GOWA, KOMPAS.com - Terungkapnya sindikat yang memproduksi uang palsu miliaran rupiah di kampus universitas negeri di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan meresahkan masyarakat.
Para pedagang bahkan lebih berhati hati dan cenderung menghindari penggunakan transaksi tunai uang pecahan Rp 100.000 lantaran khawatir menjadi korban peredaran uang palsu.
Polisi masih melakukan pengembangan terkait dengan sindikat peredaran uang palsu antar propinsi ini, Rabu (18/12/2024).
Baca juga: Kronologi Pengungkapan Uang Palsu Ratusan Juta Rupiah di PTN Gowa Sulsel
Usai kasus ini terungkap, para pedagang cenderung menghindari transaksi tunai dengan pecahan seratus ribu rupiah lantaran khawatir menjadi korban peredaran uang palsu.
"Saya bahkan tolak pembeli membayar pakai yang pecahan seratus ribu karena jangan sampai uang palsu" kata Daeng Mangung (44), salah seorang pedagang di pasar Minasamaupa, Sungguminasa, Kabupaten Gowa, Rabu.
Para pedagang khawatir setelah mendapat berbagai informasi terkait produksi uang palsu tersebut.
"Kami khawatir jadi korban peredaran uang palsu karena katanya sudah milyaran rupiah yang sudah beredar di masyarakat' kata Daeng Bali, pedagang lainnya.
Sementara aparat kepolisian mengaku telah mengamankan uang palsu siap edar senilai 446.700 juta rupiah dari tangan para pelaku dan menyita sejumlah barang bukti termasuk satu unit mesin cetak canggih.
Baca juga: Produksi Uang Palsu, Protes Mahasiswa, dan Penjelasan UIN Alauddin Makassar...
Hasil cetakan uang palsu dengan pecahan seratus ribu rupiah dengan emisi keluaran terbaru ini bahkan sulit terdeteksi X Ray.
"Kami telah mengamankan 15 tersangka dan sejumlah barang bukti termasuk uang palsu siap edar sebanyak 446.700 juta rupiah" kata AKBP Reonald Simanjuntak, Kapolres Gowa yang dikonfirmasi langsung Kompas.com pada Senin, (16/12/2024) malam di Mapolres Gowa.
Diberitakan sebelumnya bahwa produksi uang palsu di dalam kampus 2 UIN Alauddin Makassar, Kabupaten Gowa ini cukup menyita perhatian publik. Pasalnya hasil cetakan uang palsu ini terbilang canggih dan sulit terdeteksi oleh X Ray.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang