Ia pun menyayangkan pihak yang mengambil gambar tanpa izin.
Menurutnya, apabila ajaran dalam yayasannya ada kesalahan, seharusnya diberi bimbingan, bukan malah menyalahkan. Apalagi menggiring opini yang merugikan.
"Apabila saya sesat seharusnya dibimbing, kalau melihat yang salah, bukan menyalahkan, memperbaiki yang salah bukan dengan cara yang salah," kata dia.
Baca juga: Istri Terduga Teroris di Bengkulu Mengaku Koleksi Buku untuk Meneliti Aliran Sesat
"Apalagi mengambil gambar tanpa izin, memposting di media sosial, meletakkan kata-kata sesat itu bagaimana," bebernya.
Abu merasa dirugikan dengan tudingan aliran tersebut yang telah tersebar luas di media sosial.
Apalagi, menurut pengakuannya, yayasan yang dipimpinnya itu sudah memiliki surat dari Kemenkumham.
"Yayasan kami memiliki surat keputusan Kemenkumham, jadi bukan bodong. Kalau memang kami ini sesat seharunya diadakan pembinaan, bagaimana yang di luar sana yang lebih sesat lagi," kata dia.
Baca juga: Diduga Pengikut Aliran Sesat, Ratusan Jemaah Diminta Angkat Kaki dari Cijawura Bandung
"Kenapa itu tidak dibimbing atau dikasih pembinaan," terangnya.
Abu pun membantah segala tudingan yang menyebut yayasan tersebut melarang makan daging dan ikan, serta tidak menganjurkan shalat.
"Itu tidak benar sama sekali. Mana buktinya itu saya mengatakan sedemikian. Itukan tuduhan yang tidak berdasar, tidak valid. Berbicara itukan harus ada datanya," jelasnya.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Aliran Sesat di Gowa, Larang Pengikut Shalat, Pimpinan Yayasan Klaim Kantongi Surat dari Kemenkumham
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.