Jasil pun melanjutkan perjuangannya untuk kembali menjadi anggota Polri. Pemuda dengan tinggi badan 179 sentimeter itu pun kembali mendaftar pada rekrutmen Polri tahun anggaran 2020.
Namun, lagi-lagi berat badan Jasil menjadi kendala. Ia pun berupaya keras untuk menurunkan berat badannya. Tahun 2021 Jasil fokus melatih fisiknya. Lari siang dan sore hari dilakukannya secara rutin.
Alhasil, berat badannya sudah terbilang ideal dan tidak menjadi kendala lagi. Ia pun membulat tekadnya mendaftar kembali pada rekrutmen Polri di tahun anggaran 2022. Di situ Jasil pun dinyatakan lulus.
"Alhamdulillah, berat badan saya turun 38 kilogram dengan saya olahraga rutin lari siang dan sore setiap hari, dibantu dukungan keluarga," kata Jasil saat ditemui di SPN Batua, Jumat (19/5/2023).
Jasil pun kini, masih sementara menjalani pendidikan Bintara Polri di SPN Batua, Jalan Urip Sumiharjo, Kota Makassar, bersama 286 siswa lainnya. Jasil dan siswa lainnya bakal dilantik pada 6 Juli 2023 mendatang.
Lolosnya Jasil pada seleksi rekrutmen Polri di Tahun 2022 itu, bukan tanpa perjuangan mudah.
Baca juga: Dengar Cerita Anak-Anak di Jateng yang Bunuh Diri, Ganjar Minta Orangtua Beri Perhatian Lebih
Hidup di lingkungan keluarga yang status ekonominya menengah ke bawah pasti tidak mudah, namun Jasil tetap harus berusaha keras untuk mencapai tekadnya menjadi anggota Polri.
Banyak kucuran keringat dan air mata yang harus dilalui agar Jasil si putra tukang batu, dapat menjalani pendidikan saat ini.
Salah satu momen paling berkesan dibenak Jasil saat hendak mengumpulkan berkas administrasi di pendaftaran keempatnya. Jasil mengaku mendapat kendala soal biaya.
"Saya ingat itu terkendala di biaya untuk mengurus kelengkapan berkas administrasi untuk mendaftar," kata Jasil.
Bahkan kendala itu, sempat menyurutkan niatnya untuk melanjutkan pendaftaran. Namun karena dorongan yang kuat dari para saudaranya tak mematahkan semangat Jasil untuk kembali bangkit.
"Waktu itu perekonomian Kakak juga menurun, tetapi kakak saya tetap mendorong untuk mendaftar dan maju," ucap Jasil dengan mata yang berkaca-kaca.
Beruntung saat itu, rekan seangkatan Jasil, memiliki rasa iba untuk membantu Jasil dalam proses pendaftarannya. Ia pun kembali terpacu untuk maju mencapai cita-cita masa kecilnya.
"Semua rekan-rekan sependaftaran saya mau membantu, mulai dari berkas administrasi seperti fotokopi, pembelian map dan materai," ucapnya dengan nada lirih.
Cerita perjuangan Jasil menggapai cita-cita di tengah keterbatasan ekonomi itu, juga diungkap sang kakak, Nur Jahida (25).