MAKASSAR,KOMPAS.com - Aksi pengeroyokan yang dilakukan siswa senior terhadap juniornya terjadi di salah satu Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Kota Makasaar dan viral media sosial.
Tampak dalam video yang beredar, aksi pengeroyokan itu terjadi di lapangan sekolah. Tepatnya di area jurusan listrik industri SMK Negeri 5 Makassar.
"Perkelahian anak STM (SMK) guys. Ih kodong dimassai, kenapa itu dimassa? Adek kelas ta itu, dimassa," ucap seorang siswa perempuan yang merekam aksi tersebut.
Baca juga: Marah Ditegur Buang Abu Rokok Sembarangan, Remaja Aniaya Paman di Lubuklinggau
Tak lama kemudian, korban ditarik dan diselamatkan oleh beberapa siswa lainnya dari para pelaku pengeroyokan.
"Ih Imam (dikeroyok) astaga," timpalnya.
Insiden itu terjadi di SMK Negeri 5 Makassar yang terletak di Jalan Sunu, Kecamatan Tallo Makassar, pada Senin (29/7/2024).
Kepala Sekolah SMK Negeri 5 Makassar, Amar Bachti membenarkan adanya insiden itu. Dia mengatakan korban adalah siswa kelas 1 inisial IM. Sementara pelaku merupakan seniornya di Jurusan Listrik Industri.
"Kebetulan kelas 1 dan kelas 3 yang terlibat," kata Amar kepada awak media saat ditemui di SMK Negeri 5 Makassar, Selasa (30/7/2024).
Dia menjelaskan, video viral itu berawal saat korban dan seniornya saling bersenggolan usai pulang sekolah.
"Kejadian berawal dari anak-anak (siswa) saling senggol saja," ujarnya.
Namun kata Amar, sebelum terjadi aksi pengeroyokan pada hari Senin. Korban dan pelaku lebih dulu berselih pada Jumat (26/7/2024).
"Menurut info awal bahwa anak kelas 3 kebetulan (naik motor) karena padat kendaraan sempat nyerempet anak kelas 1 terus terjadi perkelahian," tukasnya.
Dia mengatakan, saat itu yang dipukul adalah seniornya atau anak kelas 3.
Kemudian saat mencari tahu penyebabnya dan keduanya hendak didamaikan, terjadi aksi balas dendam yang dilakukan oleh siswa kelas 3 terhadap korban IM.
"Yang pasti ini bukan hal yang direncanakan, spontanitas terjadi karena ada masalahnya temannya jadi mereka ikut turut serta (keroyok korban)," tuturnya.
Lebih lanjut dikatakan, ada 13 siswa senior saat insiden pengeroyokan itu terjadi. Namun, kata Amar, saat diintrogasi hanya 3 orang senior yang mengaku melakukan pemukulan terhadap korban.