Di Belanda juga Sam bertemu dengan tokoh Tiga Serangkai, yaitu Douwes Dekker, Cipto Mangunkusumo, dan Soewardi Suryaningrat.
Salah satu organisasi yang diikuti Sam Ratulangi adalah Perhimpunan Indonesia atau Indische Vereeniging.
Bahkan pada tahun 1914, Sam Ratulangi ditunjuk sebagai ketua Perhimpunan Indonesia.
Namun, Sam Ratulangi tidak dapat lulus dari perguruan tingginya di Belanda, karena tidak memiliki ijazah setingkat SMA.
Atas saran dari seorang Belanda, Sam pun mendaftarkan diri di Universitas Zurich di Swiss.
Di universitas ini, Sam Ratulangi lulus pada tahun 1919 dan mendapatkan gelar Doktor der Natur-Philosophie (Dr. Phil.) untuk Ilmu Pasti dan Ilmu Alam.
Baca juga: Sultan Thaha Syaifudin, Raja Terakhir Kesultanan Jambi yang Ditetapkan Jadi Pahlawan Nasional
Aktivitas perjuangan Sam Ratulangi terus dilanjutkannya saat pulang ke Tanah Air.
Selain mengajar di sekolah menengah, Sam Ratulangi juga mendirikan perusahaan bernama Maskapai Asuransi Indonesia.
Dengan perusahaan ini, Sam Ratulangi banyak membantu dan mengurangi beban rakyat.
Selain itu, Sam Ratulangi juga membuat yayasan dana belajar, membuka daerah pertanian, dan membujuk Belanda untuk menghapus kerja paksa di Minahasa.
Pada tahun 1937, Sam Ratulangi diangkat sebagai anggota Dewan Rakyat atau Volksraad.
Perjuangannya untuk kemerdekaan Indonesia terus berlanjut. Sam Ratulangi juga berperan dalam Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.
Atas jasanya itu, Sam Ratulangi ditunjuk Presiden Soekarno untuk menjadi Gubernur Sulawesi.
Sam Ratulangi juga merupakan sosok yang membawa kabar kemerdekaan bagi masyarakat Sulawesi yang dideklarasikan di Jakarta pada 17 Agustus 1945.
Namun di Sulawesi, proklamasi baru didengar dua hari setelahnya, yaitu tanggal 19 Agustus 1945.