Penulis
Patung-patung itu kemudian berubah menjadi wujud manusia yang hidup dan menari-nari mengikuti irama tabuhan tifa dengan kedua kaki agak terbuka dan kedua lutut bergerak-gerak ke kiri dan ke kanan.
Suku Dani juga menjadi salah satu suku terbesar di Papua yang mendiami daerah pegunungan.
Baharinawati W. Hastanti dalam jurnalnya yang berjudul Kondisi Lingkungan dan Karakteristik Sosial Budaya untuk Pengelolaan Daerah Aliran Sungai menyebut bahwa Suku Dani merupakan suku tertua yang mendiami Lembah Baliem.
Keunikan Suku Dani tah hanya dari rumah adatnya yang diberi nama Honai.
Melansir Kompas.com, salah satu tradisi Suku Dani adalah niki paleg atau memotong jari sebagai ungkapan duka cita.
Pemotongan jari dilakukan jika ada anggota keluarga terdekat yang meninggal.
Selain sebagai ungkapan duka cita, hal ini juga dilakukan untuk mencegah malapetaka yang dapat menimpa anggota keluarga lainnya.
Rumah pohon yang dihuni Suku Korowai.Suku Korowai dikenal sebagai suku yang tinggal di sebuah rumah-rumah pohon.
Tinggi rumah pohon yang dihuni Suku Korowai bisa mencapai 15-50 meter di atas permukaan tanah.
Melansir laman aceh.tribunnews.com, Suku Korowai juga dikenal dengan cerita tentang praktik kanibalisme.
Paul Raffaele yang melakukan ekspedisi ke dalam hutan Papua pada 2006 menulis bahwa Suku Korowai membunuh dan memakan para khakhua.
Khakhua adalah sebutan penyihir yang mengambil bentuk laki-laki dan menyebabkan kematian misterius.
Hal ini karena Suku Korowai tidak mengenal virus dan kuman sehingga menganggap jika seseorang meninggal secara misterius maka khakhua adalah penyebabnya.