GORONTALO, KOMPAS.com – Para warga terdampak banjir luapan Danau Limboto di Kabupaten Gorontalo kesulitan mencari nafkah sehari-hari.
Waktu mereka dihabiskan untuk menjaga barang-barang di rumah yang terendam air, tetapi juga harus tinggal di posko pengungsian.
Baca juga: Bayi, Ibu Hamil dan Lansia di Kota Gorontalo Terdampak Luapan Sungai Bolango dan Danau Limboto
“Bagaimana mau bekerja, kami harus menjaga rumah yang terendam karena banyak barang di rumah, juga tinggal di pengungsian,” kata Linda Pakaya (26) warga Desa Buhu Kecamatan Talaga Jaya, Jumat (31/1/2025).
Linda bersama seorang anak dan suaminya tidur di tenda saat malam, suaminya menjaga rumah yang berada di perumahan deret bantuan pemerintah. Linda mengaku tidak tenang jika membiarkan rumahnya tidak dijaga, ia khawatir ada orang lain yang masuk.
Zulkarnain, warga Buhu lainnya juga terpaksa menghentikan pekerjaannya, ia biasa menarik becak motor (bentor).
“Istri dan anak saya di posko pengungsian, saya yang menjaga rumah yang terendam,” ujar Zulkarnaen.
Penyebab banjir Gorontalo karena luapan Danau Limboto sebenarnya sudah sering kali terjadi. Bahkan bencana ini terjadi bisa lebih dari satu kali dalam setahun, saat meluap bisa berbulan-bulan.
“Kami terpaksa mengungsi karena ketinggian air di dalam rumah sudah sepinggang orang dewasa,” ujar Zulkarnain.
Baca juga: Kisah Nelayan Gorontalo Tangkap Ikan Purba Coelacanth, Fosil Hidup yang Langka
Untuk menyelamatkan barang-barangnya, ia membuat panggung dari kayu di Dalam rumah, semua barang yang bisa diangkat ia naikkan di atas papan.
“Kalau menjaga rumah ya di atas papan, di bawah papan sudah air,” ucap Zulkarnain.
Dalam bencana luapan danau Limboto di Kabupaten Gorontalo ini sebanyak 1455 kepala keluarga atau 3.978 jiwa warga terdampak.
Mereka membangun rumah di tepi danau, bahkan ada yang masuk dalam badan danau. Jika air danau meluap rumah-rumah warga ini terendam hingga berbulan-bulan.
Ribuan korban terdampak ini berada di tiga kecamatan, yaitu Limboto, Tilango dan Talaga Jaya.
Sebagain warga di daerah ini memilih meninggalkan rumahnya dan mencari tempat berlindung yang di rumah sanak saudaranya atau di tenda penampungan pengungsi yang dibangun pememrintah.
Bencana luapan danau ini juga merendam 915 unit rumah warga.
Diberitakan sebelumnya Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Gorontalo Udin MN Pango mengatakan banjir luapan Danau Limboto ini terjadi mulai Rabu 22 Januari 2025.
Di kecamatan Limboto warga terdampak berada di Kelurahan Kayubulan, di Kecamatan Tilango desa yang terendam di Desa Iloteda, Tabumela, Tualango, Lauwonu, Tenggela dan Tilote. Di Kecamatan Talaga Jaya terdapat dua desa terdampak, yaitu di Desa Buhu dan Hutadaa.
“Saat itu curah hujan dengan intensitas yang cukup tinggi dalam waktu yang lama mulai pukul 12.00 sampai 18.00 Wita, menyebabkan air danau meluap dan merendam pemukiman warga dengan ketinggian air hingga 1 meter,” ujar Udin MN Pango.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang