Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Walhi Sulsel Tolak Pembangunan Rel Kereta Api Makassar-Maros

Kompas.com - 30/08/2022, 15:00 WIB
Hendra Cipto,
Khairina

Tim Redaksi

MAKASSAR, KOMPAS.com - Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Sulawesi Selatan (Sulsel) Muhammad Al Amin dengan tegas menolak pembangunan rel kereta api Makassar-Maros.

Menurut Al Amin ini, pembangunan rel kereta api di Makassar tanpa analisis mengenai dampak lingkungan (amdal) berpotensi menimbulkan permasalahan yang meliputi dua aspek. 

Baca juga: Polemik Desain Rel Kereta Api di Makassar, Walhi Sulsel Tantang BPKA Buka-bukaan soal Kelayakan Lingkungan

Keduanya terbilang sangat sensitif, yakni terkait aspek lingkungan dan aspek sosial yang berpotensi memicu konflik sosial di tengah masyarakat.

"Walhi dalam situasi ini menolak pembangunan rel kereta api di Makassar akan menjadi malapetaka bagi warga nantinya. Karena harus dipertimbangkan matang-matang persoalan lingkungan dan dampak sosial nantinya," jelas Al Amin saat menjadi Narasumber di kegiatan Suara Mahasiswa yang digelar Dinas Kominfo Makassar, Senin (29/8/2022).

Al Amin melanjutkan, lahan di kota Makassar nyaris telah bersertifikat dan berbadan usaha sehingga tanah-tanah di Kota Makassar hampir tidak ada yang tidak mengantongi sertifikat.

"Ini layak dipertimbangkan karena masyarakat mulai berpikir mau dibebaskan lahannya atau tidak. Tentunya juga ini tidak sesuai dengan kondisi tata ruang Kota Makassar, maka dengan itu Walhi pada situasi ini dengan tegas menolak pembangunan rel kereta api Makassar-Maros," ungkapnya.

Baca juga: Pemkot Makassar Ajak Mahasiswa Kawal Rel Kereta Api Elevated

Pada kesempatan ini, dirinya menantang Balai Pengelola Kereta Api (BPKA) Sulsel menunjukkan studi kelayakan atau amdal di wilayah sekitar pembangunan rel kereta api tersebut.

Menurutnya, hingga saat ini BPKA Sulsel belum pernah membuka ke publik mengenai studi kelayakan ataupun amdal dari rencana pembangunan rel kereta api Makassar-Maros.

 

Bahkan, dirinya pernah melakukan survei di masyarakat yang terdampak, dan hasilnya tidak seorang pun dari warga yang paham akan rencana dan dampak pembangunan rel kereta api Makassar-Maros.

"Banyak hal yang belum tuntas dari rencana ini. Di sisi amdal dan studi kelayakan juga masih menyisakan persoalan. Jika tuntas maka banjir di Barru tidak akan terjadi, warga di Maros tidak akan menolak lahannya dibebaskan, dan Makassar tidak akan menolak desain rel kereta api at grade. Olehnya itu, Walhi dengan tegas menolak pembangunan rel kereta api Makassar-Maros," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Korban Penembakan Oknum TNI AL di Makassar Telah Jalani Operasi Pengangkatan Proyektil Peluru

Korban Penembakan Oknum TNI AL di Makassar Telah Jalani Operasi Pengangkatan Proyektil Peluru

Makassar
Polisi di Mamuju Ditangkap Usai Diduga Mengedarkan Narkoba

Polisi di Mamuju Ditangkap Usai Diduga Mengedarkan Narkoba

Makassar
Warga Terdampak Longsor Latimojong Luwu Akan Direlokasi

Warga Terdampak Longsor Latimojong Luwu Akan Direlokasi

Makassar
Banjir dan Longsor Luwu, BNPB Fokus Penanganan Jembatan Putus agar Akses Warga Normal

Banjir dan Longsor Luwu, BNPB Fokus Penanganan Jembatan Putus agar Akses Warga Normal

Makassar
Fakta Kasus 42 Balita di Majene Diduga Keracunan Bubur, Kronologi dan Kondisi Pasien

Fakta Kasus 42 Balita di Majene Diduga Keracunan Bubur, Kronologi dan Kondisi Pasien

Makassar
1.245 Calon Jemaah Haji Asal Makassar Berangkat ke Tanah Suci, Kloter Pertama Terbang Minggu

1.245 Calon Jemaah Haji Asal Makassar Berangkat ke Tanah Suci, Kloter Pertama Terbang Minggu

Makassar
Banjir dan Longsor di Luwu Dipicu Pembukaan Lahan untuk Tambang Emas dan Pasir

Banjir dan Longsor di Luwu Dipicu Pembukaan Lahan untuk Tambang Emas dan Pasir

Makassar
Polisi Selidiki Kasus Keracunan Massal Balita dan Baduta di Majene Sulbar, Kadin DPPKB Diperiksa

Polisi Selidiki Kasus Keracunan Massal Balita dan Baduta di Majene Sulbar, Kadin DPPKB Diperiksa

Makassar
Prakiraan Cuaca Makassar Hari Ini Selasa 7 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Makassar Hari Ini Selasa 7 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Makassar
Penjelasan Dinkes Sulbar soal Keracunan Massal di Majene, 42 Balita Dilarikan ke Puskesmas

Penjelasan Dinkes Sulbar soal Keracunan Massal di Majene, 42 Balita Dilarikan ke Puskesmas

Makassar
Tergiur Uang Cepat, Nelayan di Baubau Nekat Jadi Pengedar Sabu

Tergiur Uang Cepat, Nelayan di Baubau Nekat Jadi Pengedar Sabu

Makassar
42 Balita hingga Orang Dewasa Dirawat di Puskesmas Pamboang Majene, Diduga Keracunan Bubur

42 Balita hingga Orang Dewasa Dirawat di Puskesmas Pamboang Majene, Diduga Keracunan Bubur

Makassar
Anggota TNI AL Tembak Warga di Makassar, Keluarga Korban Minta Pelaku Dihukum Berat

Anggota TNI AL Tembak Warga di Makassar, Keluarga Korban Minta Pelaku Dihukum Berat

Makassar
Demo Hardiknas di Makassar Ricuh, Dua Mahasiswa Masih Ditahan karena Narkoba dan Senjata Tajam

Demo Hardiknas di Makassar Ricuh, Dua Mahasiswa Masih Ditahan karena Narkoba dan Senjata Tajam

Makassar
Desa Terisolasi, Lansia Korban Longsor Luwu Ditandu dan Diterbangkan dengan Helikopter ke Belopa

Desa Terisolasi, Lansia Korban Longsor Luwu Ditandu dan Diterbangkan dengan Helikopter ke Belopa

Makassar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com