Di sana, Sultan untuk membantu rakyat Bugis berperang melawan Veerenigde Oostindische Compagnie (VOC), kongsi dagang atau Perusahaan Hindia Timur Belanda.
Sultan berperang dengan gagah berani, dan terlibat dalam sejumlah penggempuran VOC. Namun, dalam pertempuran itu pula Sultan Aji gugur.
Menurut catatan Budayawan Kesultanan Kutai Kartanegara, ada beberapa versi yang berkembang terkait gugurnya Sultan Aji.
Pertama, disebutkan bahwa Sultan Aji wafat d Wajo dalam perang terbuka. Sultan terlluka hingga gugur di sana.
Baca juga: Profil Sultan Aji Muhammad Idris, Pahlawan Kaltim Berjuang Lawan Belanda, Gugur di Medan Laga
Sementara versi kedua, disebutkan bahwa Sultan meninggal akibat kecurangan yang dilakukan para tentara VOC.
Awalnya, dalam perang itu Sultan sangat sulit dikalahkan. Padaha Sultan saat itu hanya bersenjatakan sebilah keris yang konon bernama Britkan.
Kemudian, VOC pun melakukan cara licik untuk melumpuhkan Sultan, yaitu dengan membuat lubang yang di dalamnya dipasang sejumlah bambu runcing.
Menurut versi ini, Sultan digiring ke lubang tersebut dan meninggal akibat tertancap bambu runcing.
Meninggalnya Sultan Aji Muhammad Idris membuat tahta Kesultanan Kutai Kartanegara kosong.
Untuk mengisi agar roda pemerintahan terus berjalan, maka dibentuklah Dewan Perwalian untuk melaksanakan tugas Sultan.
Sumber:
Kompas.com
Prokom.kukarkab.go.id