Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Video Viral Jukir di Makassar Dapat Hadiah Umrah Gratis, Awalnya gara-gara Uang Parkir

Kompas.com, 11 Januari 2024, 06:23 WIB
Reza Rifaldi,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

"Betul itu saya juga tidak duga-duga. Di situ saya tidak tahu perasaan saya, bahagianya bagaimana. Hanya Maha Kuasa yang tahu perasaan saya itu gembiranya bagaimana. Saya sujud syukur tidak tahu lagi berbuat apa. Saya kaget betul itu," kata Daeng Sitaba kepada Kompas.com, Rabu (10/1/2024).

Daeng Sitaba mengungkapkan wanita pemberi hadiah itu awalnya melontarkan pernyataan terkait ibadah umrah.

Baca juga: Cerita Kakek di Cianjur Saat SBY dan Ani Pinjam Toilet hingga Beri Nama Cucunya

"Dia tanya bilang bapak biasa shalat di Mekkah? Saya bilang tidak pernah, di mana kita ambil biaya. Di situ dia bilang bagaimana kalau ada ajak ki ke tanah suci," bebernya.

Daeng Sitaba bercerita kala itu dirinya seperti bermimpi mendapatkan hadiah yang telah lama menjadi cita-citanya. Daeng Sitaba pun langsung menghubungi sang istri.

Sang istri juga sempat tidak percaya dengan perkataan Daeng Sitaba soal mendapatkan hadiah umrah gratis.

"Istri saya awalnya tidak percaya, katanya tidak mungkin. Setelah anak saya kirimkan fotonya koper baru dia percaya," ungkapnya.

Daeng Sitaba rencananya berangkat menunaikan ibadah umrah pada 11 Januari 2024. 

Tetap ramah meski tak diberi uang parkir

Terpisah, wanita pemberi hadiah umrah gratis yakni Indah Cristian Djalaluddin mengaku sebenarnya sudah lama mengenal Daeng Sitaba.

Indah bercerita, pernah suatu waktu dirinya bersama sang suami tidak mempunyai uang tunai untuk membayar jasa parkir Daeng Sitaba.

Saat itu, Daeng Sitaba hanya bisa tersenyum dan tetap melayaninya dengan ramah.

"Saya pernah tidak bawa uang untuk parkir, jadi saya kan tidak kasih, dia hanya senyum. Perbuatan baik bapak itu. Nah inilah ganjaran balasan kebaikan bapak itu," jelas Indah dikonfirmasi terpisah Kompas.com, Rabu malam.

Baca juga: Cerita Tim SAR Bujuk Lansia yang Menolak Dievakuasi dari Lereng Gunung Lewotobi Laki-laki

Indah juga mengaku kagum dengan taatnya Daeng Sitaba dalam ibadah. Bahkan Indah pernah mendapati Daeng Sitaba beribadah hanya beralaskan kardus di depan toko.

"Saya sering liat kadang dia shalat di depan toko beralaskan kardus. Kadang, ada orang yang parkir langsung pergi tidak tunggu bapak itu selesai shalat baru kasih jasa parkirnya," ungkapnya.

Bukan untuk pamer

Indah juga menegaskan bahwa hadiah yang diberikannya kepada Daeng Sitaba itu bukanlah merupakan ajang pamer apa lagi untuk narsis di media sosial.

Hadiah umrah secara gratis itu merupakan wujud saling berbagi dan edukasi.

"Itu kita bukan untuk pamer. Kita itu sebenarnya mengedukasi. Kita edukasi, (Harta) itu bukan untuk dipamerkan mending lebih berfaedah kita berbagi kepada orang yang memang berhak menerimanya," bebernya.

Indah mengaku kaget video pemberian hadiah umrah gratis ke Daeng Sitaba viral dan menuai banyak pujian netizen.

"Kita juga tidak tagu kenapa bisa viral sampai fyp (viral di TikTok). Mudah-mudahan ini kita memulai sesuatu yang baik. Ini juga rezeki bapak (Daeng Sitaba) baik, saya dan suami memang menabung. Nah hasil yang kita dapat kita keluarkan sedekah," tandasnya.

Untuk diketahui, Indah Cristian Djalaluddin merupakan pengusaha produk perawatan kulit atau skincare. Dia juga memiliki rumah kecantikan di Kota Makassar, Sulsel.

Dia memiliki seorang suami yang juga merupakan pengusaha sukses bernama Christian Mandala Bourbondan dan telah dikaruniai tiga orang anak.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang

Halaman:


Terkini Lainnya
Modus Penyelundupan Obat-obatan Daftar G Asal Surabaya ke Makassar
Modus Penyelundupan Obat-obatan Daftar G Asal Surabaya ke Makassar
Makassar
2.486 Pekerja Menganggur, PHK di Sulsel Nomor 6 Se-Indonesia: Industri Nikel Lesu?
2.486 Pekerja Menganggur, PHK di Sulsel Nomor 6 Se-Indonesia: Industri Nikel Lesu?
Makassar
Kejati Sulsel Selamatkan Kerugian Negara Rp 36,6 Miliar dari Kasus Korupsi Sepanjang 2025
Kejati Sulsel Selamatkan Kerugian Negara Rp 36,6 Miliar dari Kasus Korupsi Sepanjang 2025
Makassar
Menhan Sjafrie Ungkap 80 Persen Timah Indonesia Dibawa ke Luar Negeri Tanpa Pajak
Menhan Sjafrie Ungkap 80 Persen Timah Indonesia Dibawa ke Luar Negeri Tanpa Pajak
Makassar
Culik Dan Cabuli Bocah 10 Tahun, Residivis Di Gowa Ditembak Polisi
Culik Dan Cabuli Bocah 10 Tahun, Residivis Di Gowa Ditembak Polisi
Makassar
Menhan Sjafrie Soroti Bencana Sumatera-Aceh: Hutan Lindung Tak Dijaga, Perlu Militer Kuat
Menhan Sjafrie Soroti Bencana Sumatera-Aceh: Hutan Lindung Tak Dijaga, Perlu Militer Kuat
Makassar
Skandal Perselingkuhan Pejabat DPRD di Sulsel Mencuat dari Video Mantan Suami, PKB dan BK Bergerak
Skandal Perselingkuhan Pejabat DPRD di Sulsel Mencuat dari Video Mantan Suami, PKB dan BK Bergerak
Makassar
Realisasi Investasi Makassar Triwulan III 2025 Capai Rp 4 Triliun
Realisasi Investasi Makassar Triwulan III 2025 Capai Rp 4 Triliun
Makassar
Inggris Bantu Makassar Rancang Stadion hingga Integrasi Transportasi
Inggris Bantu Makassar Rancang Stadion hingga Integrasi Transportasi
Makassar
Sengketa Lahan 16 Hektar di Makassar Memanas, PT Hadji Kalla Siapkan Laporan Pemalsuan Dokumen
Sengketa Lahan 16 Hektar di Makassar Memanas, PT Hadji Kalla Siapkan Laporan Pemalsuan Dokumen
Makassar
GMTD Gugat PT Hadji Kalla Imbas Konflik Lahan, Sidang Perdana Dijadwalkan 9 Desember
GMTD Gugat PT Hadji Kalla Imbas Konflik Lahan, Sidang Perdana Dijadwalkan 9 Desember
Makassar
Viral Pria di Gowa Diseret Rombongan Pemotor, Diduga Pelaku Pemerkosaan
Viral Pria di Gowa Diseret Rombongan Pemotor, Diduga Pelaku Pemerkosaan
Makassar
Sekda Sulsel Ingatkan Kepala Sekolah: Jika Tak Mampu Jadi Manajer Talenta Global, Kembali Jadi Guru
Sekda Sulsel Ingatkan Kepala Sekolah: Jika Tak Mampu Jadi Manajer Talenta Global, Kembali Jadi Guru
Makassar
2 Nelayan Tersambar Petir di Perairan Makassar, Satu Tewas, Satu Kritis
2 Nelayan Tersambar Petir di Perairan Makassar, Satu Tewas, Satu Kritis
Makassar
Polemik PBNU, Cak Imin: Kelakuan PBNU Kecewakan Masyarakat NU
Polemik PBNU, Cak Imin: Kelakuan PBNU Kecewakan Masyarakat NU
Makassar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau