Setelah Islam menjadi agama resmi kerajaan, penyebaran ajaran Islam di wilayah Kutai menjadi sangat cepat.
Baca juga: Kerajaan Kutai Kartanegara: Sejarah, Raja-raja, dan Peninggalan
Setelah Aji Raja Mahkota Mulia Alam meninggal, penyebaran Islam dilanjutkan oleh raja berikutnya yang bernama Raja Aji Dilanggar.
Meski sudah berstatus sebagai kesultanan Islam, namun nama dan gelar raja masih menggunakan unsur lama.
Baru pada tahun 1735, Sultan Aji Muhammad Idris naik tahta dan menjadi raja pertama yang menggunakan nama bernada Islam.
3. Menaklukkan Kutai Martadipura
Pada tahun 1634, Kesultanan Kutai Kartanegara melakukan ekspansi dengan menaklukkan Kerajaan Kutai Martadipura.
Saat itu, Kutai Martadipura sedang diperintah oleh Maharaja Dharma Setia.
Kekalahan dalam serangan ini sekaligus mengakhiri perjalanan panjang kerajaan Hindu tertua di Nusantara.
Sebaliknya, Kutai Kartanegara saat melakukan penaklukan itu dipimpin oleh Raja Aji Pangeran Sinum Aji,
Raja Aji Pangeran lantas menggabungkan dua kerajaan ini menjadi satu, dengan nama Kesultanan Kutai Kertanegara ing Martadipura.
4. Diperintah 22 Orang Raja
Kerajaan Kutai Kartanegara sepanjang sejarahnya diperintah oleh 22 orang raja dan sultan.
Berikut daftar raja-raja Kutai Kartanegara:
4. Tiga Kali Berpindah Ibu Kota
Kerajaan Kutai Kartanegara tercatat pernah tiga kali berpindah ibu kota atau pusat pemerintahan.
Awalnya, ibu kota Kerajaan Kutai Kartanegara berada di Kutai Lama, sebagai tempat pertama kali kerajaan ini didirikan.
Namun pada tahun 1732, tepatnya pada masa pemerintahan Pangeran Aji Dipati Tua, ibu kota kerajaan dipindah lebih ke hulu Sungai Mahakam.
Sejak saat itu, ibu kota Kerajaan Kutai Kartanegara berada di Pemarangan (Jembayan).