Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masuk Hari Kelima, Kapal Ambulans Hilang Kontak di Selat Makassar Belum Ditemukan

Kompas.com, 17 Oktober 2025, 11:14 WIB
Reza Rifaldi,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

MAKASSAR, KOMPAS.com- Memasuki hari kelima, pencarian kapal ambulans milik pemerintah Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan (Pangkep) yang dinyatakan hilang kontak sejak Senin (13/10/2025), belum membuahkan hasil.

Demi mengoptimalkan pencarian kapal ambulans yang membawa tiga orang ABK itu, tim SAR gabungan sudah melakukan perluasan area pencarian.

Baca juga: Kronologi Kapal Ambulans Hilang Kontak di Selat Makassar

"Dari kemarin kita lakukan perluasan area pencarian. Informasi (hilang kontak) kan sejak hari Senin, ini sudah lima hari," kata Kasi Operasi dan Siaga Kantor Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Kelas A Makassar, Andi Sultan dikonfirmasi Kompas.com, Jumat (17/10/2025).

Andi Sultan menduga, kapal ambulans yang baru beroperasi itu mengalami mati mesin hingga dinyatakan hilang kontak.

"Ini kita masih perkirakan kapal ambulans alami mati mesin. Hari pertama (metode pencarian) kita lakukan penyisiran jalur yang dilalui kapal ambulans," ucap dia.

Menurut Andi Sultan, meski jalur yang dilalui kapal ambulans itu merupakan jalur pelayaran dan ramai, namun keberadaannya masih belum terdeteksi.

"Itu juga jalur yang lalui, jalur pelayaran otomatis ramai disitu, tapi belum ada info, setiap kami ketemu kapal yang lewat juga kita terus koordinasi lewat radio," ungkap Andi Sultan.

Andi Sultan juga terus berkoordinasi dengan aparat Polairud Polda Sulsel guna pencarian kapal ambulans tersebut.

"Ada juga bantuan dari Polairud dan menginfokan, setiap pos-pos Polairud yang ada di wilayah tersebut tapi sampai saat ini masih nihil," bebernya.

Area Pencarian Diperluas

Andi Sultan mengatakan bahwa operasi pencarian tidak hanya terpusat di wilayah perairan ataupun di pulau-pulau, tapi juga mencari informasi dari sejumlah nelayan.

"Kita juga menginformasikan kepada nelayan kalau ada melihat atau seperti apa namun itu tidak ada jawaban, tidak pernah ketemu kapal tersebut," tutup dia.

Baca juga: Kapal Ambulans Hilang Kontak di Selat Makassar, Basarnas Cari 3 Mekanik Kapal di 20 Titik Pulau Kecil

Sebelumnya diberitakan, sebuah kapal ambulans dilaporkan hilang kontak saat hendak menuju wilayah Kepulauan Dawakkang, Kabupaten Kepulauan Pangkep, Sulawesi Selatan (Sulsel).

Kapal tersebut berangkat dari Pulau Tinggalungan pada Senin (13/10/2025) dan dijadwalkan tiba di Pulau Dawakkang dengan waktu tempuh sekitar delapan jam.

Namun hingga Senin malam kapal tersebut belum juga tiba di tujuan. Basarnas pun langsung bergerak melakukan penyisiran guna mencari kapal tersebut setelah masyarakat melapor.

Diketahui, kapal baru kembali beroperasi untuk pelayanan kesehatan masyarakat setelah perbaikan.

Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Kelas A Makassar, Muhammad Arif Anwar, mengatakan kapal ambulans yang baru beroperasi itu rencananya akan melayani masyarakat di Pulau Dawakkang dan pulau-pulau kecil sekitarnya.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Bupati Luwu Timur Diduga Umrah di Tengah Larangan Kepala Daerah Pergi ke Luar Negeri
Bupati Luwu Timur Diduga Umrah di Tengah Larangan Kepala Daerah Pergi ke Luar Negeri
Makassar
Modus Penyelundupan Obat-obatan Daftar G Asal Surabaya ke Makassar
Modus Penyelundupan Obat-obatan Daftar G Asal Surabaya ke Makassar
Makassar
2.486 Pekerja Menganggur, PHK di Sulsel Nomor 6 Se-Indonesia: Industri Nikel Lesu?
2.486 Pekerja Menganggur, PHK di Sulsel Nomor 6 Se-Indonesia: Industri Nikel Lesu?
Makassar
Kejati Sulsel Selamatkan Kerugian Negara Rp 36,6 Miliar dari Kasus Korupsi Sepanjang 2025
Kejati Sulsel Selamatkan Kerugian Negara Rp 36,6 Miliar dari Kasus Korupsi Sepanjang 2025
Makassar
Menhan Sjafrie Ungkap 80 Persen Timah Indonesia Dibawa ke Luar Negeri Tanpa Pajak
Menhan Sjafrie Ungkap 80 Persen Timah Indonesia Dibawa ke Luar Negeri Tanpa Pajak
Makassar
Culik Dan Cabuli Bocah 10 Tahun, Residivis Di Gowa Ditembak Polisi
Culik Dan Cabuli Bocah 10 Tahun, Residivis Di Gowa Ditembak Polisi
Makassar
Menhan Sjafrie Soroti Bencana Sumatera-Aceh: Hutan Lindung Tak Dijaga, Perlu Militer Kuat
Menhan Sjafrie Soroti Bencana Sumatera-Aceh: Hutan Lindung Tak Dijaga, Perlu Militer Kuat
Makassar
Skandal Perselingkuhan Pejabat DPRD di Sulsel Mencuat dari Video Mantan Suami, PKB dan BK Bergerak
Skandal Perselingkuhan Pejabat DPRD di Sulsel Mencuat dari Video Mantan Suami, PKB dan BK Bergerak
Makassar
Realisasi Investasi Makassar Triwulan III 2025 Capai Rp 4 Triliun
Realisasi Investasi Makassar Triwulan III 2025 Capai Rp 4 Triliun
Makassar
Inggris Bantu Makassar Rancang Stadion hingga Integrasi Transportasi
Inggris Bantu Makassar Rancang Stadion hingga Integrasi Transportasi
Makassar
Sengketa Lahan 16 Hektar di Makassar Memanas, PT Hadji Kalla Siapkan Laporan Pemalsuan Dokumen
Sengketa Lahan 16 Hektar di Makassar Memanas, PT Hadji Kalla Siapkan Laporan Pemalsuan Dokumen
Makassar
GMTD Gugat PT Hadji Kalla Imbas Konflik Lahan, Sidang Perdana Dijadwalkan 9 Desember
GMTD Gugat PT Hadji Kalla Imbas Konflik Lahan, Sidang Perdana Dijadwalkan 9 Desember
Makassar
Viral Pria di Gowa Diseret Rombongan Pemotor, Diduga Pelaku Pemerkosaan
Viral Pria di Gowa Diseret Rombongan Pemotor, Diduga Pelaku Pemerkosaan
Makassar
Sekda Sulsel Ingatkan Kepala Sekolah: Jika Tak Mampu Jadi Manajer Talenta Global, Kembali Jadi Guru
Sekda Sulsel Ingatkan Kepala Sekolah: Jika Tak Mampu Jadi Manajer Talenta Global, Kembali Jadi Guru
Makassar
2 Nelayan Tersambar Petir di Perairan Makassar, Satu Tewas, Satu Kritis
2 Nelayan Tersambar Petir di Perairan Makassar, Satu Tewas, Satu Kritis
Makassar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau