Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Belum Ada Titik Terang Kapal Ambulans yang Hilang di Selat Makassar, Pencarian Diperluas

Kompas.com, 17 Oktober 2025, 22:22 WIB
Reza Rifaldi,
Krisiandi

Tim Redaksi

MAKASSAR, KOMPAS.com - Tim SAR gabungan terus berupaya mencari kapal ambulans yang hilang kontak di perairan Selat Makassar.

Pencarian telah dilakukan selama lima hari sejak kapal tersebut dinyatakan hilang kontak pada Senin (13/10/2025).

Kasi Operasi dan Siaga Kantor Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Kelas A Makassar, Andi Sultan, mengungkapkan bahwa saat ini tim SAR sedang memperluas area pencarian.

Pencarian diperluas hingga ke perbatasan laut pulau Jawa. 

"Saat ini kita melakukan pencarian di sebelah barat, memperluas pencarian ke sebelah barat," kata Andi Sultan saat dikonfirmasi oleh awak media pada Jumat (17/10/2025).

Baca juga: Kapal Ambulans Hilang Kontak di Selat Makassar, Basarnas Cari 3 Mekanik Kapal di 20 Titik Pulau Kecil

Andi Sultan menjelaskan bahwa pencarian diarahkan ke barat karena diperkirakan kapal ambulans tersebut mengalami kerusakan mesin dan terbawa arus.

"Kalau kita prediksikan, kapalnya mati mesin pada waktu itu, berarti ada yang menarik (terbawa) ke barat. Makanya kami cari ke situ," ungkapnya.

Selama proses pencarian, Sultan juga telah menginformasikan hilangnya kapal ambulans kepada setiap kapal yang melintasi jalur pelayaran.

Baca juga: Kapal Ambulans Hilang Kontak di Selat Makassar, saat Hendak Layani Warga di Pulau Terluar

Petugas Basarnas Makassar yang berada di KN SAR Kamajaya sedang memantau pencarian kapal ambulans yang dinyatakan hilang kontak di Selat Makassar, Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan (Pangkep), Sulsel, Jumat (17/10/2025).Dokumentasi/Basarnas Makassar Petugas Basarnas Makassar yang berada di KN SAR Kamajaya sedang memantau pencarian kapal ambulans yang dinyatakan hilang kontak di Selat Makassar, Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan (Pangkep), Sulsel, Jumat (17/10/2025).
"Sampai saat ini belum (ada yang lihat posisi kapal), itupun di sana banyak pos-pos Polairud," ucapnya.

Selain tim SAR, warga dan keluarga para awak kapal ambulans juga turut berpartisipasi dalam pencarian.

"Itu tambahan lain termasuk kapal-kapal nelayan di sana, ada juga dari keluarga korban dari pulau membantu pencarian. Sejauh ini belum ada tanda-tanda," tutupnya.

Hilang kontak saat menuju Kepulauan Dawakkang

Tampilan Kapal Ambulans yang dinyatakan hilang kontak di perairan Selat Makassar, sejak Senin (13/10/2025).Dokumentasi/Edi Tahir Tampilan Kapal Ambulans yang dinyatakan hilang kontak di perairan Selat Makassar, sejak Senin (13/10/2025).
Sebelumnya, kapal ambulans tersebut dilaporkan hilang kontak saat dalam perjalanan menuju Kepulauan Dawakkang, Kabupaten Kepulauan Pangkep, Sulawesi Selatan.

Baca juga: Masuk Hari Kelima, Kapal Ambulans Hilang Kontak di Selat Makassar Belum Ditemukan

Kapal berangkat dari Pulau Tinggalungan pada Senin (13/10/2025) dan dijadwalkan tiba di Pulau Dawakkang dalam waktu tempuh sekitar delapan jam.

Namun, hingga Senin malam, kapal tersebut belum juga tiba di tujuan, sehingga Basarnas langsung melakukan penyisiran setelah menerima laporan dari masyarakat.

Diketahui, kapal ambulans tersebut baru saja kembali beroperasi untuk pelayanan kesehatan masyarakat setelah menjalani perbaikan dan direncanakan untuk melayani masyarakat di sekitar pulau terluar Sulawesi Selatan.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Modus Penyelundupan Obat-obatan Daftar G Asal Surabaya ke Makassar
Modus Penyelundupan Obat-obatan Daftar G Asal Surabaya ke Makassar
Makassar
2.486 Pekerja Menganggur, PHK di Sulsel Nomor 6 Se-Indonesia: Industri Nikel Lesu?
2.486 Pekerja Menganggur, PHK di Sulsel Nomor 6 Se-Indonesia: Industri Nikel Lesu?
Makassar
Kejati Sulsel Selamatkan Kerugian Negara Rp 36,6 Miliar dari Kasus Korupsi Sepanjang 2025
Kejati Sulsel Selamatkan Kerugian Negara Rp 36,6 Miliar dari Kasus Korupsi Sepanjang 2025
Makassar
Menhan Sjafrie Ungkap 80 Persen Timah Indonesia Dibawa ke Luar Negeri Tanpa Pajak
Menhan Sjafrie Ungkap 80 Persen Timah Indonesia Dibawa ke Luar Negeri Tanpa Pajak
Makassar
Culik Dan Cabuli Bocah 10 Tahun, Residivis Di Gowa Ditembak Polisi
Culik Dan Cabuli Bocah 10 Tahun, Residivis Di Gowa Ditembak Polisi
Makassar
Menhan Sjafrie Soroti Bencana Sumatera-Aceh: Hutan Lindung Tak Dijaga, Perlu Militer Kuat
Menhan Sjafrie Soroti Bencana Sumatera-Aceh: Hutan Lindung Tak Dijaga, Perlu Militer Kuat
Makassar
Skandal Perselingkuhan Pejabat DPRD di Sulsel Mencuat dari Video Mantan Suami, PKB dan BK Bergerak
Skandal Perselingkuhan Pejabat DPRD di Sulsel Mencuat dari Video Mantan Suami, PKB dan BK Bergerak
Makassar
Realisasi Investasi Makassar Triwulan III 2025 Capai Rp 4 Triliun
Realisasi Investasi Makassar Triwulan III 2025 Capai Rp 4 Triliun
Makassar
Inggris Bantu Makassar Rancang Stadion hingga Integrasi Transportasi
Inggris Bantu Makassar Rancang Stadion hingga Integrasi Transportasi
Makassar
Sengketa Lahan 16 Hektar di Makassar Memanas, PT Hadji Kalla Siapkan Laporan Pemalsuan Dokumen
Sengketa Lahan 16 Hektar di Makassar Memanas, PT Hadji Kalla Siapkan Laporan Pemalsuan Dokumen
Makassar
GMTD Gugat PT Hadji Kalla Imbas Konflik Lahan, Sidang Perdana Dijadwalkan 9 Desember
GMTD Gugat PT Hadji Kalla Imbas Konflik Lahan, Sidang Perdana Dijadwalkan 9 Desember
Makassar
Viral Pria di Gowa Diseret Rombongan Pemotor, Diduga Pelaku Pemerkosaan
Viral Pria di Gowa Diseret Rombongan Pemotor, Diduga Pelaku Pemerkosaan
Makassar
Sekda Sulsel Ingatkan Kepala Sekolah: Jika Tak Mampu Jadi Manajer Talenta Global, Kembali Jadi Guru
Sekda Sulsel Ingatkan Kepala Sekolah: Jika Tak Mampu Jadi Manajer Talenta Global, Kembali Jadi Guru
Makassar
2 Nelayan Tersambar Petir di Perairan Makassar, Satu Tewas, Satu Kritis
2 Nelayan Tersambar Petir di Perairan Makassar, Satu Tewas, Satu Kritis
Makassar
Polemik PBNU, Cak Imin: Kelakuan PBNU Kecewakan Masyarakat NU
Polemik PBNU, Cak Imin: Kelakuan PBNU Kecewakan Masyarakat NU
Makassar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau