Salin Artikel

Banjir Gorontalo, Warga Terdampak Luapan Danau Limboto Kesulitan Bekerja

GORONTALO, KOMPAS.com – Para warga terdampak banjir luapan Danau Limboto di Kabupaten Gorontalo kesulitan mencari nafkah sehari-hari.

Waktu mereka dihabiskan untuk menjaga barang-barang di rumah yang terendam air, tetapi juga harus tinggal di posko pengungsian.

Linda bersama seorang anak dan suaminya tidur di tenda saat malam, suaminya menjaga rumah yang berada di perumahan deret bantuan pemerintah. Linda mengaku tidak tenang jika membiarkan rumahnya tidak dijaga, ia khawatir ada orang lain yang masuk.

Zulkarnain, warga Buhu lainnya juga terpaksa menghentikan pekerjaannya, ia biasa menarik becak motor (bentor).

“Istri dan anak saya di posko pengungsian, saya yang menjaga rumah yang terendam,” ujar Zulkarnaen.

Banjir tahunan

Penyebab banjir Gorontalo karena luapan Danau Limboto sebenarnya sudah sering kali terjadi. Bahkan bencana ini terjadi bisa lebih dari satu kali dalam setahun, saat meluap bisa berbulan-bulan.

“Kami terpaksa mengungsi karena ketinggian air di dalam rumah sudah sepinggang orang dewasa,” ujar Zulkarnain.

Untuk menyelamatkan barang-barangnya, ia membuat panggung dari kayu di Dalam rumah, semua barang yang bisa diangkat ia naikkan di atas papan.

“Kalau menjaga rumah ya di atas papan, di bawah papan sudah air,” ucap Zulkarnain.

Dalam bencana luapan danau Limboto di Kabupaten Gorontalo ini sebanyak 1455 kepala keluarga atau 3.978 jiwa warga terdampak.

Mereka membangun rumah di tepi danau, bahkan ada yang masuk dalam badan danau. Jika air danau meluap rumah-rumah warga ini terendam hingga berbulan-bulan.

Ribuan korban terdampak ini berada di tiga kecamatan, yaitu Limboto, Tilango dan Talaga Jaya.

Sebagain warga di daerah ini memilih meninggalkan rumahnya dan mencari tempat berlindung yang di rumah sanak saudaranya atau di tenda penampungan pengungsi yang dibangun pememrintah.

Bencana luapan danau ini juga merendam 915 unit rumah warga.

Diberitakan sebelumnya Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Gorontalo Udin MN Pango mengatakan banjir luapan Danau Limboto ini terjadi mulai Rabu 22 Januari 2025.

Di kecamatan Limboto warga terdampak berada di Kelurahan Kayubulan, di Kecamatan Tilango desa yang terendam di Desa Iloteda, Tabumela, Tualango, Lauwonu, Tenggela dan Tilote. Di Kecamatan Talaga Jaya terdapat dua desa terdampak, yaitu di Desa Buhu dan Hutadaa.

“Saat itu curah hujan dengan intensitas yang cukup tinggi dalam waktu yang lama mulai pukul 12.00 sampai 18.00 Wita, menyebabkan air danau meluap dan merendam pemukiman warga dengan ketinggian air hingga 1 meter,” ujar Udin MN Pango.

https://makassar.kompas.com/read/2025/01/31/102908478/banjir-gorontalo-warga-terdampak-luapan-danau-limboto-kesulitan-bekerja

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com