasi kelangkaan minyak goreng yang sekarang ini terjadi.

https://makassar.kompas.com/read/2022/03/15/161012578/cerita-karyawan-minimarket-jadi-sering-bertengkar-dengan-warga-karena

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke