Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ibu Hamil dan Bayinya Meninggal Usai Ditandu 16 Jam, Ini Penjelasan Kadinkes Luwu Utara

Kompas.com - 24/03/2023, 14:40 WIB
Amran Amir,
Khairina

Tim Redaksi

 

LUWU UTARA, KOMPAS.com – Ibu hamil bernama Eva Yuliani (18), warga Dusun Pokappaang, Desa Tanamakaleang, Kecamatan Seko, Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan, meninggal dunia usai menjalani perawatan medis di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Masamba.

Eva terpaksa harus ditandu menuju RSUD Andi Djemma Masamba setelah dirawat di Puskesmas Seko  Barat.

Eva yang sedang hamil harus ditandu karena akses dan fasilitas kesehatan di daerah tersebut masih minim.

Baca juga: 16 Jam Ditandu Menuju Rumah Sakit untuk Melahirkan, Ibu berserta Bayinya di Luwu Utara Meninggal

Dengan berjalan kaki melewati jalan tanah yang berlumpur dan penuh rumput ilalang  melewati hutan-hutan, sejak pagi hingga malam hari, puluhan bahkan ratusan warga bergantian mengangkat tandu sejauh lebih kurang 100 kilometer.

Eva akhirnya dijemput menggunakan ambulans milik Puskesmas Kecamatan Rongkong setelah mendapat jalan yang kondisinya lumayan bagus.

Eva sempat mendapat perawatan di puskesmas tersebut, tetapi kondisinya makin kritis dan diteruskan dibawa ke RSUD Andi Djemma Masamba.

Ambulans yang membawa Eva masih mendapat rintangan di jalan, yakni akses yang kurang memadai sehingga rombongan warga yang mengikuti ambulans berupaya memperbaiki jalan saat mendapat jalan berlumpur dan berkubang dengan menggunakan alat seadanya.

Sesampai di RSUD Andi Djemma Masamba Eva dan bayi dalam kandungannya mendapat perawatan intensif.

Sayangnya, Eva Yuliani lebih duluan meninggal, sekitar dua jam kemudian disusul bayinya, keduanya terpaksa harus dibawa kembali ke kampung untuk dimakamkan.

Kejadian meninggalnya ibu hamil menjadi pembicaraan publik.

Baca juga: Jalan Rusak Tak Bisa Dilalui Ambulans, Jenazah Warga Pinrang Ditandu ke Rumah Duka

Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kabupaten Luwu Utara Marhani Katma mengatakan, kondisi pelayanan kesehatan di Puskesmas Seko Barat dengan jarak sekitar 30 kilometer dari ibu kota Kabupaten Masamba.

Meski berjarak 30 kilometer, waktu yang ditempuh untuk sampai di Masamba antara 5–6 jam dengan menggunakan kendaraan ojek.

Tujuan utama dibangunnya Puskesmas Seko Barat di Kecamatan Seko adalah untuk mendekatkan akses pelayanan kesehatan ke masyarakat.

Bidan

Puskesmas Seko Barat sejauh ini telah melakukan pelayanan kesehatan dengan baik sampai terjadinya peristiwa tersebut.

“Puskesmas Seko Barat telah dilengkapi dengan sumber daya manusia untuk menunjang proses pelayanan kesehatan di sana,” kata Marhani dalam keterangan persnya, Jumat (24/3/2023).

Menurut Marhani, alat kesehatan yang digunakan di Puskesmas Seko adalah alat kesehatan yang sudah sesuai standar pelayanan dasar.

“Alat kesehatan juga sesuai standar pelayanan dasar di puskesmas serta menggunakan bahan medis habis pakai dalam setiap pelayanan kesehatan. Juga telah tersedia kebijakan seperti standar operasional prosedur (SOP) serta kebijakan-kebijakan lainnya,” ucap Marhani.

Soal kasus meninggalnya  Eva Yuliani bersama bayi yang dikandungnya, Marhani mengatakan bahwa tenaga kesehatan yang menangani pasien di Puskesmas Seko Barat telah melakukan tindakan sesuai SOP yang ada.

“Terkait kematian Ny. Evy, telah dilakukan tindakan di rumah sakit dengan diagnosis akhir CPD + partus lama + sepsis. Kami dapat katakan, segala prosedural pelayanan telah dilaksanakan mulai dari rumah pasien. Bidan juga telah melakukan tindakan sesuai SOP,” ujar Marhani.

Ia mengungkapkan bahwa pada saat pasien dirujuk, bidan Puskesmas juga tetap mendampingi pasien sampai di RSUD.

“Ambulans Puskesmas Rongkong yang menjemput pasien langsung pada titik roda empat dapat beroperasi dan merujuknya sampai ke RSUD,” tutur Marhani.

Marhani menjelaskan bahwa pihaknya dalam hal ini Pemda Luwu Utara, juga telah menyiapkan Rumah Tunggu Kelahiran (RTK) di tiga kecamatan terpencil, yaitu Kecamatan Seko, Rampi dan Rongkong, serta satu RTK di kabupaten, sebagai upaya mendekatkan pasien ke fasilitas kesehatan.

“RTK ini bertujuan membantu masyarakat mendekatkan akses ke fasilitas kesehatan dan dapat dipantau langsung oleh tenaga kesehatan setiap saat,” terang Marhani.

Bukan pertama kali

Sebelumnya diberitakan, seorang ibu bernama Eva Yuliana, warga Dusun Pokappaang, Desa Tanamakaleang, Kecamatan Seko, Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan (Sulsel), meninggal dunia usai melahirkan bayinya di RSUD Andi Djemma Masamba. Eva diduga meninggal karena terlalu lama ditandu saat menuju rumah sakit. 

“Dia meninggal dunia setelah menjalani perawatan medis di RSUD Andi Djemma Masamba,” kata salah seorang warga Seko, Amsal, saat dikonfirmasi, Selasa (21/3/2023).

Amsal mengatakan, peristiwa itu terjadi pada Sabtu (18/3/2023). Saat itu Eva Yuliani ingin melahirkan secara normal di kampungnya. Namun, fasilitas pelayanan kesehatan di desa tersebut sangat minim. Akhirnya, keluarga dan masyarakat setempat memutuskan untuk membawa Eva Yuliana ke rumah sakit yang ada di Kota Masamba.

Menurut dia, perjalanan korban untuk sampai kerumah sakit cukup dramatis.

“Jam 07.00 Wita, korban ditandu oleh warga dari Kecamatan Seko menuju ke Kecamatan Rongkong. Setibanya di Rongkong sekitar pukul 23.00 Wita malam, korban pun langsung dirujuk mengunakan mobil ambulans ke rumah RSUD Andi Djemma Masamba," katanya.

"Minggu (19/3/2023) sekitar pukul 03.00 Wita dini hari, korbanpun tiba di RSUD Andi Djemma Masamba, kemudian jam 08.00 Wita pagi korban menjalani operasi sesar,” lanjutnya. 

Lanjut Amsal, kondisi korban usai operasi sempat memberikan membaik. Namun, tak berselang lama korban meninggal dunia dan disusul anak yang baru dilahirkannya.

“Pada pukul 03.00 Wita dini hari Eva Yuliani meninggal dunia. Berselang dua jam kemudian menyusul anaknya meninggal dunia,” ujar Amsal.

Korban dan anaknya pun dibawa pulang ke kampung untuk dimakamkan. Puluhan warga menanti di ujung jalan beraspal untuk kembali menandu jenazah korban dan bayinya.

“Korban dibawa pulang ke kampung. Setelah melewati jalan yang cukup bagus yaitu Rongkong, korban kembali ditandu beramai-ramai oleh warga menuju ke rumah duka di Desa Tanamakaleang, Kecamatan Seko,” tutur Amsal.

Menurut Amsal, peristiwa tersebut bukan pertama kali terjadi di masyarakat adat Seko. Kejadian serupa sudah terjadi berulang kali. Warga memang harus ditandu untuk menuju ibu kota Luwu Utara karena kondisi jalan tidak memadai.

“Akibat kondisi badan jalan yang tidak memungkinkan dilalui alat transportasi darat sehingga masyarakat memilih berjalan kaki mengantar korban menuju rumah sakit yang ada di Kota Masamba dengan jarak sekitar 150 kilometer dari Kecamatan Seko,” ucap Amsal.

Dia pun meminta Dinas Kesehatan Luwu Utara untuk memprioritaskan daerah terpencil terkait penyediaan fasilitas kesehatan.

