Salin Artikel

Biografi, Silsilah, dan Perjuangan Sultan Aji Muhammad Idris, Pahlawan Nasional Pertama dari Kalimantan Timur

Ibu kota bernama Nusantara ini akan dibangun di daerah yang menjadi bagian dari Kabupaten Penajam Paser Utara dan Kutai Kartanegara.

Provinsi Kalimantan Timur, tepatnya di Kutai Kartanegara, pernah hidup seorang tokoh besar di masanya yang bernama Sultan Aji Muhammad Idris.

Tokoh ini gigih berjuang melawan VOC, hingga dianugerahi sebagai Pahlawan Nasional sekaligus pahlawan pertama dari Kaltim.

Biografi dan Silsilah Sultan Aji Muhammad Idris

Sultan Aji Muhammad Idris lahir pada tahun 1667 di Jembayan, yaitu sebuah desa yang kini masuk Kecamatan Loa Kulu, Kutai Kartanegara.

Sultan Aji merupakan Sultan ke-14 di Kesultanan Kutai Kartanegara ing Martadipura.

Sultan Aji merupakan anak dari pasangan Adji Pangeran Dipati Anom dan ibu bernama Adji Datu Pangiang Penggih.

Sultan Aji naik tahta pada tahun 1735, dan menjadi sultan pertama di kesultanan itu yang menyandang nama bernuansa Islam.

Dalam pelantikan menjadi sultan itu, Sultan Aji mengucapkan sumpah dalam upacar Erau yang sakral dan disaksikan rakyat serta para leluhur.

Pada sumpah itu disebutkan seorang sultan harus menjalankan ketentuan kerajaan, seperti taat terhadap adat dan istiadat.

Sultan Aji memiliki dua orang istri, pertama Ratu Permaisuri Andi Rianjeng atau Andin Duyah, dan kedua Ratu Mahadewi.

Dari dua istrinya itu, Sultan Aji memiliki total 12 orang putra dan putri.

Berjuang Melawan VOC

Dalam catatan sejarah, Sultan Aji Muhammad Idris merupakan cucu menantu dari Sultan Wajo, La Madukelleng.

La Madukelleng dikenal sebagai petualang Bugis yang menjabat sebagai pemimpin tertinggi Wajo pada abad ke-18.

Pada suatu hari, Sultan Aji Muhammad Idris berangkat ke Tanah Wajo di Sulawesi Selatan.

Di sana, Sultan untuk membantu rakyat Bugis berperang melawan Veerenigde Oostindische Compagnie (VOC), kongsi dagang atau Perusahaan Hindia Timur Belanda.

Sultan berperang dengan gagah berani, dan terlibat dalam sejumlah penggempuran VOC. Namun, dalam pertempuran itu pula Sultan Aji gugur.

Menurut catatan Budayawan Kesultanan Kutai Kartanegara, ada beberapa versi yang berkembang terkait gugurnya Sultan Aji.

Pertama, disebutkan bahwa Sultan Aji wafat d Wajo dalam perang terbuka. Sultan terlluka hingga gugur di sana.

Sementara versi kedua, disebutkan bahwa Sultan meninggal akibat kecurangan yang dilakukan para tentara VOC.

Awalnya, dalam perang itu Sultan sangat sulit dikalahkan. Padaha Sultan saat itu hanya bersenjatakan sebilah keris yang konon bernama Britkan.

Kemudian, VOC pun melakukan cara licik untuk melumpuhkan Sultan, yaitu dengan membuat lubang yang di dalamnya dipasang sejumlah bambu runcing.

Menurut versi ini, Sultan digiring ke lubang tersebut dan meninggal akibat tertancap bambu runcing.

Meninggalnya Sultan Aji Muhammad Idris membuat tahta Kesultanan Kutai Kartanegara kosong.

Untuk mengisi agar roda pemerintahan terus berjalan, maka dibentuklah Dewan Perwalian untuk melaksanakan tugas Sultan.

Sumber:
Kompas.com
Prokom.kukarkab.go.id

https://makassar.kompas.com/read/2022/01/20/191048378/biografi-silsilah-dan-perjuangan-sultan-aji-muhammad-idris-pahlawan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke