“Kondisi ini sudah sering kami alami selama bertahun-tahun. Kadang ada warga sakit dan harus ditandu dari Seko ke Masamba, begitupun sebaliknya. Sama seperti saat ini ada yang meninggal dan akan dimakamkan di kampung di Seko, yah harus ditandu ke sana karena tidak ada kendaraan yang bisa melintas akibat jalan rusak,” sambung Kalfein.
Warga berharap pemerintah memperhatikan infrastruktur warga Kecamatan Seko, agar mereka dapat menikmati fasilitas pemerintah di usia kemerdekaan Indonesia yang ke-78 tahun ini.
“Kami mengharapkan kebijakan pemerintah agar apa yang menjadi tantangan dan kesulitan bagi kami dalam setiap apa yang kami butuhkan dapat dibantu,” tutur Kalfein.
Dalam video yang dikirim warga kepada Kompas.com, warga mengatakan bahwa Seko adalah bagian dari Indonesia di Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan.
“Kami sangat mengharapkan kepada setiap yang berwajib terhadap jalan ini. Supaya kalau bisa dalam jangka waktu tidak terlalu lama bisa diperbaiki karena kebutuhan yang sangat mendesak bagi kami, masyarakat Seko adalah akses jalan,” beber warga dalam video tersebut.
Dalam video itu pula, terdapat sejumlah kendaraan yang sudah lama tertahan akibat kondisi jalan yang rusak dan tidak memadai yakni hanya jalan tanah.
Sebelumnya juga telah diberitakan, GN (50) tukang ojek asal Kecamatan Baebunta, Luwu Utara, Sulawesi Selatan, meninggal dunia di sebuah warung di Kampung Mabusa, Labembeng diduga kelelahan, Kamis (1/6/2023).
Menurut Fajar Limbong Matande, rekan korban asal Kampung Seko, GN berangkat dari Kecamatan Sabbang pada Rabu (31/5/2023) dan bermalam di Labembeng. Saat itu, kata Fajar, GN terlihat masih dalam keadaan sehat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.