“Karena Kecamatan Seko merupakan daerah yang terpencil mengakibatkan masyarakat sulit mendapatkan pelayanan dan fasilitas kesehatan serta akses jalan yang baik untuk menuju rumah sakit," ungkapnya.

"Untuk itu, Dinas Kesehatan Luwu Utara agar betul-betul bekerja dan memprioritaskan daerah terpencil guna mendapatkan pelayanan kesehatan yang bermutu tinggi, sebagaimana Permenkes No. 90 Tahun 2015 tentang penyelenggaraan pelayanan kesehatan terpencil dan sangat terpencil,” pungkasnya.

 

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Imbas Letusan Gunung Ruang, 4.278 Warga Dievakuasi Keluar dari Pulau Tagulandang

Imbas Letusan Gunung Ruang, 4.278 Warga Dievakuasi Keluar dari Pulau Tagulandang

Makassar
Disiapkan Tempat Pengungsian, Korban Erupsi Gunung Ruang Memilih Tinggal di Rumah Kerabat

Disiapkan Tempat Pengungsian, Korban Erupsi Gunung Ruang Memilih Tinggal di Rumah Kerabat

Makassar
Polisi Bubarkan Demo Hardiknas di Makassar, Mahasiswa Kocar-kacir hingga Pura-pura Beli Bakso

Polisi Bubarkan Demo Hardiknas di Makassar, Mahasiswa Kocar-kacir hingga Pura-pura Beli Bakso

Makassar
Penutupan Bandara Sam Ratulangi Manado Diperpanjang hingga Jumat 3 Mei 2024

Penutupan Bandara Sam Ratulangi Manado Diperpanjang hingga Jumat 3 Mei 2024

Makassar
4 Lokasi Nobar Timnas Indonesia Vs Irak di Makassar, Gratis Kuliner

4 Lokasi Nobar Timnas Indonesia Vs Irak di Makassar, Gratis Kuliner

Makassar
Demo Hardiknas di Makassar Nyaris Ricuh, Sesama Mahasiswa Saling Kejar Dipicu Geber Motor

Demo Hardiknas di Makassar Nyaris Ricuh, Sesama Mahasiswa Saling Kejar Dipicu Geber Motor

Makassar
Segera Disidang DKPP, KPU Maros Ungkap Alasan Tak Gelar PSU di Dua TPS

Segera Disidang DKPP, KPU Maros Ungkap Alasan Tak Gelar PSU di Dua TPS

Makassar
20.222 Peserta Ikut UTBK 2024 di Unhas, Kampus Antisipasi Joki dan Mahasiswa Titipan

20.222 Peserta Ikut UTBK 2024 di Unhas, Kampus Antisipasi Joki dan Mahasiswa Titipan

Makassar
Bersih dari Abu Vulkanik Gunung Ruang, Bandara Djalaluddin Gorontalo Dibuka Lagi

Bersih dari Abu Vulkanik Gunung Ruang, Bandara Djalaluddin Gorontalo Dibuka Lagi

Makassar
Bandara Sam Ratulangi Manado Masih Ditutup hingga Pukul 18.00 Wita

Bandara Sam Ratulangi Manado Masih Ditutup hingga Pukul 18.00 Wita

Makassar
Kapal Kargo Terbakar dan Terdampar di Pulau Binongko Wakatobi

Kapal Kargo Terbakar dan Terdampar di Pulau Binongko Wakatobi

Makassar
Edarkan Obat Daftar G Tanpa Izin, Buruh Bangunan di Luwu Utara Ditangkap

Edarkan Obat Daftar G Tanpa Izin, Buruh Bangunan di Luwu Utara Ditangkap

Makassar
Tanggul Sungai Rongkong Jebol, Desa di Luwu Utara Ini Sudah 8 Hari Terendam Banjir

Tanggul Sungai Rongkong Jebol, Desa di Luwu Utara Ini Sudah 8 Hari Terendam Banjir

Makassar
Prakiraan Cuaca Makassar Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Makassar Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Makassar
Demo May Day di Makassar Ricuh, Polisi Amankan 5 Orang

Demo May Day di Makassar Ricuh, Polisi Amankan 5 Orang

Makassar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com