“Pada pukul 03.00 Wita dini hari Eva Yuliani meninggal dunia. Berselang dua jam kemudian menyusul anaknya meninggal dunia,” ujar Amsal.
Korban dan anaknya pun dibawa pulang ke kampung untuk dimakamkan. Puluhan warga menanti di ujung jalan beraspal untuk kembali menandu jenazah korban dan bayinya.
“Korban dibawa pulang ke kampung. Setelah melewati jalan yang cukup bagus yaitu Rongkong, korban kembali ditandu beramai-ramai oleh warga menuju ke rumah duka di Desa Tanamakaleang, Kecamatan Seko,” tutur Amsal.
Menurut Amsal, peristiwa tersebut bukan pertama kali terjadi di masyarakat adat Seko. Kejadian serupa sudah terjadi berulang kali. Warga memang harus ditandu untuk menuju ibu kota Luwu Utara karena kondisi jalan tidak memadai.
“Akibat kondisi badan jalan yang tidak memungkinkan dilalui alat transportasi darat sehingga masyarakat memilih berjalan kaki mengantar korban menuju rumah sakit yang ada di Kota Masamba dengan jarak sekitar 150 kilometer dari Kecamatan Seko,” ucap Amsal.
Dia pun meminta Dinas Kesehatan Luwu Utara untuk memprioritaskan daerah terpencil terkait penyediaan fasilitas kesehatan.
“Karena Kecamatan Seko merupakan daerah yang terpencil mengakibatkan masyarakat sulit mendapatkan pelayanan dan fasilitas kesehatan serta akses jalan yang baik untuk menuju rumah sakit," ungkapnya.
"Untuk itu, Dinas Kesehatan Luwu Utara agar betul-betul bekerja dan memprioritaskan daerah terpencil guna mendapatkan pelayanan kesehatan yang bermutu tinggi, sebagaimana Permenkes No. 90 Tahun 2015 tentang penyelenggaraan pelayanan kesehatan terpencil dan sangat terpencil,” pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.