Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sempat Sesak Napas, Kondisi Pasien Pertama Omicron di Sulsel Membaik

Kompas.com, 24 Januari 2022, 12:40 WIB

Hendra Cipto,

Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

Hendra Cipto

Penulis

Teuku Muhammad Valdy Arief

Editor

Lihat Foto

Ilustrasi Covid-19 varian omicron. Omicron terdeteksi di Indonesia(Shutterstock/angellodeco)

Sebelumnya telah diberitakan, satu kasus Covid-19 varian omicron pertama masuk Sulawesi Selatan (Sulsel).

Kasus pertama penyebaran omicron ini diketahui, setelah Dinas Kesehatan Provinsi Sulsel menerima hasil pemeriksaan whole genome sequencing (WGS) dari PHEOC dan Litbangkes, Jakarta pada 20 Januari 2022.

Sebelum terpapar varian Omicron, pasien ini sempat dari Provinsi Maluku bekerja di perusahaan ikan atau telur ikan di Dobo, Kepulauan Aru.

Selain positif Covid-19, dia juga memiliki penyakit penyerta (komorbid).

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang

Halaman:

Show All

Lihat Regional Selengkapnya

Pilihan Untukmu

Terkini Lainnya

Modus Penyelundupan Obat-obatan Daftar G Asal Surabaya ke Makassar

Makassar

12/12/2025, 13:58 WIB

2.486 Pekerja Menganggur, PHK di Sulsel Nomor 6 Se-Indonesia: Industri Nikel Lesu?

Makassar

12/12/2025, 12:36 WIB

Kejati Sulsel Selamatkan Kerugian Negara Rp 36,6 Miliar dari Kasus Korupsi Sepanjang 2025

Makassar

09/12/2025, 18:58 WIB

Menhan Sjafrie Ungkap 80 Persen Timah Indonesia Dibawa ke Luar Negeri Tanpa Pajak

Makassar

09/12/2025, 17:00 WIB

Culik Dan Cabuli Bocah 10 Tahun, Residivis Di Gowa Ditembak Polisi

Makassar

09/12/2025, 15:59 WIB

Menhan Sjafrie Soroti Bencana Sumatera-Aceh: Hutan Lindung Tak Dijaga, Perlu Militer Kuat

Makassar

09/12/2025, 14:08 WIB

Skandal Perselingkuhan Pejabat DPRD di Sulsel Mencuat dari Video Mantan Suami, PKB dan BK Bergerak

Makassar

09/12/2025, 13:18 WIB

Realisasi Investasi Makassar Triwulan III 2025 Capai Rp 4 Triliun

Makassar

05/12/2025, 21:38 WIB

Inggris Bantu Makassar Rancang Stadion hingga Integrasi Transportasi

Makassar

05/12/2025, 20:28 WIB

Sengketa Lahan 16 Hektar di Makassar Memanas, PT Hadji Kalla Siapkan Laporan Pemalsuan Dokumen

Makassar

05/12/2025, 14:38 WIB

GMTD Gugat PT Hadji Kalla Imbas Konflik Lahan, Sidang Perdana Dijadwalkan 9 Desember

Makassar

05/12/2025, 05:11 WIB

Viral Pria di Gowa Diseret Rombongan Pemotor, Diduga Pelaku Pemerkosaan

Makassar

04/12/2025, 10:25 WIB

Sekda Sulsel Ingatkan Kepala Sekolah: Jika Tak Mampu Jadi Manajer Talenta Global, Kembali Jadi Guru

Makassar

04/12/2025, 05:11 WIB

2 Nelayan Tersambar Petir di Perairan Makassar, Satu Tewas, Satu Kritis

Makassar

03/12/2025, 21:06 WIB

Polemik PBNU, Cak Imin: Kelakuan PBNU Kecewakan Masyarakat NU

Makassar

03/12/2025, 16:55 WIB

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat

Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gubernur Mualem Larang Pengambilan Kayu Banjir Bandang di Aceh, Ada Apa?

554.000 Hektar Sawah Jadi Permukiman dan Kawasan Industri, Nusron: Kasihan Pak Presiden

Warga Takengon Aceh Mulai Kehabisan Beras: Kami Tak Tahu Cari ke Mana

Kadis ESDM Kalteng Jadi Tersangka Kasus Korupsi Tambang Zirkon, Rugikan Negara Rp 1,3 Triliun

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mungkin Anda melewatkan ini

2 Tahun Dipasung, ODGJ di Blitar Bacok Kakak Saat Akan Dibawa Kembali ke RSJ

Jembatan Bambu Ambruk, Warga dan Polisi Tercebur ke Sungai Saat Evakuasi Jasad Tanpa Identitas

Puluhan Korban Keracunan Massal di Tasikmalaya Sudah Sembuh, Tersisa 2 Orang Jalani Perawatan

Akan Dihapus Tahun Depan, Tenaga Honorer di Kota Batu Mulai Khawatir

Ajak Warga Sudahi Perdebatan IKN, Gubernur Kaltim: Ngabisi Baterai Saja Kita Menyoalkan Ini

Close Ads

Penghargaan dan sertifikat:

Dapatkan informasi dan insight pilihan redaksi Kompas.com

Daftarkan Email

Kanal

Network

Apresiasi Spesial

Syarat dan ketentuan

Definisi
- Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
- Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
Penggunaan kontribusi
- Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
- KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
Pesan & Komentar
- Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
- Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
- Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
Hak & Batasan
- Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
- Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
- KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
Privasi & Data
- Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
- Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
Pernyataan
- Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
Batasan tanggung jawab
- KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
- Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com