Dilansir dari laman djkn.kemenkeu.go.id, bagian depan Benteng Marlborough berbentuk kepala dan empat bangunan menyerupai kaki di sisi-sisi lain.
Selain itu, terdapat sebuah jembatan yang sangat unik dengan berbentuk layaknya sebuah ekor yang bisa dilepas pasang menggunakan pengungkitnya untuk mengantisipasi serangan musuh.
Sehingga memasuki benteng ini pada masa lalu, seseorang harus terlebih dahulu melewati bagian revaline (kepala kura-kura) yang dihubungkan dengan jembatan tersebut.
Di sekeliling Benteng Marlborough dikelilingi parit yang penuh jebakan dengan lebar dua meter dan kedalaman 2-3 meter.
Fungsi utama Benteng Marlborough pada masa lalu adalah sebagai benteng pertahanan Inggris.
Namun kemudian fungsinya berkembang menjadi pusat kantor dagang Inggris (East India Company) di pantai Barat Sumatera.
Benteng Marlborough juga dilengkapi sejumlah kamar yang berfungsi sebagai gudang penyimpanan lada dan cengkeh, ruang tahanan, gudang senjata, logistik dan kantor.
Dilansir dari Kompas.com, saat wilayah Bengkulu dikuasai Belanda melalui Traktat London 1824, Benteng Marlborough tidak lagi difungsikan sebagai benteng pertahanan.
Hingga tahun 1942, Benteng Marlborough dijadikan sebagai markas Polisi Belanda hingga wilayah itu direbut oleh Jepang.
Bahkan Presiden Pertama RI Soekarno kabarnya sempat ditahan pada salah satu ruangan Benteng Marlborough ketika ia dibuang Belanda ke Bengkulu.
Selanjutnya di masa pendudukan Jepang, benteng ini digunakan sebagai basis pertahanan.
Saat ini Benteng Marlborough ditetapkan menjadi cagar budaya nasional berdasarkan No SK : KM.10/PW.007/MKP/2004, dan dimanfaatkan sebagai objek wisata sejarah di Kota Bengkulu.
Sumber:
pariwisata.bengkuluprov.go.id
kebudayaan.kemdikbud.go.id
djkn.kemenkeu.go.id
regional.kompas.com (Penulis : William Ciputra)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.