Salin Artikel

Jenazah Pendeta Ditandu Puluhan Km di Seko Luwu Utara, Dinas PUTR Sulsel: Jalan Segera Diperbaiki

MAKASSAR, KOMPAS.com - Sudah banyak jenazah ditandu puluhan kilometer karena jalanan rusak di Seko, Kabupaten Luwu Utara.

Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) Sulawesi Selatan melempar kewenangan perbaikan ke Balai Jalan.  

Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR), Astina Abbas ketika dikonfirmasi, Kamis (20/7/2023) mengatakan, perbaikan jalan di Seko kewenangan Balai Jalan.

"Nanti saya tanyakan lagi ke Balai Jalan ya," singkatnya.

Astina mengungkapkan, jika jalanan di Seko segera diperbaiki tahun ini. 

"Pokoknya sudah diajukan dan tahun ini akan diperbaiki jalanan menuju Seko sepanjang 15 kilometer," akunya. 

Diketahui, seorang pendeta bernama Darma, meninggal di Kota Makassar dan dibawa pulang ke kampung halaman di Kampung Baru, Kecamatan Seko, Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan untuk dimakamkan.

Hanya saja, proses perjalanannya menjadi viral lantaran menempuh jarak puluhan kilometer, dan berjam-jam dengan kondisi jalanan rusak parah.

Dalam momen yang viral, nampak para penggotong jenazah melewati jalan berlubang, becek, berlumpur, dan sungai yang arusnya deras.

Kalfein, warga Kecamatan Seko yang ikut menandu jenazah mengatakan, mereka membawa jenazah ke kampung halaman untuk dimakamkan. Hanya saja perjalanan mereka terhambat akibat akses jalan yang tidak memadai.

“Kami membawa tokoh kami seorang pendeta di kampung yang terpencil di Kecamatan Seko sebagai tempat kelahirannya untuk dimakamkan di sana. Namun salah satu tantangan bagi kami adalah akses jalan yang rusak parah,” kata Kalfein saat dikonfirmasi, Minggu (16/7/2023) sore.

Lanjut Kalfein, saat membawa jenazah, mereka sempat terbentur di dinding jalan. Padahal itu sebenarnya jalan yang sudah berlubang panjang dengan kedalaman hingga satu meter. 

"Beruntung tidak ada yang luka,” ucap Kalfein..

Kalfein menggambarkan suasana dan situasi dalam perjalanan membawa jenazah berjalan kaki melewati jalan berhutan dan sungai penuh tantangan.

“Jalan becek usai hujan, jalan itu sudah dalam dan panjang lubangnya karena tak pernah diperbaiki, bahkan kaki kami kadang tenggelam karena jalan sudah berlumpur. Tapi kami tetap jalan membawa jenazah sambil gantian dengan yang lain,” ujar Kalfein.

“Kondisi ini sudah sering kami alami selama bertahun-tahun. Kadang ada warga sakit dan harus ditandu dari Seko ke Masamba, begitupun sebaliknya. Sama seperti saat ini ada yang meninggal dan akan dimakamkan di kampung di Seko, yah harus ditandu ke sana karena tidak ada kendaraan yang bisa melintas akibat jalan rusak,” sambung Kalfein.

Warga berharap pemerintah memperhatikan infrastruktur warga Kecamatan Seko, agar mereka dapat menikmati fasilitas pemerintah di usia kemerdekaan Indonesia yang ke-78 tahun ini.

“Kami mengharapkan kebijakan pemerintah agar apa yang menjadi tantangan dan kesulitan bagi kami dalam setiap apa yang kami butuhkan dapat dibantu,” tutur Kalfein. 

Dalam video yang dikirim warga kepada Kompas.com, warga mengatakan bahwa Seko adalah bagian dari Indonesia di Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan.

“Kami sangat mengharapkan kepada setiap yang berwajib terhadap jalan ini. Supaya kalau bisa dalam jangka waktu tidak terlalu lama bisa diperbaiki karena kebutuhan yang sangat mendesak bagi kami, masyarakat Seko adalah akses jalan,” beber warga dalam video tersebut. 

Dalam video itu pula, terdapat sejumlah kendaraan yang sudah lama tertahan akibat kondisi jalan yang rusak dan tidak memadai yakni hanya jalan tanah.

Sebelumnya juga telah diberitakan, GN (50) tukang ojek asal Kecamatan Baebunta, Luwu Utara, Sulawesi Selatan, meninggal dunia di sebuah warung di Kampung Mabusa, Labembeng diduga kelelahan, Kamis (1/6/2023).  

Menurut Fajar Limbong Matande, rekan korban asal Kampung Seko, GN berangkat dari Kecamatan Sabbang pada Rabu (31/5/2023) dan bermalam di Labembeng. Saat itu, kata Fajar, GN terlihat masih dalam keadaan sehat. 

https://makassar.kompas.com/read/2023/07/20/163329178/jenazah-pendeta-ditandu-puluhan-km-di-seko-luwu-utara-dinas-putr-sulsel

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke