MAKASSAR, KOMPAS.com - Air masih merendam puluhan rumah warga di kawasan Blok 8 dan 10 Perumnas Antang, Kecamatan Manggala, Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), Jumat (19/1/2024).
Dari pantauan Kompas.com di lokasi, meski sudah mulai surut, namun air yang bercampur tanah itu masih terlihat di dalam teras rumah warga.
Terlihat juga beberapa warga mulai melakukan pembersihan pasca banjir di kawasan tersebut. Dari informasi, kawasan Blok 8 Perumnas Antang merupakan salah satu lokasi terparah dilanda banjir.
Baca juga: Pengungsi Banjir Makassar Mulai Alami Diare dan Gatal-gatal
Ketinggian air pada Kamis (18/1/2024) mencapai 1,5 meter atau setinggi dada orang dewasa. Lokasi ini juga masuk langganan banjir saat musim penghujan tiba.
Banyak warga yang mengeluh akibat banjir musiman setiap tahun menghantui mereka.
Salah satunya Andi Sudirman. Dia mengatakan banjir di kawasan Blok 8 Perumnas Antang sudah terjadi belasan tahun dan hingga kini belum menuai solusi.
"Saya tinggal di sini sejak 1991. Dulu itu tidak begini, semenjak terbuka blok 10 baru begini, saya kurang paham, sekitar tahun 2000 mungkin mulai banjir di sini," kata pria berusia 56 tahun itu saat ditemui Kompas.com di lokasi, Jumat petang.
Kata dia, banjir setinggi 1,5 meter itu masih tahap awal memasuki musim penghujan.
Biasanya kata dia, di kawasan itu bisa sampai empat kali terendam banjir, paling tinggi hingga nyaris mencapai atap rumah warga.
Saking seringnya dilanda banjir, warga di lokasi menganggap itu sudah hal biasa yang tidak dipecahkan solusinya.
"Ini sudah biasa, ini harus dicarikan solusi. Bagaimana kah, bikin waduk atau apa. Tidak ada solusi sama sekali," ungkapnya.
Andi bercerita, setiap banjir melanda kawasan tersebut, berbagai pejabat dan pemerintah melakukan peninjauan. Namun, kedatangan mereka tidak membawa solusi.
"Sudah banyak datang kesini, banyak Gubernur dilewati, masih pak Syahrul Yasin Limpo (SYL). Nurdin Abdullah pernah datang ke sini. Tapi tidak ada solusi. Bisa dibilang sisa presiden tidak kesini lihat, mungkin barupi ada solusi," kata Andi Sudirman.
Andi Sudirman juga menyampaikan bahwa dirinya sudah sangat lama ingin pindah dari lokasi tersebut.
"Harapan, yah kita dikasi solusi lah, bagaimana caranya supaya kita tidak kena banjir. Mauki jual rumah, otomatis jatuh harganya. Berpikir orang yang mau beli karena daerah banjir," ucapnya.